Title: Isn’t Love Story Chapter 14 : Fight
Vartstory Present
Main Character:
Kim Jongin | Jung Jihyun | Park Hyunji | Oh Sehun
Supporting Character:
Yook Sungjae | Park Soo Young/ Joy | Yoon Hyena | Jackson Wang | Do Kyungsoo | Kang Ahra
Genre:
Romance | Friendship | School
Leght:
Chaptered
Teaser + Cast Introduction | Chapter 1 | Chapter 2 | Chapter 3 | Chapter 4 | Chapter 5 | Chapter 6 | Chapter 7 | Chapter 8 | Chapter 9 | Chapter 10 | Chapter 11 | Chapter 12 | Chapter 13
Jihyun bermimpi, dirinya berada di suatu taman yang sangat indah dengan matahari yang bersinar terik. Saat Jihyun memutar tubuhnya, ada seorang pria yang menghalanginya. Jihyun tidak bisa melihat jelas wajah pria itu, karena sinar matahari yang sangat menyilaukan matanya. Jihyun terkesiap ketika tiba-tiba saja ada sesuatu yang kenyal mendarat di bibirnya. Dan yang Jihyun tau, pria itu tengah menciumnya.
Jihyun mengerjapkan matanya saat mentari pagi menelusup melalui celah-celah matanya. Jihyun terdiam sejenak sampai akhirnya menyadari kalau dirinya tidak sedang berada di rumahnya. Jihyun kembali tercengang saat dilihatnya Ahra tengah berjalan kearahnya. Jihyun yakin ini bukanlah rumah Ahra, karena Jihyun sudah pernah bermalam dirumah gadis itu.
Sekelebat memori bak kaset kusut terus berputar dikepalanya mengenai kejadian semalam. Jihyun ingat kalau semalam dirinya berada di pesta ulang tahun Hyunji. Dan memori terakhir yang benar-benar jelas diingatannya adalah saat dirinya meminum minuman yang diberikan Jackson.
“Kau sudah bangun ternyata.” Ahra tersenyum lalu langsung merebahkan tubuhnya di kasur tepat di samping Jihyun.
“Apa yang terjadi? Dan kenapa kau bisa ada disini?”
“Kau tidak ingat? Semalam kau mabuk Ji.”
Jihyun terdiam dan kembali mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi semalam, tapi nihil. Jihyun lalu mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, dan akhirnya gadis itu sadar dimana dirinya berada saat ini. Penthouse Oh Sehun, walaupun bukan kamar yang sama yang ditempatinya, tapi Jihyun hafal bagaimana interior yang mendominasi penthouse pria itu. Dan lagi pesta semalam juga diadakan di Royal Hotel, jadi Jihyun benar-benar yakin kalau pria itu lagi-lagi membawanya ke penthousenya.
Jihyun memegang kepalanya yang terasa pusing, lalu tiba-tiba gadis itu merasa sangat mual dan berlari menuju kamar mandi. Ahra yang berada di luar kamar mandi merasa khawatir dan terus mengetuk pintu kamar mandi, berharap Jihyun membukakan untuknya. Namun Jihyun terlalu sibuk memuntahkan isi perutnya.
Sehun yang baru keluar dari kamarnya, tidak sengaja mendengar suara Ahra. Pria itu pun masuk ke kamar yang ditempati kedua gadis itu yang kebetulan tidak tertutup rapat.
“Ada apa?” Sehun memposisikan dirinya di samping Ahra, tepat di depan kamar mandi. Tapi sebelum Ahra menjawab, Sehun sudah paham apa yang terjadi dari apa yang di dengarnya dari kamar mandi.
“Katakan padanya untuk turun ke ruang makan, aku sudah menyiapkan sup pereda mabuk untuknya.” Sehun lalu berjalan meninggalkan kamar dan turun menuju ruang makan. Di meja sudah tertata rapi beraneka ragam makanan, tadi pagi Sehun sempat menculik chef restorannya dan membawanya ke penthouse untuk memasakkan makanan untuknya dan juga yang lain.
