Title : Day By Day | Author : Agasshiel | Genre : Sad, Family, Marriage-life, Mellow-drama | Rating : PG-17 | Main Cast : Bae Suzy, Park Chanyeol, Jung Soojung | Other Cast : Find by yourself!
Note : This is a work of fiction. This is a fictional story about fictional representations of real people. No profit was made from this work. All cast belongs to God, their parents, and their agency. But the storyline is mine. Don’t be silent reader and plagiator, please.
-oOo-
Recommended song : Davichi-It’s okay that’s love
~Story Begin~
“Tapi kini perasaan itu membuatku takut. Sebelum perasaan itu kian menjadi besar dan membuatku lelah, aku memilih melarikan diri agar tidak mendapati diriku menjadi satu-satunya yang terluka lebih dulu di bagian akhir”
Pemandangan luar jendela mobil selalu menjadi subjek menarik untuk gadis itu. Bukan. Itu bukan alasan sebenarnya, ia hanya tidak ingin atau justru tidak tahu harus melakukan apa selain mengalihkan pandangan melalui jendela mobil pada saat hanya ada dirinya dan pria itu dalam kendaraan itu, yang sialnya hari ini ia terjebak lagi dengan pria itu.
“Jika kau keberatan, kau bisa mempertimbangkannya kembali“ Masih fokus dengan jalanan di depannya, Chanyeol berujar memecahkan keheningan
Suzy menoleh “Tentang?“
Chanyeol ikut menoleh sekilas “Cucu nenek Kim“
Dahinya mengerut “Kenapa harus keberatan? Tidak masalah“ sahutnya santai “Itu justru bagus, setidaknya rumah itu tidak akan sedingin biasanya” lanjutnya dalam hati
Chanyeol melirik sekilas lagi “Baguslah“ lalu mereka terdiam lagi beberapa saat
“Aku hanya tidak mengerti, siapa itu nenek Kim? Kupikir aku belum mengenalnya“ tanyanya akhirnya setelah memendam dalam-dalam rasa penasarannya sejak kemarin
Chanyeol berdeham pelan, ia mengerti jika Suzy memang bingung. Karena gadis itu secara resmi belum sempat mengenal keluarganya secara menyeluruh
“Kau memang belum mengenalnya. Aku dan cucu nenek Kim adalah sepupu jauh“ Chanyeol menjelaskan dengan jawaban yang benar-benar singkat dan jelas. Sangat-Park-Chanyeol-sekali.
***
Suasana di bandara terlihat sangat ramai dan sibuk, seperti biasanya. Berbagai macam kegiatan, beberapa orang sedang menunggu penerbangan yang akan membawa mereka pergi dari tempat ini. Beberapa orang juga sedang menunggu penerbangan yang membawa sanak saudara mereka mendarat dari tempat lain.
Berbagai ekspresi juga tergambar dari wajah mereka. Ada tawa kebahagiaan dan pelukan kasih sayang saat menyambut orang terkasih mereka dari pintu kedatangan, namun ada juga tangis kesedihan dan pelukan perpisahan.
Seperti itulah kehidupan, seperti sebuah terminal di dalam bandara. Ada kalanya orang-orang datang, tinggal sejenak dan berbagi kisah yang akan membuat hidup dan sebuah penantian menjadi berarti, dan kemudian pergi sehingga perpisahaan tercipta adanya dengan meninggalkan berbagai kenangan. Dan pada akhirnya ada yang memutuskan untuk menunggu dan ada yang tidak.
Chanyeol melirik jam dipergelangan tangannya sebentar lalu memasukkannya kembali kedalam saku celananya “Dia akan tiba sebentar lagi” ujarnya
Suzy yang berdiri disampingnya menoleh dan mengangguk kecil lalu melemparkan pandangan kearah pintu kedatangan untuk mencari wajah gadis yang sedang mereka tunggu dengan bermodalkan selembar foto yang kemarin sempat diberikan oleh ibu mertuanya.
