#1 Wanna Be My Prince #2 Dear Future Husband
Kaihwa proudly present
Cast : Baek Jihyun [OC/YOU],
Byun Baekhyun & Km Jong In/Kai [EXO]
Genre : Fluff, Romance, School Life
Length : Series
Disclaimer : Pure mine. Don’t Plagiat. Don’t be siders.
/…PYONG!…\
#3A I Wish Him
Suasana sekolah yang sepi-sepi macam sore ini memang sangat-sangat menyenangkan. Hampir seisi sekolah sudah angkat kaki dari sekolah sejak jam menunjukkan pukul 1 lewat 30 menit, terlalu siang memang, tapi semua itu terjadi karena semua guru sedang mengadakan komite kedisiplinan pada seorang siswa nakal kelas 1.
Apalagi suasana latihan baseball jadi sedikit tenang dan santai. Terkecuali dengan Baekhyun yang terlihat tidak fokus sejak tadi, membuat Song saem terus mengumandangkan berbagai kata-kata tajamnya untuk menegur Baekhyun. Hingga sering kali saat menjadi pelempar bola, karena bolanya melenceng jauh dari target, Song saem sempat sesekali melempar bola lain ke kepala anak satu itu.
“Yak! Byun Baekhyun! Kemari kau!” tegur Song saem dengan wajah sangarnya, sambil mengelus dada, Baekhyun beranjak kesana.
Tapi sebelum melangkah menuju Song saem, Baekhyun sempat melempar bola yang dipegangnya kearah Jong In yang berusaha minum sambil membuka penutup kepalanya. Sedang semua penghuni lapangan basket berhasil melongo melihat lubang hidung Jong In mengerluarkan darah segar begitu banyak—dan jangan lupakan sepertinya tulang hidungnya patah—Baekhyun malah tersenyum penuh kemenangan.
Baekhyun bahkan berseru ‘Jackpot!’ saat Jong In yang tampak pusing mulai jatuh pingsan. Luhan, Chanyeol, Joonmyun dan Tao berlari kesetanan menuju tempat Jong In berada, sedangkan Sehun yang melempar penutup kepalanya sambil ber-high five dengan Baekhyun, kedua orang itu berlari kesenangan meninggalkan lapangan.
“Byun Baekhyun, Oh Sehun!”
***
Sejak kejadian di caffebene beberapa hari yang lalu entah angin apa yang membuat Jihyun jadi lebih giat belajar. Ditambah intensitas pertemuannya dengan Jong In yang menjadi plus-nya. Diam-diam Baekhyun bahkan ketahuan cemburu melihat kedekatan Jihyun-Jong In yang menjadi-jadi, mulai dari selalu makan semeja di kantin, mendengarkan lagu + membaca buku bersama di perpustakaan, pulang bersama (satu bis dengan Jong In).
Baekhyun yang notabene-nya anak orang berada jadi sering mengabaikan fasilitas yang selalu ada sejak dirinya bahkan belum dilahirkan, ya, sekedar untuk menguntit JJ couple, dan hebatnya Baekhyun harus rela naik bis dan berjalan kaki sejak saat itu. Bisa dibilang ia memang jatuh pada pesona Jihyun.
Seorang junior yang menarik dimatanya. Jihyun memang ceroboh, cantiknya standar tapi cutie dimatanya, entah karena apa dia baru menyadarinya sekarang, setelah wanita itu terlebih dahulu jatuh dengan pesona Kim Jong In. Perlukah ia menjelaskan pasal Kim Jong In itu dari yang ia ingat?
Baekhyun emang belum menyadarinya penuh saat dia pertama kali melihat lelaki Kim itu disekolah, tapi setelah diingat-ingat ternyata benar, dia pernah jumpa dengan lelaki Kim itu. Lebih tepatnya setahun yang lalu, saat dia dan Sehun yang hangout bersama di pelantaran distrik Gangnam, dirinya dan Sehun pernah terlibat perkelahian yang akhirnya dimenangkan oleh kelompok Sekang—Kai dan his servant—masalahnya simple, Jong In baru saja merebut pacar Sehun dan Sehun yang pada dasarnya sangat tempramental langsung memukul hidung pria itu diawal perkenalnya. Baekhyun yang tidak dapat menerima saat Sehun diserang oleh kacung-kacung Jong In langsung membantu.
Dan the end, pokoknya Jong In and his servant berhasil membuat Baekhyun dan Sehun pulang dengan kondisi mengenaskan dan memalukan. Dan dengan bodohnya Baekhyun malah melupakan hal sial macam itu, untung saja dia sempat mencurahkan segala isi hatinya pada Sehun, dan sahabat albino-nya menyempatkan diri untuk mengingatkannya tentang menjauhkan Jihyun dari pesona gila Kim Jong In yang berbisa itu.