45 menit kemudian mereka semua sudah berkumpul di meja makan termasuk Ahra, Jihyun dan juga Jackson yang memang sengaja menginap di penthouse Sehun. Sebenarnya semalam Sehun sudah mengusir pria itu, tapi Jackson terus saja merengek dan mengatakan dirinya akan ditangkap polisi jika kedapatan menyetir dengan adanya kadar alkohol di tubuhnya, padahal Jackson tidak sampai mabuk. Karena Sehun tau, jika hanya meminum 1-3 gelas wine bahkan 5 gelas tidak akan membuat pria itu mabuk dengan mudah.
Suasana sarapan kali ini benar-benar hening, Jackson yang tidak terbiasa dengan keheningan terus menerus berulah. Mulai dari memukul-mukul meja hingga menendang kaki Ahra yang tengah duduk di hadapannya.
“Bagaimana keadaanmu?” Sehun akhirnya mengeluarkan suaranya memecah keheningan. Sehun sendiri masih diliputi kecanggungan akibat Jihyun yang tiba-tiba menciumnya semalam. Walaupun secara teknis itu hanyalah ketidaksengajaan tapi tetap saja hal itu berdampak besar bagi seorang Oh Sehun.
“Sudah lebih baik.” Jihyun menjawab dengan enteng, sama sekali tidak ada kesan canggung pada kalimat yang dilontarkannya. Berbanding terbalik dengan pria yang tengah duduk dihadapannya ini.
Setelah percakapan singkat itu, suasana kembali hening sampai mereka semua membubarkan diri dari meja makan. Sampai pada akhirnya Jihyun dan Ahra berpamitan pada Sehun untuk kembali ke rumah mereka.
“Tunggu disini, aku akan mengantar kalian.” Ucap Sehun dan berlalu begitu saja meninggalkan kedua gadis itu.
Sehun kembali menghampiri kedua gadis itu bersama dengan Jackson. Jackson tersenyum cerah ke arah Ahra. Entah apa yang dipikirkan pria itu, tapi Ahra sungguh muak melihat senyuman bodoh yang diperlihatkan Jackson.
“Aku akan mengantarmu.” Tanpa aba-aba, Jackson langsung merangkul Ahra dan membawa gadis itu meninggalkan Sehun dan juga Jihyun. Jackson bahkan tidak peduli pada Ahra yang tengah memakinya saat ini.
“Yaa lepaskan aku.” Ahra berusaha melepaskan lengan Jackson pada pundaknya, namun kekuatannya tidak sebanding dengan kekuatan Jackson.
“Bisakah kau diam, aku juga tidak akan merangkulmu seperti ini kalau tidak demi Sehun. Kau tau, kedua manusia itu harus memiliki waktu berdua tanpa ada seorang pun yang mengganggu termasuk kau. Jadi kau diam saja dan ikuti aku, aku akan mengantarmu sampai rumah dengan selamat.” Mendengar pernyataan Jackson, entah kenapa Ahra malah menyetujuinya. Ahra pikir tidak ada salahnya kalau Jihyun bersama dengan Sehun, Kai ataupun Sehun bagi Ahra tidak masalah selama mereka berdua tampan, kaya raya baik kepada Jihyun, dirinya sebagai sahabat sejati Jihyun pasti akan setuju.
Di sisi lain, perjalanan Sehun dan Jihyun diliputi keheningan dan lagi-lagi itu semua karena kecanggungan Sehun. Pria itu terus berkutat pada pikirannya tentang apakah Jihyun mengingat kejadian semalam atau tidak. Dan apakah kejadian semalam adalah hal pertama untuk gadis itu.
“Soal kejadian semalam.” Akhirnya Sehun mengeluarkan suaranya, dan berusaha untuk menghilangkan kecanggungannya dan tetap fokus pada jalanan yang berada di depannya.
“Ah soal semalam, apapun yang ku lakukan dan ku katakan lebih baik lupakan saja. Semalam pertama kali aku mabuk, dan aku yakin pasti aku melakukan hal-hal aneh.”
Sehun menghembuskan nafas berat, “Baiklah.” Ternyata gadis itu sama sekali tidak mengingat kejadian semalam. Bagaimana bisa hanya dia yang canggung seperti ini tapi gadis itu sama sekali tidak merasakan apa-apa, sungguh tidak adil pikirnya.