“Chanyeol-ssi aku akan ke toilet sebentar” pamit Suzy, dan Chanyeol mengangguk sebagai jawaban
Seorang pria tampan baru saja mendarat di dalam bandara. Tubuh yang tinggi semampai, bahunya yang bidang dan kulit pucat dibalik setelan kasual blazer navy dan T-shirt abu-abu bagian dalamnya yang dipadukan dengan celana jeans berwarna senada. Rambutnya yang berwarna gelap kecoklatan bergelombang di tata sedemikian rupa sehingga menimbulkan kesan rupawan dari garis wajahnya yang tegas terlihat dengan jelas. Ia melepas kacamata hitam yang sejak tadi bertengger gagah di hidung mancungnya lalu menggantungkan di depan T-shirtnya. Namun semua image pria tampan dan sebagainya yang sejak tadi disandangnya buyar seketika saat dengan sangat tidak berkelasnya ia menguap seperti koala dengan sangat lebar lalu merenggangkan tubuhnya. Benar kata pepatah yang pernah mengatakan ‘don’t judge a person by his cover’
Pria itu memandang sekitar bandara “Ouhh…” gumamnya masih merasakan kantuk dengan mengerjapkan mata beberapa kali dan memasang kembali kacamatanya lalu berjalan cuek dengan menarik kopernya sembari mengeluarkan sebuah ponsel dari dalam sakunya untuk menghubungi seseorang
Brak~ Bahunya bertubrukan dengan bahu seseorang yang diyakininya seorang wanita “Jwesonghamnida…” sahut wanita itu menunduk cepat untuk mengutip benda miliknya seperti selembar foto yang terjatuh dilantai lalu berlalu dengan cepat menuju arah yang berlawanan
“Ne…” balas pria ikut berlalu begitu saja untuk melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti selama beberapa detik. Adegan yang sangat cepat
Sesampainya di lobi bandara saat itulah sebuah mobil sedan berhenti tepat dihadapannya, ia memperhatikan mobil itu seksama dengan menurunkan sedikit kacamatanya “Direktur!” seorang pria lengkap dengan setelan kantor keluar dari kemudi dan menyahut nyaring lalu berlari kecil kehadapannya
“Apa perjalananmu menyenangkan?” Sapanya menunduk sopan “wah! Kau semakin tampan saja tuan” tambahnya bergurau
“Apa ini? Mobil rongsokan ini terlihat hampir hancur!“ Ujarnya beralih berkacak pinggang dan menunjuk mobil yang dikendarai pria tadi dengan dagunya
Pria dengan setelan kantor itu ngingir kuda menunjukkan deretan giginya “Meskipun begitu benda ini benar-benar legenda dan berjasa!” ujarnya dramatis lalu berbolak-balik untuk mengagungkan mobil yang sebenarnya sedikit memprihatinkan itu
Ia mendengus “Kau benar. Hingga rasanya aku merasa bersalah untuk sekedar menaikinya”
“Masuklah sekarang…” sahutnya membuka pintu belakang
“Masuk saja sendiri! Aku akan naik taksi…“ sahutnya cuek lalu berniat berlalu
“Aish… kau ini! Hanya tinggal naik saja susah sekali” cegatnya lalu menarik koper pria itu dan memasukkannya kedalam mobil
“Hey! Kembalikan!” sahutnya kesal “Hey! Aku punya standar sendiri. Woah! Kau keterlaluan sekali melakukan ini pada atasanmu!” Sahutnya kehabisan kata sementara lawannya hanya tersenyum menyebalkan lalu menarik-narik paksa yang katanya atasannya itu untuk segera masuk kedalam mobil
“Aish Kim Jongin sialan!” sahutnya mengalah dan menurut untuk masuk kedalam mobil
Chanyeol dan Suzy masih menunggu gadis itu, pesawat yang ditumpanginya sudah landing sejak 20 menit yang lalu dan rombongan yang seharusnya berada dalam satu pesawat dengan gadis itu sudah bermunculan dari pintu kedatangan. Namun, gadis yang mereka tunggu tak kunjung tampak atau malah mereka melewatkan gadis itu diantara kerumunan rombongan tadi?
Suzy dan Chanyeol masih mengedarkan pandangan. Tak lama kemudian seorang gadis muncul dari pintu itu. Gadis muda dengan tinggi sekitaran 165 cm, berbadan kurus dan berwajah Asia namun kulitnya agak kecoklatan dengan rambut hitam bergelombang sepanjang punggungnya
“Kurasa itu dia“ sahut Suzy memandang gadis dengan balutan kasual kaus merah muda dipadukan jeans putih ditambah mantel biru muda dan panjang hingga pahanya, sangat manis
Chanyeol mengangguk membenarkan dan mereka berdua menghampiri gadis itu.
“Kim So Hyun?“
***
“Mulai sekarang kau akan tinggal di rumah ini bersama kami dan kamarmu disana” Ujar Suzy hangat dan menunjuk kearah pintu kamar yang biasanya ditempati oleh Chanyeol.
Menakjubkan memang karena tadinya ia pikir gadis yang menghabiskan masa kecilnya di Auckland, New Zealand itu tidak bisa berbahasa Korea, namun itu lebih dari perkiraannya karena ternyata ia bisa berbahasa Korea dengan sangat fasih meskipun sudah tercampur dengan aksen New Zealand
Gadis itu memilih untuk tetap masih diam dengan wajah datar penuh misterinya sama seperti sejak awal pertemuan mereka di bandara tadi. Ia memilih mengabaikan Suzy dan melangkah menuju kamar yang tadi ditunjuk oleh Suzy.
Suzy menghela nafas berat “Tadinya kupikir dia gadis yang manis dan menyenangkan. Kenapa aku merasa seperti suasana disini akan semakin dingin? Dia benar-benar mengingatkanku akan seseorang“ gumam Suzy panjang lebar pada dirinya sendiri lalu berlalu menuju dapur untuk membantu bibi Ahn menyiapkan makan malam sementara Chanyeol yang sejak pulang dari bandara langsung naik menuju ruang favoritenya
Sebenarnya ada hal yang mengganggu pikiran Suzy sejak kemarin -entah kenapa. Karena dengan sangat tidak terduga ia dan Chanyeol berakhir dengan berbagi kamar mulai hari ini karena rumah mereka kedatangan penghuni baru dan berhubung tidak ada kamar kosong lagi dalam rumah itu karena hanya terdapat empat kamar disana. Dua kamar berada dilantai atas yang satu digunakan oleh Suzy sedangkan satunya adalah ruang studio musik pribadi milik Chanyeol.