“Jihyun, apa yang kau lakukan itu?” tanya Baekhyun sedikit mengintip dari balik dinding saat melihat Jihyun melangkah keluar dari kelasnya sambil membawa mangkuk. Jihyun mengerling malas saat melihat gaya aneh Baekhyun saat mengintip dirinya.
“Apa pedulimu, seonbae?” jawabnya acuh, Baekhyun berdecih tak suka saat berjalan pelan mendekatinya. “Aku kan hanya ingin bertanya.”
“Wow, itu banana milk-kan? Boleh aku memintanya satu?” Jihyun sedikit berjengit aneh saat Baekhyun menatapnya dengan puppy eyes menjijikkan saat mengetahui Jihyun baru saja membeli 1 pack Banana milk. Tanpa ragu-ragu Jihyun menyerahkan 1 kotak susu pisang itu pada Baekhyun. Rencananya dia mau menghabiskan 6 kotak susu itu saat mengerjakan tugas kelompok disekolah sore ini. Tapi, ahh… sudahla.. 5 kotak sudah cukup.
“Oh ya, besok jam 10 jangan lupa datang ke camp. Lomba karya ilmiah nasional akan segera dilaksanakan, jadi cepat siapkan naskahnya.” Baekhyun mengingatkan Jihyun sambil mengikuti gadis satu itu memasuki kelasnya.
“Okay, tapi bisakah seonbae keluar? Aku masih memiliki banyak tugas sebelum teman-temanku datang,” pinta Jihyun seraya menarik kursinya dan menulis kata perkata dipelajaran sastra-nya itu.
Baekhyun menarik satu kursi didepan meja Jihyun. “Kau yakin tidak butuh bantuan ditugasmu?”
Jihyun menggeleng, “Tidak. Kumohon pergilah.”
“Cih… Dasar! Awas saja jika menyuruhku untuk memeriksa karya ilmiahmu lagi,”
“Pergilah, seonbae. Kau membuat konsentrasi-ku buyar.” Pinta Jihyun memelas saat mendorong punggung Baekhyun menuju keluar kelas.
***
Jika Jong In punya ibu peri, rasanya ingin sekali dia membuat Baekhyun dan Sehun melupakan sebuah kejadian fatal yang membuat dirinya begitu dibenci. Dia memang anak pembawa masalah dikeluarganya tapi bisakah ia tidak dikecam sebagai pembawa kesialan dilingkup pergaulannya juga?
Jong In hanya ingin hidup tenang, dia hanya ingin mengawali hidupnya lagi disekolah baru. Tanpa dianggap urakan dan gangster lagi. Terlibat perkelahian? Kim Jong In hanya ingin membela dirinya bukan karena ia suka ya, orang lain saja yang mencari masalah dengannya.
“Jong In!” Lelaki Kim itu baru saja mengistirahatkan tubuhnya barang sejenak sambil menyandarkan kepalanya dikaca bis tapi seorang wanita berseragam sama dengannya baru saja berteriak hingga membuatnya terkejut dan menjedutkan kepalanya tak sengaja. “Ouch!”
Ayolah ini masih terlalu pagi untuk merasa sakit. Baru saja Jong In ingin beristirahat sebentar sebelum menuju sekolah tapi malah ekhemm…
Untung saja bis kala itu terlihat sepi. “Maafkan aku, Jong In¬a.” Jihyun berseru dengan nada panik seraya mengikuti cara Jong In untuk menepiskan denyut di kepalanya yang menjadi pusat terantuk—termasuk mengelus-elus kepala pria itu.
Beberapa detik kemudian Jong In seperti merasa jika denyut-denyut menyakitkan itu hilang begitu saja saat melihat Jihyun yang begitu telaten mengelus kepalanya. Lelaki tersenyum tulus seraya menoyor pelan kepala Jihyun.
“Ya! Aku bukan anjing poodle yang bisa kau berantakan rambutnya.” Dia tertawa geli seraya berteriak dan melihat bibir mengerucut Jihyun sambil membenarkan cara ia duduk.
“Jong In? Apa yang terjadi pada hidungmu?”
Jong In tersenyum penuh arti saat melihat Jihyun begitu khawatir.“Gwenchana,” jawabnya pelan, walau sebenarnya rasanya masih sangat sakit tapi terasa lebih baik saat Jihyun mengkhawatirkannya.
“Kau yakin?”
“Iya,”
“Jihyun,”
“Hm,”
“Apa masuk club Jurnalistik adalah ide yang buruk?”
“Ha? Yang benar Kim Jong In? Memangnya kau pandai apa?”
Kepala Jihyun mendadak pusing karena tertawa terbahak-bahak dengan lepas. Sementara tangannya tanpa sengaja memukul bahu Jong In sedikit keras karena merasa aneh? Aneh? Bagaimana ya menjelaskannya?
Selama berminggu-minggu ini Jihyun banyak mengenal Jong In lebih dalam, dia masih menyukainya? Tentu saja! Tidak ada kata menyerah dalam kamus Baek Jihyun. Setidaknya jika cinta pertamanku berantakan aku akan berusaha lebih giat dalam mempertahankan cinta terakhirku. Hehehehehe. Motto Jihyun setelah mengenal Jong In.