Sehun menghentikan mobilnya di tempat biasa dirinya menuruni Jihyun. Sebelum turun dari mobilnya, Sehun menyadari seseorang telah menunggu kedatangan mereka. Sehun menatap pria yang tengah berdiri tidak jauh dari mobilnya dengan tatapan tajam. Jihyun mengikuti arah pandangan Sehun, dan cukup terkejut melihat kehadiran Kai. Mereka berdua pun turun dari mobil, namun Sehun justru menggenggam tangan Jihyun dan menarik Jihyun untuk berdiri di belakangnya. Kai yang melihat itu langsung menarik lengan Jihyun yang satunya dan Sehun tentu saja tidak mau melepaskan Jihyun begitu saja.
“Lepaskan tangannya sekarang juga.” Ucap Kai dengan nada dingin, sungguh Kai benar-benar kesal saat ini. Semalaman dirinya menunggu Jihyun pulang, namun Jihyun tidak kunjung muncul. Dan sekarang dirinya malah melihat Jihyun turun dari mobil bersama dengan Sehun, Kai yang tidak bodoh pun bisa menebak kalau mereka berdua menghabiskan waktu semalaman.
Sehun tidak bergeming di tempatnya dan tetap mengenggam tangan Jihyun dengan erat, “Bukankah seharusnya kau yang melepaskan tangannya? Aku yang mengantarnya dan itu artinya dia menjadi tanggung jawabku hingga dia masuk ke dalam rumahnya.”
Kai berdecih dan menatap remeh Sehun, “Bisakah kau mengakhiri semuanya sekarang Oh Sehun? Aku tau, kau mendekatinya hanya karena aku menyukainya. Dan kau berusaha membuatnya tertarik padamu agar aku merasakan sakit hati yang dulu kau rasakan. Tapi sepertinya itu tidak akan bisa kau lakukan, dan sekarang lebih baik kau hentikan semuanya.”
Sehun mengeluarkan tawanya saat mendengar ucapan Kai tersebut, “Jadi kau kira aku mendekatinya karena semua itu? Wah aku tidak menyangka pikiranmu picik sekali Kim Jongin. Ya ku akui awalnya aku memang mendekatinya karena hal itu, tapi tidak dengan saat ini. Kau tau apa artinya?”
Sehun menghentikan kata-katanya sejenak dan menatap Jihyun dengan dalam, “Kita, kau dan aku tertarik pada gadis yang sama untuk kedua kalinya. Dan aku tidak akan membiarkan kau merebut gadisku untuk kedua kalinya.”
Untuk kedua kalinya Jihyun dibuat terkejut atas pernyataan yang dibuat Sehun. Jihyun sendiri masih bingung bagaimana mencerna kejadian dihadapannya ini. Apakah perasaan Sehun dengannya benar tulus atau justru perkataan Kai yang benar. Kalau memang yang dikatakan Kai benar, Jihyun hanya perlu menghindari pria itu tapi jika pernyataan Sehun yang benar, Jihyun tidak tau lagi bagaimana harus bersikap diantara kedua pria ini. Karena Jihyun tau, apapun yang dilakukannya pada salah satu pria dihadapannya ini akan berujung pada pertengkaran keduanya.
“Berhenti membual jika kau tidak ingin masuk ke perangkapmu sendiri.” Kai lalu menghempaskan dengan kasar genggaman Sehun pada tangan Jihyun dan membawa Jihyun berjalan meninggalkan Sehun.
Sehun yang tidak terima kembali menarik lengan Jihyun, “Jung Jihyun, kau lupa dengan siapa tadi kau pergi?” Jihyun menatap Sehun dan Kai secara bergantian, sulit untuknya memilih salah satu diantara pria ini. Namun saat melihat Kai yang begitu kusut dan pakaiannya yang masih sama seperti pesta semalam, Jihyun memantapkan dirinya untuk memilih Kai.
“Maaf Sehun.” Ucapnya penuh dengan penyesalan, sungguh Jihyun tidak ingin menyakiti siapapun saat ini terlebih membuat hubungan Sehun dan Kai semakin memanas.