Dan dua kamar dilantai bawah yang salah satunya adalah kamar untuk asisten rumah tangga sedangkan kamar utama di lantai bawah yang biasa digunakan Chanyeol harus beralih untuk gadis bermarga Kim itu. Dan setelah itu mau tidak mau entah dengan kesimpulan yang seperti apa Chanyeol memutuskan untuk pindah ke kamar Suzy, dan seharusnya itu tidak menjadi masalah bagi mereka, bukan? Namun, tentu saja tidak bagi Suzy. Perasaannya campur aduk antara gelisah dan gugup karena mereka sebelumnya tidak pernah berlama-lama dalam jarak sedekat itu, akan tetapi Suzy masih berusaha untuk menetralkan otak dan perasaannya secepat mungkin sebelum ia benar-benar kehilangan akal.
***
Saat jam menunjukkan pukul 22.27 Chanyeol terlihat memasuki kamar dengan menenteng sebuah laptop setelah menyibukkan diri di studio pribadinya yang berada di kamar sebelah sejak siang dan hanya keluar saat makan malam tadi.
Ia mengedarkan pandangan keseluruh kamar dan tidak mendapati Suzy, dan pertanyaannya akan keberadaan gadis itu segera terjawab saat mendengar suara gemercik air dari arah kamar mandi. Kemudian ia berjalan menuju ranjang dan duduk menyandar di sisi ranjang lalu mulai membuka laptopnya
Suzy sedang mambasuh wajahnya sebelum berniat mengarungi alam mimpi. Saat keluar dari kamar mandi ia melihat Chanyeol sudah berada disana dan terlihat fokus dengan benda persegi di pangkuannya. Ia berhenti sejenak dan menatap dengan ragu. Benar juga tidak ada yang salah sama sekali tapi entah sejak kapan jantungnya berdetak bodoh dan menyebalkan seperti ini.
Chanyeol yang tadinya fokus harus terusik saat menyadari Suzy yang hanya diam mematung aneh di sana “Ada apa? Kau tidak sedang bermaksud untuk menyuruhku untuk tidur di sofa karena kamar ini sebelumnya milikmu, bukan? Kita sudah sepakat” ujarnya menyelidik terkesan menuduh
Suzy diam-diam menghela nafas yang disamarkan dengan wajah santai dan datarnya lalu berjalan menuju ranjang dan merebahkan dirinya, tidur dengan membelakangi Chanyeol dan menarik selimut hingga batas lehernya. Berdoa dalam hati semoga ini bukanlah mimpi buruk dan berharap seandainya malam berlalu sangat cepat dengan melakukan teleportasi. Yang tentu saja itu mustahil.
***
Itu adalah salah satu Senin pagi yang sangat tidak biasa. Bae Suzy bangun tidur seperti biasanya namun dengan pemandangan yang berbeda ketika ia membuka kelopak matanya. Setelah melirik sekilas jam digital diatas nakas, ia terdiam sejenak dengan posisi badan yang entah sejak kapan tidak membelakangi pria itu. Memperhatikan setiap lekukan wajah terlelap Chanyeol dalam diam. Wajah itu. Ia tidak pernah tahu baginilah wajah Park Chanyeol jika dilihat dalam jarak sedekat dan sejelas ini, benar-benar polos dan menenangkan yang mengingatkannya akan Park Chanyeol sembilan tahun yang lalu. Park Chanyeol terlelap seperti ini sangat berbeda saat pria itu dalam keadaan sadar yang hanya tergambar wajah datar dan dingin.
Suzy menghela nafas berat saat kesadarannya memuncak “Apa yang kulakukan?” Rutuknya membuang pandangan. Apa yang akan pria itu pikirkan jika dirinya kedapatan mencuri-curi waktu untuk menatapnya saat tidur, dan itu pasti sangat memalukan. Suzy menggeleng-geleng sembari beranjak menuju jendela untuk membuka gorden. Indahnya pemandangan musim gugur menyapa matanya saat itu juga
***
“Eo. Kau sudah bangun?“ Itu Suzy yang bertanya berusaha mengakrabkan diri di pagi hari ini saat melihat So Hyun memasuki dapur
So Hyun hanya diam masih dengan raut wajahnya sejak kemarin. Suzy termenung sejenak karena tidak mendapat respon apapun, sebenarnya kenapa dengan gadis ini? Apa memang kepribadiannya seperti itu atau…apakah Suzy yang memberi kesan buruk saat pertemuan pertama mereka dan membuat masalah sehingga gadis itu menyimpan dendam? Ah rasanya yang satu ini justru tidak mungkin mengingat So Hyun juga bersikap sama pada semua orang di rumah ini termasuk Chanyeol tapi sepertinya Chanyeol tidak terganggu sama sekali dengan sikap So Hyun, justru seolah-olah sudah sangat mengerti sebelumnya. Suzy jadi teringat sesuatu tentang perkataan ibu mertuanya tempo hari tentang sikap So Hyun. Mungkin ini maksudnya. Sudahlah apapun itu Suzy benar-benar tidak dalam keadaan mood yang tepat untuk memikirkan itu. Mengenai Chanyeol saja sudah membuatnya hampir kehabisan stok tenaga kesabaran, dan sekarang ditambah satu lagi mahluk serupa yang beraura dingin, cukup membuatnya ingin menenggelamkan diri di sungai Han. Dan dia masih sangat waras untuk tidak melakukan itu.