Jong In berucap dengan wajah datar-sedatar datarnya, “Kau meremehkanku? Omong-omong aku juga bekerja paruh waktu menjadi penulis lepas,” jawabnya penuh percaya diri. Yang benar saja jika pria sekeren dan se atletis Kim Jong In adalah freelance writer?
Tidak ada yang berusaha untuk membuka topik lagi, terlebih Jong In yang mendadak bisu, sepertinya dia salah bicara dari awal tadi. Kau bodoh sekali Kim Jong In! Jihyun sudah berkata berulang-ulang untuk tidak mengingatkannya tentang yang berhubungan dengan Byun Baekhyun. Termasuk ya, klub Jurnalistik.
(Tapi sebenarnya Jihyun juga bodoh karena tidak sadar-_-)
Jihyun ikut menoleh karena risih dengan tatapan polos Jong In yang terus membahana. Sorot tatapan mereka bertabrakan, terdengar macam suara krieett di telinga gadis berusia 18 tahun itu. Kenapa Jane bisa bersikeras jika Jong In adalah orang yang tidak baik sih? Gangster, player, and all about bad news from his profile. Dia begitu murni dan baik tampaknya namun terlihat sayu juga disaat bersamaan.
Apa yang disalahkan jika Jihyun jatuh cinta?
Apa mereka benar kalau berkata jika hanya dirinya yang jatuh cinta?
Bukan merasa percaya diri, tapi Jihyun tau betul tatapan mata tajam yang sedikit sayu itu, Jong In tulus berteman dengannya, tapi apa benar jika hanya dia? Yang begitu jatuh cinta?
“Nak, jika kalian tidak turun, kalian akan ketinggalan bus selanjutnya.” Seakan tau jika rutinitas kedua murid SMA Hanyoung ini, supir bus yang sepertinya merasakan aura-aura cupid dengan panah hati yang berterbangan disekeliling dua remaja itu langsung berujar datar.
Jihyun kelagapan setelah acara tatapan-tatapan tadi, dia berdiri dengan sebuah kartu yang baru saja ingin digesekkannya pada tempatnya disamping pintu keluar, tapi kakinya yang bergetar tak bisa diajak kompromi. Tubuh kecil Jihyun hampir saja terjatuh tapi untung saja sebuah tangan kekar berusaha yang menariknya, merangkul pinggang ramping Jihyun.
“Jong In?” tanya Jihyun dengan suara bergetar. Dia baru saja pasrah dan ingin menangis karena takut kesakitan jika jatuh nanti. Jong In mengulas senyum manis. Hampir membuat Jihyun ingin benar-benar pingsan.
Mereka tidak tahu dibalik sana ada seseorang berseragam sama dengan topi dan kacamata hitam tebal yang menggenggam tangannya erat, macam ingin memukul Jong In kala itu juga.
To be continued….
Author’s Note:
I’m so sorry for keterlambatan nge post wkwkwkwk.. Real life menyiksa banget, ini aja yang 3b belum kepikiran lagi wkwkwk. Tunggyu aja yyeee bersama gadis yang katanya lagi pdkt sama Mingyu Seventeen. Wedewww.. Dia mirip kai loo kok bisa bias tengil awak bisa punya kembaran, senyumnya itu sama—tapi emang senyum kai yang moodbuster bgt buat aku wahahah.Doain diriku ni ujian yeh, biar lancar terus bisa ngepost kelanjutannya. Maafkeun queen php kayak aku heheheheh
Diriku juga manusia, bisa salah-_- bisa malas-_- bisa jenuh-_-
Doa’in aja biar aku lancar ngelanjutinnya okeh?Thyudahlah Ngemeng2 HBD Bang Ceye /ehh terlambat wkwkwk/ jaga kesehatan, makin tamvan, telinga makin lebar(?), makin2 lah.
Kalian liat MAMA kah? greget liat Jong In rambutnya, udah ketahuan tidur + nyender di bahu ChanBaek wkwkwkwk Jongen kayak baru keramas lgsg dipaksa foto jadi ngambek wkwkwkwk
Thanks buat readers yang setia sama epep gila ini. Maaf kalo bagian Baekhyun-Jihyun nya sikit, ini masih tahap awal yehh.
Dan maaf bila dinda gk bisa balasin komen satu2 karena keterbatasan kuota, soalnya kalo kuota itu untuk tugas dan pr2 sekolah, nti klo cepet abes bisa berabee suara ayah dan ibu diriku ini *malah curhat* *tapi bener ini*
See you in new seriesss
Kaihwa,
Jangan manggil Thor-_-
Panggil aja dinda
diriku 00 linem boleh kak, adek ato yg laen tapi sopan.BONUS PICT
Kai as him self Kim Jong In
Baekhyun as him self
Minju as OC Baek Jihyun