Mendengar permintaan maaf Jihyun, genggamannya pada lengan Jihyun terlepas begitu saja. Sedangkan Kai tersenyum penuh kemenangan dan membawa Jihyun ke dalam mobilnya meninggalkan Sehun yang masih diliputi kekesalan yang luar biasa. Di dalam mobilnya, Sehun beberapa kali memukul stir mobilnya dan mengeluarkan makian yang tentunya ditujukan untuk Kai.
“Tidak, aku tidak boleh kalah darinya lagi. Jung Jihyun, dia harus menjadi milikku.” Ucapnya lalu Sehun melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh, bahkan dirinya tidak peduli akan lampu lalu lintas yang menunjukkan tanda berhenti. Polisi yang ingin memberhentikannya pun tidak bisa berbuat banyak karena kecepatan mobil Sehun yang sulit untuk dikejar oleh mobil standar yang seperti dimiliki para polisi.
Di tempat lain, Kai menepikan mobilnya di sisi sungai Han dan menatap Jihyun yang tengah menunduk dengan dalam. Tiba-tiba saja Kai menarik Jihyun ke dalam pelukannya, “Kau selalu saja membuatku khawatir nona Jung.”
Jihyun terpaku di tempatnya, sama sekali tak bisa membalas perlakukan Kai baik dengan kata-kata atau dengan memeluknya balik. Berada di pelukan Kai saat ini membuat Jihyun merasa nyaman sekaligus khawatir di saat yang bersamaan, entah apa yang dikhawatirkannya tapi yang gadis itu tahu pasti adalah posisinya saat ini adalah salah. Tidak seharusnya hubungannya dan Kai menjadi lebih dalam seperti ini.
Setelahnya, Kai mengantar Jihyun hingga sampai ke depan rumahnya namun sebelumnya Kai terlebih dahulu memarkirkan mobilnya beberapa blok sebelum rumah Jihyun. Kai lalu mengelus kepala Jihyun dan tersenyum hangat, sangat berbanding terbalik saat dirinya berhadapan dengan Hyunji.
“Istirahatlah, kau pasti lelah.”
Jihyun turut mengembangkan senyumnya kearah Kai, “Seharusnya aku yang mengatakan seperti itu. Semalaman kau tidak pulang, dan setelah ini kau harus pulang dan istirahat.”
Kai terkekeh kecil dan mencubit pipi gadis yang berada di hadapannya ini, “Baik nona muda, siap laksanakan.”
–
Keesokan harinya saat berada di sekolah, semuanya berjalan normal. Dan entah kenapa hal tersebut yang justru membuat Jihyun khawatir jika Sehun tengah merencanakan sesuatu. Tapi Jihyun berusaha berpikiran positif, kalau Sehun tidak mungkin mengganggunya seperti dulu-dulu lagi.
Jihyun tersenyum saat mendapati pesan dari Kai, bahwa pria itu tengah menunggunya di tempat biasa. Tentunya hal itu mengundang tanya dari Sungjae yang sejak tadi memperhatikan sahabatnya itu
“Ada yang aneh.” Ucap Sungjae, Jihyun pun dengan refleks meletakkan ponselnya dan menatap Sungjae dengan tanya. “Kau tersenyum sendiri, dan akhir-akhir ini setiap jam istirahat kau selalu menghilang. Apa lagi-lagi ini berhubungan dengan Kim Jongin?”
“Jadi sudah sejauh mana hubungan kalian?” Soo Young tiba-tiba saja masuk ke dalam percakapan mereka dan memposisikan dirinya di samping Sungjae, kekasihnya.
Jihyun tergagap menghadapi pertanyaan kedua orang dihadapannya ini, bagaimanapun hubungannya dengan Kai adalah sesuatu yang sulit dipublikasikan karena posisi Kai yang sudah bertunangan dengan Hyunji. Belum lagi posisi Kai sebagai pewaris Empire Grup dan juga incaran gadis-gadis, membuat posisinya semakin sulit.
“Hubungan kami…” Jihyun menghentikan kata-katanya sembari memegang tengkuknya, “Masih seperti dulu.”
Raut wajah yang diberikan Soo Young dan Sungjae mengisyaratkan ketidakpuasan, mereka tau kalau hubungan Jihyun dan Kai tidak lagi seperti dulu. Terutama Sungjae, pria itu tau betul kalau sahabatnya ini tengah di landa kasmaran.