Dengan berusaha keras untuk menunjukkan senyum terhangatnya yang pernah ada, Suzy berkata “ Duduklah. Kita sarapan bersama” Dan So Hyun benar-benar melakukannya
Semenit kemudian Chanyeol yang sudah siap dengan setelan kerjanya bergabung di meja makan, lalu sarapan pagi yang damai berlangsung. Damai bukan dalam arti tidak ada masalah, justru malah lebih pantas disebut damai tidak wajar
Suzy melirik Chanyeol dan So Hyun bergantian “Ehm” Suzy berdeham sebelum memulai pembicaraan “So Hyun-ah sekarang kau berada ditingkat 2 SMA, bukan?“ So Hyun meletakkan roti yang setengahnya ia gigit dengan tidak minat lalu mengangguk kecil
“Kau ingin melanjutkan ke sekolah yang mana? Atau sebelumnya kau sudah memiliki ide tentang sekolah impianmu di Seoul?“ Chanyeol yang tadinya sibuk menggigit roti dan meminum kopi dengan ditemani beberapa lembar berkas yang sepertinya akan ia bawa ke kantor, terlihat sesekali mendengarkan obrolan Suzy yang hanya dijawab seadanya oleh So Hyun
“Aku tidak pernah memikirkan itu. Kalian bebas ingin memasukkanku ke sekolah manapun. Bukankah aku tidak punya pilihan selain menurut?“ Balasnya dengan nada sarkasme dan deritan kursi didorong terdengar saat So Hyun berdiri lalu berlalu dari meja makan
Deritan kursi selanjutnya terdengar saat Chanyeol berdiri lalu membereskan berkas-berkasnya dan berlalu dengan santainya “Aku berangkat“
Suzy hanya bisa mematung antara terkejut dan kesal “Hebat, dua manusia itu…” gumamnya dengan wajah merah padam meredam amarah “Dimana aku bisa mengubur diriku sendiri?“
Bagaimana bisa mereka benar-benar terlihat mirip? Dasar dua sepupu berdarah dingin. Sepertinya hari-hari yang ia lewati akan hebat dan membutuhkan tingkat kesabaran yang tinggi. Sungguh bentuk kehidupan yang tidak pernah ia bayangkan dan mengerti seumur hidupnya.
***
“Rapat lagi?” Suzy mengeluh terang-terangan, entah sejak kapan ia membenci kegiatan itu
“Ya, kenapa? Tidak biasanya kau mengeluh tentang pekerjaan. Apa kau ada masalah? Atau karena Park Chanyeol disana?“ Jiwa detektif Seulgi terpanggil
Suzy hanya mengerutkan keningnya “Kau terlalu banyak menebak nona“ sinisnya
“Atau kau baru saja selesai membaca novel-aneh dan kau tidak suka endingnya jadi kau merasa sangat kesal dan berakibat hingga pagi ini? Hei! Berhentilah membaca buku-buku aneh it…auh” Rentetan kata dan omelan gaya-Seulgi-sekali keluar dengan lancarnya tanpa peduli akibat berupa timpukan berkas-berkas dari Suzy mendarat mulus di kepalanya
“Seharusnya kau yang berhenti berkata sembarangan!“ Suzy mendelik kesal
“Kau kan memang seperti itu!” Mata sipitnya yang dioleskan eyeliner sehingga tampak tajam menatap Suzy dengan garang sambil mengelus-elus kepalanya yang baru saja menjadi korban kekerasan Suzy
“Wajahnya menyembunyikan banyak kesedihan, aku tahu dari tatapannya. Itu bukan kebencian” Suasana mendadak serius saat Suzy berkata demikian
“Apa? Maksudmu siapa?” Seulgi bertanya bingung
“Aku belum memberitahumu ya?”
“Menurutmu?” Seulgi mendelik
“Sepupu Park Chanyeol, dia tinggal bersama kami. Namanya Kim So Hyun. Sikapnya jauh dari kata ramah namun saat aku melihat wajahnya aku merasa seperti banyak hal yang ia pendam. Aku berusaha mengerti bahwa itu karena ia baru saja kehilangan neneknya dan terpukul. Tapi kurasa itu tidak seluruhnya…” Suzy menerawang jauh
“Kenapa tidak coba untuk mendekati dia perlahan dan mungkin kau akan mulai mengerti dia”
“Itu akan sulit tapi kurasa itu tidak ada salahnya, dan aku sedang mencobanya“ Suzy tersenyum tenang
Seulgi balas tersenyum “Sudahlah. Rapatnya akan dimulai dalam sepuluh menit. Aku tidak mau nantinya suami es-mu itu menatap kita dengan tatapan elangnya” Seulgi beranjak dari kursi
Suzy mendesis “Geez. Suami? Apa kau benar-benar harus mengatakannya seperti itu?“
***
Chanyeol beberapa kali membuka lembaran dalam map, peserta rapat tampak memperhatikannya dan sesekali menjelaskan kala Park Chanyeol bertanya. Meja persegi panjang dalam ruangan itu hanya di isi oleh enam orang, diantarnya Park Chanyeol yang duduk diujung sebagai pemimpin sementara lima orang lainnya duduk berhadapan dan bersisian yaitu Suzy sebagai Vocal trainer, Seulgi sebagai Choreographer, Lee Ji Eun sebagai Songwriter, Kim Minseok bagian fashion, dan Kim Jiyoung sijenius adalah produser.
“Ini sudah cukup dan tepat, kalian bisa merealisasikan proyek ini segera“ imbuh Chanyeol lalu membubuhkan tanda tangan sebagai bentuk persetujuan atas proposal yang baru saja ia baca
Rekan-rekannya tersenyum puas “Terima kasih, Sajangnim. Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk kesuksesan debut Lilgirl” ujar Kim Jiyoung
Chanyeol mengangguk kecil “Aku mempercayakan itu pada kalian. Bagaimana dengan proyek comeback kolaborasi Chen dengan idol rookie?”
“Ah Ne, kami sudah mempersiapkan itu juga” Kim Jiyoung teringat sesuatu dan meraih map hitam yang sejak tadi bawah lengannya “Ini adalah proposal kolaborasi sekaligus comeback Chen, kami membubuhkan beberapa inovasi terbaru dengan image berbeda. Jika menurut Anda ada yang perlu di revisi, kami akan memperbaikinya“ Kim Jiyoung berkata menjelaskan selagi Chanyeol membaca proposal itu seksama
“Saya juga ingin mengajukan nona Suzy yang bertanggung jawab atas penulisan lagu utama kolaborasi kali ini” kali ini Lee Ji Eun yang menyahut dan membuat beberapa orang di ruangan itu mendongak serentak, termasuk Suzy yang tadinya tidak terlalu fokus dengan memainkan pulpen di meja
“Ne? Sa…saya?“ Tanyanya kombinasi antara terkejut dan tidak percaya
Lee Ji Eun mengangguk semangat “Tapi…kenapa?“
“Hm…aku rasa kau sendiri yang tahu jawabannya” Lee Ji Eun tersenyum tulus
Chanyeol hanya diam memperhatikan mereka, tiba-tiba rentetan kata Baekhyun yang panjang terngiang di kepalanya
“Aku benar-benar menyukainya bahkan saat pertama kali dia menyanyikan sebuah lagu yang menurutku sangat menggambarkan dirinya sendiri. Bagi orang lain mungkin saat menyanyikan sebuah lagu hanya tentang musik dan bagaimana menyebutkan liriknya tidak peduli bagaimana makna dan jiwa dalam lagu itu. Tapi dia…dia berbeda. Dia bernyanyi seolah dirinya bebas. Kau beruntung karena kau temanku, kalau saja tidak aku sudah mencurinya darimu. Tapi jangan khawatir, aku tidak berencana menyukainya melebihi yang seorang penggemar lakukan.”
“Bagaimana menurut Anda, Sajangnim?” Chanyeol mengalihkan pandangannya kala suara Lee Ji Eun menginterupsinya
“Keputusan akan kita lihat dalam dua minggu di rapat selanjutnya. Saya harap Suzy-ssi segera mempersiapkan lagu yang akan dipertimbangkan”
Tanpa sadar Suzy sedikit melebarkan matanya. Apa katanya? Apa Chanyeol baru saja menyetujui Suzy sebagai penulis lagu? Atau Suzy sedang bermimpi?
“Dan apa masih ada yang ingin kalian tanyakan?” Chanyeol mengalihkan topik sementara Suzy merasa masih di dunianya sendiri
“Ah, Untuk bagian fashion saya ingin meminta pendapat Anda tentang kerja sama dengan perusahaan Vivi fashion. Kebetulan konsep Chen akan sangat cocok dengan Vivi fashion” Kim Minseok menimpali dengan melampirkan beberapa sketsa pakaian dan sampel desain
“Bagus, ini cocok. Segera urus kerja sama dengan mereka” balas Chanyeol mantap
“Algeseumnida, Sajangnim”
***
Lee Ji Eun berdiri di depan lift sambil memikirkan menu apa yang akan mengisi perutnya siang ini selagi menunggu benda kotak itu segera terbuka “Sunbae” panggil Suzy menghampiri gadis bertubuh mungil itu
“Eo. Suzy-ssi” balasnya tersenyum ramah
“Tentang yang tadi, sunbae serius? Aku merasa tidak enak pada sunbae dan…“
“Suzy-ssi aku mungkin tidak mengenalmu dari siapapun tapi kau sudah seperti adikku sendiri. Jangan pernah merasa sungkan padaku” Ji Eun mengulurkan tangannya untuk menggenggam tangan Suzy
“Aku melakukan itu bukan karena tidak mengenalmu, aku tahu potensi dan mimpimu dan aku ingin setidaknya bisa membantumu. Semua memiliki masanya dan ini giliranmu. Aku sangat bahagia saat apa yang aku ciptakan membuat orang lain bahagia juga, aku ingin kau meraskan itu juga” wanita berwajah imut itu menepuk-nepuk bahu Suzy
“Sunbae…aku…“
Ji Eun memotong lagi perkataan Suzy dengan cepat “Jangan mengatakan terima kasihmu sekarang! Katakan itu saat lagu itu menjadi hits” ujarnya diakhiri dengan nada jenaka
Suzy tersenyum geli “Baiklah”
“Semangatlah. Ini kesempatan emasmu untuk debut sebagai penulis” Ji Eun berujar dengan gaya berbisik-bisik dan mengepalkan lengannya di udara sebagai tanda penyemangat
“Ah ya, kau mau ikut kebawah?“
“Ani, sunbae duluan saja. Sepertinya ponselku tertinggal di ruang rapat“
“Geure? Kalau begitu aku duluan ya” sahutnya menyudahi obrolan dan masuk ke dalam lift
Dalam perjalanan kembali menuju ruang rapat, hal itu terjadi lagi. Dulu ia berpikir saat satu hari berlalu maka itu akan menjadi berita kemarin, setelah seminggu berlalu itu akan menjadi berita tidak penting, dan setelah sebulan berlalu orang-orang akan melupakannya. Namun, ternyata setelah 3 bulan berlalu sejak ia dan Chanyeol menikah, ia masih sering mendengar berbagai macam cerita, gosip, atau bahkan cemoohan tentang dirinya yang dianggap tidak pantas untuk Park Chanyeol. Seperti hari ini saat melewati koridor ia mendengar beberapa karyawan yang entah sengaja atau tidak sengaja berbisik-bisik