“Yaa kau pikir aku bodoh? Kau dan Kai sering menghilang bersamaan saat jam istirahat, mana mungkin aku percaya kata-katamu kalau hubunganmu dan Kai masih seperti dulu. Jujur padaku, kau berkencan dengannya bukan?” Soo Young yang memang tipikal gadis penasaran, terus menerus mendesak Jihyun agar berkata jujur mengenai hubungannya dengan Kai yang notabene adalah mantan kekasihnya dulu.
“Jangan mendesaknya seperti itu Youngie. Mungkin Jihyun belum siap mengatakannya. Dan Ji, jika kau membutuhkan seseorang untuk bercerita, kau tau bukan harus mencariku kemana?” Sungjae tersenyum, lalu menarik mundur Soo Young dengan merangkulnya agar tidak terus menerus mendesak Jihyun. Sungjae percaya kalau Jihyun pasti akan bercerita padanya jika gadis itu sudah siap.
Pada jam istirahat semua siswa mengerumungi papan pengumuman yang berada di koridor utama. Jihyun yang baru keluar dari kelasnya bersama dengan Soo Young dan Sungjae, merasa tertarik begitu juga dengan Soo Young.
“Yaa minggir kalian.” Ucapan Soo Young yang bagai sihir, membuat kerumunan terbagi menjadi dua dan membiarkan Soo Young berjalan di tengah kerumunan tersebut.
Jihyun yang juga merasa penasaran, mendekati Soo Young dan melihat apa yang terpampang di papan pengumuman. Di papan terpampang jelas pengumuman liburan yang diadakan Empire, dan sepertinya liburan ini sudah biasa diadakan karena Soo Young hanya mengeluarkan reaksi tanpa minat sama sekali.
“Apa mereka tidak memiliki tujuan liburan lain selain di Korea?”
“Apa liburan seperti ini adalah kegiatan rutin?”
Soo Young menatap Jihyun sebentar, “Tentu saja, setiap tahun Empire selalu mengadakan 2 kali liburan bersama. Liburan menjelang musim panas dan juga liburan musim dingin. Ah tapi mereka selalu saja mengadakannya di Korea.”
Jihyun kembali menatap papan pengumuman dan melihat nominal yang tertera di kertas pengumuman tersebut.Untuk mengikuti liburan tersebut, para siswa harus membayar sebanyak3jt won. Jihyun hanya bisa menghela nafas saat membaca berapa nominal yang harus dibayarkan.
“Apa itu tidak terlalu mahal?” gumam Jihyun yang ternyata di dengar oleh Soo Young.
“Ya Tuhan mahal? Kau tahu itu sudah sangat murah, kau hanya membayar 3jt won dan kau bisa menikmati perjalanan ke Pulau Cheongsando menggunakan kapal pesiar, dan kau juga akan mendapatkan kamar serta fasilitas kelas satu. Dan lagi, Empire menyewa hampir sebagian besar pulau. Jadi wajar kalau kita harus mengeluarkan 3jt won.” Soo Young tiba-tiba menghentikan suaranya dan terdiam beberapa saat. Gadis itu tau telah salah bicara, mengatakan 3jt won adalah uang sedikit di depan Jihyun adalah hal yang salah. Untung saja Sungjae berada jauh dari mereka.
Suara dering ponsel membuyarkan pikiran Jihyun mengenai liburan tersebut, senyumnya kembali merekah saat mengetahui siapa yang mengirimkannya pesan. Kai, pria itu mengajaknya bertemu di tempat biasa. Jihyun pun buru-buru menghilang dari pandangan Soo Young dan Sungjae, gadis itu takut kalau kedua pasangan itu malah membuntutinya.
Tanpa Jihyun sadari, seseorang tengah mengawasinya dan mengikutinya diam-diam. Orang itu, Oh Sehun mengepalkan tangannya karena tau kemana arah tujuan Jihyun. Sebelumnya Sehun memang pernah melihat Jihyun dan Kai berjalan menuju rooftop bersama-sama, dan kali ini Sehun tidak bisa membiarkan mereka menghabiskan waktu berdua lagi.