“Tadi aku melihat mantan kekasih Ceo Park datang ke kantor ini, kupikir mereka masih berhubungan. Apa istrinya tidak masalah?” Gadis berambut pendek berbicara berbisik-bisik meskipun sebenarnya masih bisa di dengar dengan sangat jelas
“Kupikir juga begitu. Jelas saja tuan Park Chanyeol tidak akan semudah itu melepas gadis seperti nona Bae Soojung! Mereka itu seperti pangeran dan putri di dongeng disney. Hanya saja aku masih sangat bingung kenapa tuan Park malah menikah dengan vocal trainer itu?” Gadis dengan riasan make up menor dan pakaian serba modis lainnya menimpali
“Mungkin mereka terpaksa menikah karena sesuatu mungkin? Itu bisa saja, itu sering terjadi di drama-drama” Gadis dengan kacamata tebal dan pakaian polos ikut menambahi
“Itu masuk akal juga, kalian merasa tidak kalau mereka bahkan tidak pernah terlihat bersikap mesra atau semacamnya di depan umum?” Gadis dengan pakaian modis itu kembali berujar
Suzy hanya meneruskan jalannya berpura-pura tuli meski mendengar sebagian gosip tidak berbobot mereka, seolah tidak peduli. Sejujurnya ia ingin marah dan berteriak tapi sepertinya itu bahkan tidak berguna karena yang mereka katakan sepenuhnya benar
Sebelum mengubah haluan ke kanan di persimpangan menuju ruangan rapat, Suzy dapat melihat punggung gadis yang menjadi salah satu pemicu kerisauannya itu sedang berdiri di depan resepsionis dan terlihat berbicara sesaat dengan sekretaris Park Chanyeol lalu melangkah ringan memasuki ruangan di depannya. Itu benar. Tidak ada yang berubah sekalipun Park Chanyeol sudah menjadi miliknya secara hukum, itu tidak mengubah kenyataan bahwa Bae Soojung masih dengan sangat bebas untuk menemui Park Chanyeol sesuai kehendaknya dan masih mengisi tempat istimewa hati pria itu.
Suzy menahan perasaannya, hanya mendesah pelan dan menormalkan hatinya yang memanas. Ia merutuki diri sendiri, apa yang ia harapkan sebenarnya? Ini hanya membuatnya lelah sendiri. Ketakutan itu mendadak muncul, bagaimana jika ia tidak dapat bertahan dan usaha untuk membohongi dirinya sendiri gagal. Mungkin untuk kali ini ia berhasil melewati cobaan itu dengan bersikeras meyakinkan diri bahwa itu bukan sebuah perasaan yang berarti, hanya karena takut suatu saat nanti mendapati dirinya yang tersakiti pada bagian akhir.
***
Suara pintu kamar yang dibuka terdengar saat Suzy baru saja akan mengoleskan krim malamnya di hadapan cermin di meja rias. Ia menghelas nafas pelan saat mendengar langkah kaki yang sudah pasti milik Chanyeol. Ia melirik sekilas Chanyeol yang sedang melepas jasnya dan menarik dasinya dengan wajah lelah. Mereka masih saling diam seperti biasanya, seolah tidak melihat satu sama lain
“Kau sudah makan malam?” Suzy berkata lebih dulu
“-ehm” Chanyeol menggumam sebagai jawaban, lalu berlalu menuju kamar mandi setelah itu suara gemercik air terdengar
Beberapa menit kemudian Chanyeol keluar dengan keadaan yang lebih terlihat segar, sedang Suzy telah duduk menyender di sisi ranjang
“So Hyun…Aku berencana untuk mendaftarkannya di SMA Chunghee dan mengajaknya untuk melihat-lihat Seoul diakhir pekan ini. Aku pikir itu akan membantunya beradaptasi” kata Suzy
Chanyeol menoleh kearah Suzy dan mengangguk “Apa sikapnya menyulitkanmu?“ Sahutnya lalu ikut duduk di sisi ranjang dengan beberapa berkas ditangannya
“Ya dan tidak. Sikapnya seperti memberontak tapi dia sangat penurut. Aku hanya perlu lebih mengerti dirinya“ Ucap Suzy tenang
“Itu mungkin sulit tapi kau akan tahu bahwa dia lebih dewasa dari umurnya yang sebenarnya. Dia banyak berubah sejak terakhir aku melihatnya” Chanyeol berkata serius tanpa mengalihkan pandangan dari berkas-berkas di hadapannya
Suzy memandang Chanyeol sejenak dan tersenyum kecil. Pertama kalinya ia merasa seperti berbagi cerita yang pribadi dan lebih dekat
“Tentang lagu untuk comeback Chen, apa kau yakin tentang itu? Kupikir akan lebih baik Ji Eun sunbae yang melakukannya. Aku…” perkataan Suzy dipotong oleh Chanyeol
“Kenapa? Apa kau ragu dan tidak percaya diri? Suzy-ssi, yang mengajukan dirimu adalah nona Lee Ji Eun dan bukan aku. Aku hanya memberi kesempatan pada setiap staf yang memiliki peluang untuk menciptakan karya mereka. Siapa yang pantas bukan ditentukan berdasarkan siapa yang melakukannya, melainkan apa yang mereka ciptakan” kata Chanyeol menatap Suzy serius
Suzy dibuat terdiam dengan ucapan Chanyeol yang terkesan menusuk ditambah tatapan intimidasinya. Membuatnya mau tidak mau hanya memberikan balasan berupa tatapan mengerti.
***
Sabtu pagi yang sejuk. Seperti biasa Chanyeol mengawalinya dengan lari pagi melewati beberapa rute di taman besar dan indah yang berada di kompleks perumahan. Tepat saat pukul 09.10 dengan earphone yang masih melekat di telinganya ia sudah kembali kerumah dan langsung menuju dapur.
Selagi meneguk air melalui botol ia menoleh kearah bibi Ahn yang sedang sibuk entah melakukan apa dibalik pantri “Ahjumma, dimana mereka?” Tanyanya saat mendapati rumah dalam keadaan sepi sambil berlalu menuju meja makan
“Nona Suzy berpesan kalau ia pergi keluar mengajak nona So Hyun untuk berjalan-jalan” kata bibi Ahn
Chanyeol mengangguk-angguk. Baru mengingat rencana Suzy tempo hari. Baru saja berniat untuk memulai sarapan, ia mengerutkan keningnya saat melihat sebuah amplop putih diatas meja makan
“Ah itu, tadi supir Tuan besar datang mengantarkan surat itu untuk Anda“ bibi Ahn menjelaskan sembari meletakkan kopi hitam dan sepiring omelet diatas meja
Tanpa menunggu lebih lama Chanyeol membuka amplop itu, dua buah tiket pesawat kelas bisnis menuju pulau Jeju terdapat di dalamnya. Apa maksudnya? Chanyeol mengerutkan keningnya. Apa tujuan ayahnya memberi tiket ini? Masih diambang kebingungan ponselnya bergetar pertanda panggilan masuk. Nah panjang umur sekali
“Ne, eommoni?” Sahut Chanyeol menempelkan ponsel ditelinganya
“Kau sudah menerima tiketnya?”
“Ibu yang mengirimnya?“ Tangannya masih menggenggam tiket itu
“Eoh. Chanyeolie, lusa ajaklah Suzy berlibur ke Jeju. Ibu mohon untuk kali ini jangan menolak. Ibu sengaja sudah memesankan tiket untuk yang itu agar kalian bisa langsung berangkat” sahut Ibunya lembut namun masih tersirat memohon
“Tapi ibu tau sendiri masih banyak pekerjaan yang harus kami selesaikan di agensi…“ Chanyeol berusaha menolak
“Tidak, ibu sudah meminta ayahmu untuk meminta bawahannya yang akan menghandle tugasmu selama kau pergi. Ibu tidak mau mendengar penolakan lagi uri adeul. Kalau begitu ibu tutup teleponnya” putus Ibunya tanpa menunggu lebih banyak penolakan Chanyeol
Chanyeol hanya menghela nafas berat saat mendengar perkataan ibunya yang tersirat keharusan dan suara telepon di putus sepihak, lalu melirik tiket ditangannya
***
Jika wanita kebanyakan akan menghabiskan waktu mereka dengan berbelanja ini itu yang berhubungan dengan feminin, namun akan berbeda jika dengan Suzy. Hanya Kang Seulgi yang mampu membuat seorang Suzy mau tidak mau melakukan kegiatan itu meskipun melalui paksaan dan selalu disambut Suzy dengan berbagai gerutuan dan tatapan jengah. Kali ini Suzy merasakan apa yang dirasakan oleh Seulgi, Suzy harus mengeluarkan jurus paksaan untuk mengajak So Hyun untuk sekedar berjalan-jalan di tengah kota Seoul dan harus butuh ekstra kesabaran untuk menghadapi gerutuan dan tatapan menyebalkan dari So Hyun meskipun pada akhirnya gadis itu menuruti paksaan Suzy. Berterima kasihlah atas pengalaman baru ini
“Apa masih lama?” So Hyun berulang kali mengeluarkan pertanyaan dingin itu
Suzy menoleh dari novel yang sedang ia baca pada bagian sinopsisnya lalu terkekeh “Kau bosan ya?” Tanyanya sembari meletakkan novel itu ke rak semula lalu berjalan ke rak berikutnya
So Hyun mengekor dibelakang dengan melipat tangannya di dada ditambah wajah datarnya “Menurutmu?“ Tanyanya sarkastik dengan aksen khas New Zealand
“Tadi eonni tanya pendapatmu mau jalan-jalan kemana dan kau hanya bilang ‘terserah’. Ya menurutku ini tempat terbaik” kata Suzy lalu menghadap So Hyun sambil menirukan gelagat cuek So Hyun saat mengatakan ‘terserah’ tadi
So Hyun mendengus “Menarik? Ini bahkan lebih layak disebut penjara yang terbuat dari kertas!“ Sahutnya menunjukan kebencian akan tempat yang hanya dipenuhi buku-buku tebal itu
Suzy tercengang “Penjara?“ Dan So Hyun hanya melongos dengan gaya arogannya menuju pintu keluar toko buku melewati punggung seorang laki-laki muda berseragam SMA, sedang memilih buku di rak
Suzy mendesis geli dengan tingkah So Hyun yang justru lucu menurutnya. Seperti seorang gadis kecil yang sedang merengek pada ibunya “Gadis itu. Geez. Kim So Hyun tunggu!” Sahutnya setengah berteriak dan berlari kecil menyusul punggung So Hyun yang hampir menjauh