Sehun lalu mengambil ponselnya yang berada di saku dan menghubungi seseorang, “Aku ada tugas untukmu.” Ucapnya dengan seseorang yang berada di seberang sana.
Disisi lain, Jihyun menerima pesan dari Kai. Pria itu mengatakan kalau dia akan terlambat karena harus mengurus sesuatu. Jihyun yang sudah beberapa langkah lagi menuju pintu rooftop, tetap melanjutkan langkahnya dan memutuskan untuk menunggu Kai diatas sana.
Jihyun menunggu Kai di sofa bekas yang menjadi tempat dimana Kai sering menghabiskan waktu untuk tidur diatasnya. Tidak berapa lama kemudian, Jihyun mendengar suara pintu terbuka. Gadis itu pun langsung bangkit dari duduknya dan tersenyum namun senyumnya hilang saat melihat siapa yang muncul dari balik pintu.
“Oh Sehun?” Jihyun cukup kaget karena kedatangan Sehun ke tempat ini. Karena Kai pernah bercerita kalau tidak pernah ada satu siswa pun yang pernah menginjakkan kakinya di rooftop kecuali dirinya dan Jihyun tentunya. Itu semua karena rooftop yang sudah beralih fungsi menjadi gudang, banyak barang yang tak terpakai, kotor dan berdebu diatas ini. Dan tentunya hal itu yang membuat semua siswa enggan menginjakkan kaki di tempat kotor seperti ini.
“Kenapa? Sepertinya kau kaget sekali melihatku? Apa aku bukan orang yang kau harapkan akan datang?” Sehun melangkahkan kakinya mendekati Jihyun, tidak sia-sia usahanya menyuruh orang untuk melakukan sesuatu pada mobil Kai.
Jihyun secara reflek, memundurkan langkahnya. Entah kenapa kali ini Sehun begitu menyeramkan, tatapan matanya begitu dingin dan sarat akan kebencian. Bahkan dulu saat Sehun masih sering mengganggunya, pria itu tidak pernah semenyeramkan ini.
“Apa yang kau lakukan disini?” Bukannya menjawab pertanyaan Sehun, Jihyun justru mengeluarkan pertanyaan balik kepada pria itu.
“Memangnya kenapa? Apa rooftop hanyalah milikmu dan Kai, begitu? Mengetahui kenyataan kalau kalian berdua selalu menghabiskan waktu bersama di tempat seperti ini membuatku benar-benar kesal.” Sehun terus melangkah mendekati Jihyun, “Sebenarnya apa yang kalian berdua lakukan disini huh?”
Jihyun sama sekali tak menjawab pertanyaan Sehun, dan Jihyun juga sama sekali tidak memiliki niat untuk membalas Sehun seperti yang biasa dia lakukan. Mungkin kali ini diam adalah pilihan terbaik. Gadis itu terus berjalan mundur, hingga dirinya terjatuh di sofa akibat kakinya tidak sengaja tersangkut kaki sofa.
Sehun yang melihat celah, langsung menahan kedua lengan Jihyun dan membungkukkan tubuhnya hingga kini tubuhnya tepat berada diatas Jihyun. Sehun menatap kedua manik gadis itu, sedangkan Jihyun kini tengah mati-matian berharap kalau Kai akan datang untuk menyelamatkannya. Sungguh dirinya benar-benar takut pada sosok Sehun yang sedang berada di hadapannya ini.
“Sehun lepaskan.” Jihyun berusaha melepaskan cengkraman Sehun, namun sia-sia karena tenaganya tidak sebanding dengan tenaga yang dimiliki Sehun.
Semakin Jihyun meronta, Sehun justru semakin mengeratkan cengkaramannya pada kedua tangan Jihyun, “Kenapa?” tanya Sehun dengan nada lemah, “Kenapa kau selalu berusaha menjauh dariku?!!” Sehun kembali bertanya dengan nada membentak, Jihyun pun tersentak akibat bentakan Sehun yang baru pertama kali diterimanya itu.
“Saat bersama pria itu kau selalu tersenyum, kau bahkan sama sekali tidak keberatan jika pria bodoh itu melakukan skinship padamu. Tapi kenapa saat bersamaku kau selalu menampilkan hal yang sebaliknya?!!”
Melihat Jihyun terus terdiam, Sehun semakin geram. Pria itu pun mendekati wajahnya ke arah wajah gadis itu, Jihyun yang tau apa yang akan dilakukan Sehun pun semakin keras meronta dan berusaha melepaskan dirinya dari pria itu.
Hanya tinggal beberapa centi lagi bibir mereka berdua bertemu, namun seseorang sudah terlebih dahulu datang. Orang itu yang tidak lain adalah Kai, langsung menarik mundur Sehun dan mendorong Sehun hingga terjatuh lalu meninju Sehun secara bertubi-tubi.
Kai menyesal telah mementingkan keadaan mobilnya daripada Jihyun. Tadi ada seorang siswa mengatakan padanya kalau ada seseorang yang melemparkan tanah basah kearah mobilnya dan membuat mobilnya menjadi sangat kotor. Dengan kesal Kai langsung menuju parkiran dan menemukan mobinya yang sudah tidak berwarna silver bersih lagi, mobilnya lebih terlihat seperti habis berada di kubangan lumpur. Kai yang tau jika ini adalah ulah Sehun, langsung kembali masuk ke dalam sekolah dan mencari pria itu. Saat bertanya pada beberapa siswa yang lewat, ada satu orang yang mengatakan jika dia melihat Sehun sedang berjalan menuju arah rooftop.
Kai terus melayangkan pukulannya kearah Sehun, namun anehnya Sehun sama sekali tidak memukulnya balik. Jihyun yang memang tidak bisa melihat kekerasan, langsung berlari kearah kedua pria itu. Dan berusaha melerai mereka, namun saat Jihyun hendak memegang lengan Kai. Pria itu malah menghempaskannya dan terus memukul Sehun. Sehun yang melihat Jihyun tersungkur akibat ulah Kai merasa tidak terima dan mulai membalas tinjuan Kai kepadanya.
Mereka berdua yang dikuasai amarah, mengeluarkan semua kekuatan mereka. Dan saling memukul tanpa ampun. Bahkan darah yang sudah mulai mengucur di beberapa sudut wajah mereka, sama sekali tidak diindahkannya.
“Berhenti!!” Jihyun mulai mengeluarkan air matanya, bukan lagi ketakutan yang dirasakannya melainkan rasa bersalah. Bersalah karena telah membuat hubungan kedua pria itu semakin memburuk, bahkan mereka kini saling menyerang seperti tidak ada yang bisa menghentikan mereka.
Jihyun lalu berlari kearah Kai, dan memeluk pria itu untuk menghalangi pukulan Sehun sekaligus menghentikan perkelahian mereka. Dan tentu saja, Sehun menghentikan serangannya saat tahu siapa yang ada dihadapannya kini. Begitu juga Kai yang langsung terdiam di tempatnya.
“Ku mohon hentikan.”
Kedua pria itu kini benar-benar menghentikan perkelahian mereka, isak tangis gadis dihadapan mereka berdualah yang membuat kedua pria itu melemah. Kai lalu memperdalam pelukan Jihyun padanya dan membawa Jihyun menjauh dari Sehun dengan masih menatap pria itu dengan tajam, seolah mengartikan kalau urusan mereka berdua belumlah usai.
Kai membawa Jihyun menuju ruang kesehatan dan mengusir semua orang yang berada di sana. Dan tadi saat mereka menuju ruang kesehatan, semua mata tertuju pada mereka. Terutama pada luka dan darah segar yang mengalir dari sudut bibir pria itu.
Belum lagi Sehun yang juga muncul dengan wajah yang tidak kalah memprihatinkan membuat semua yang melihatnya bertanya-tanya apa yang terjadi diantara kedua pewaris itu. Wajah tampan Sehun kini sudah dipenuhi banyak luka bahkan jauh lebih parah dari Kai. Tapi bukan hal itu yang membuat Sehun merasa frustasi, kenyataan kalau Jihyun lebih memilih Kai lah yang benar-benar membuatnya frustasi saat ini.