Kim So Hyun? Laki-laki yang sejak tadi sibuk memilah buku di rak menoleh kearah dua wanita itu saat mendengar nama yang terdengar familiar di telinganya. Meskipun mungkin ada banyak diantara seluruh penduduk di Korea ini memiliki nama yang sama, namun itu tidak menyurutkan perhatiannya akan panggilan tadi. Atau ia yang terlalu mudah terganggu akan nama itu? Matanya masih menatap punggung gadis yang dipanggil Kim So Hyun itu
“Kim So Hyun?“ Gumamnya tanpa sadar
Saat malam tiba Suzy dan So Hyun sudah menapakkan kaki mereka kembali di rumah. Suzy langsung menuju kamarnya begitupun dengan So Hyun. Menghabiskan waktu seharian dengan gadis dengan perangai seperti So Hyun ternyata tidak semenyusahkan dan semenyebalkan itu. Suzy hanya perlu bersabar dan bersikap lembut untuk lebih mengetahui bagaimana So Hyun sebenarnya. Selama sehari ini Suzy mengetahui beberapa hal tentang So Hyun dan ternyata memiliki beberapa kesamaan dan juga perbedaan dengan dirinya. So Hyun tidak suka keramaian sama sepertinya, tidak suka ice cream tapi lebih suka makanan pedas. So Hyun yang ternyata pencinta musik klasik, dan So Hyun yang diam-diam tersenyum ketika memperhatikan seorang anak memegang balon dan berjalan bergandengan dengan ibunya
***
Minggu pagi berjalan seperti biasanya. Chanyeol melakukan kegiatannya seperti biasanya yaitu tenggelam di ruang favoritenya. So Hyun, gadis itu lebih memilih berdiam diri di kamarnya dan menyumpal telinganya dengan earphone sementara tangannya sibuk menggores-gores pensil dan alat lainnya diatas kertas gambar putih. Lain halnya dengan Suzy, wanita itu memilih menghabiskan waktu untuk berfikir keras dan memetik-metik gitar untuk mencari nada dan harmoni yang menarik untuk sebuah lagu yang akan ia ciptakan. Berulang kali menulis lalu menghapus dan memperbaiki susunan not-not yang ia pikir menarik
“Apa yang ini ya? Sshh. Tidak tidak. Ini terdengar aneh. Na..na..na“ gumamnya bersenandung dengan memetik gitarnya
“Yang itu tadi terdengar aneh juga…” gumamnya lagi lalu mencoret not yang tadi telah ia tulis di buku musiknya
“Itu tadi terdengar tidak buruk” Suzy sontak menoleh kearah sumber suara dan mendapati Chanyeol berdiri di depan pintu kamar dengan bersedekap. Sejak kapan pria itu disana?
Suzy tidak dapat berkedip saat Chanyeol berjalan kearahnya dan duduk tepat di sebelahnya lalu mengambil alih gitar darinya “Kau sudah sampai bait berapa?“ Tanyanya tanpa menoleh kearah Suzy dan mulai memetik-metik gitar dengan asal
“Kurasa baru dua“ sahut Suzy santai meskipun jantungnya memberontak
“Aku tidak bermaksud untuk merusak atau mencampuri lagumu, tapi saat mendengarnya aku memiliki beberapa ide nada yang mungkin cocok“ ujar Chanyeol memetik gitar. Sebuah alunan yang terdengar sangat menarik dan manis. Suzy diam mendengarkan, sesekali kepalanya ikut mengangguk dan jari-jarinya mengetuk-ngetuk diatas pahanya mengikuti alunan dari gitar
Chanyeol menghentikan petikannya lalu memberikan gitar itu kembali pada Suzy. Merogoh benda persegi panjang yang tadi bergetar dari saku celananya. Chanyeol melirik layar ponselnya dan sebelum memutuskan untuk mengangkat telepon itu ia sempat berkata sesuatu pada Suzy “Besok pagi kita akan berangkat ke Jeju, berkemaslah” lalu pria itu berjalan keluar kamar dengan menempelkan ponsel di telinganya. Samar-samar Suzy masih dapat mendengar Chanyeol berkata “Eoh, Soojung-ah” pada ponselnya sebelum menghilang dibalik pintu. Ah Soojung yang menelepon pikirnya.
~To be continued~
Hi! Sangeil chukhahamnida to our main cast uri Bae Suzy *prokprok* telat baget nih. Rencana kemarin mau update pas di ultah Suzy tapi gak terkejar hehe mianhamnida *bow* maaf banget ya super slow update :’) aku selalu kasih spoiler sebelum update dan yang respon cuma sedikit :’) jadi aku pikir gak byk yg menanti makanya jadi lama hehe tp penanti setiaku maafkan author yg super duper suka nyebar php ini *hug*
Silent reader masih nyebar kah? Apa kabar? Baik? Aku juga. Makasih. :’)
See u very soon if you guys give me so many respons. Pay pay👐
Jangan lupa kunjungi blog aku di : Agasshiel’s Story.
Sweet regards,
Agasshiel. xoxo