Pria itu berjalan gontai menuju basement, tempat biasa dirinya, Jackson dan juga Kyungsoo berkumpul. Jackson yang kebetulan sedang berada di sana terlonjak kaget saat melihat Sehun dalam keadaan babak belur. Sehun sendiri mengabaikan semua pertanyaan Jackson lalu menyenderkan kepalanya pada sofa dan memejamkan matanya.
Membayangkan saat tadi dirinya memaksa untuk mencium Jihyun membuatnya merasa bersalah sekaligus kesal pada dirinya sendiri. Karena Sehun sama sekali tidak memiliki niat untuk mencium gadis itu, hanya saja tadi tiba-tiba bayangan saat Jihyun menciumnya muncul dibenaknya dan membuatnya benar-benar tidak terkendali.
“YAAA jawab aku bodoh !!” Jackson berteriak tepat di telinga Sehun yang membuat pria itu membuka matanya dan menatap Jackson malas. “Kau berkelahi lagi dengan Kai?”
Sehun menatap Jackson sebentar lalu kembali memejamkan matanya, “Memangnya siapa lagi yang berani merusak wajah tampanku selain pria brengsek itu?”
Jackson menghembuskan nafasnya kasar dan mengambil ponselnya yang berada di saku. Jackson mengirimi pesan pada Kyungsoo perihal perkelahian Sehun dan juga Kai. Jackson tidak bisa menebak pasti apa yang membuat mereka bertengkar tapi satu yang Jackson tahu, ini semua pasti karena wanita. Entah itu Jihyun ataupun Hyunji.
Di sisi lain, Jihyun tengah membersihkan luka yang berada di sudut bibir Kai. Kai sendiri sama sekali tidak memperlihatkan rasa sakit yang dirasakannya, pria itu justru sesekali melemparkan senyumannya saat Jihyun dengan teliti membersihkan darah yang berada di sudut bibirnya.
Kegiatan Jihyun terhenti karena Kai tiba-tiba saja menggenggam tangannya, “Ada apa?” tanyanya pada pria yang kini tengah menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan.
“Maaf karena tadi sudah mendorongmu.”
Jihyun tersenyum kearah Kai dan kembali mengoleskan alkohol pada luka di bibir Kai, “Tak apa, lagipula tadi kau sedang emosi.”
Kai lagi-lagi melakukan hal yang tiba-tiba, pria itu memeluk Jihyun tanpa aba-aba sama sekali. “Aku takut jika Sehun benar-benar merebutmu dariku. Pria itu entah kenapa, aku merasa kalau dia benar-benar menyukaimu Ji.”
Sekarang giliran Jihyun yang memberanikan diri menatap pria dihadapannya, “Aku akan tetap berada di sisimu, tenang saja.”
Mendengar pernyataan Jihyun, Kai kembali memeluknya dengan erat. Kai benar-benar merasa beruntung karena kehadiran Jihyun telah membawa kebahagiaan yang telah lama tidak dirasakannya sejak kepergian ibunya. Dan Kai tidak ingin lagi-lagi merasakan kehilangan untuk kedua kalinya. Egois memang, padahal jelas-jelas Kai sadar, Sehun lah yang lebih banyak merasakan kehilangan dibanding dirinya. Tapi untuk Jihyun, Kai benar-benar tidak bisa melepaskan gadis itu termasuk untuk seorang Oh Sehun.
======
Finally akhirnya ke update juga, maap ya kalo updatenya lama soalnya ini juga nulisnya nyolong-nyolong di kantor kalo lagi gak ada kerjaan. Semoga gak bosen ya nungguinnya. Oia buat yang nanya password, email yang aku kasih itu udah 100% bener ya, kalau misalnya kamu gagal kirim mungkin ada kesalahan ejaan atau email kamu yang bermasalah. Dan inget ya, buat dapetin password harus komen ataupun like di semua part baru deh abis itu send email ke aku. Maap kalo aku suka bales emailnya lama, soalnya itu bukan primary email aku dan kadang juga suka ketindih sama email-email spam. Dan kalo dalam waktu 1 minggu aku gak bales, harap resend email kalian ya. Terakhir, aku tetep tunggu kritik dan sarannya ya terutama untuk chapter ini, apakah ada yang kurang greget atau kurang gimana. Supaya buat perbaikan di chapter berikutnya. Terima kasih ^^