Quantcast
Channel: kim-jongin « WordPress.com Tag Feed
Viewing all articles
Browse latest Browse all 621

[Prolog] Perspective: Park Sena

$
0
0

 

A sequel of Kaleidoscope.

Trailer — Prolog: Park Sena

Agaknya istilah umur tidak bisa mengukur kedewasaan seseorang benar adanya. Lihat saja Park Sena, perempuan berumur dua puluh empat tahun yang selama tiga tahun setengah hidup di negeri matahari seorang diri rela menghabiskan waktu berjam-jam di depan laptop hanya untuk berceloteh tentang kesialan yang ia hadapi hari ini. Dari yang lupa bahwa ada kelas pagi, lupa membawa tiket keretanya sampai terpaksa makan nato den telor mentah. It means the worst thing.

“Rasanya aku seperti memasukkan seribu kaos kaki bau ke dalam mulutku.” Keluhnya ketika mengingat detik-detik ia harus memasukkan kacang hasil fermentasi itu ke dalam lambungnya. “Aku tidak tahu kenapa hal-hal buruk harus diciptakan jika kita memiliki hal-hal baik yang lebih layak untuk dikonsumsi.” Cecarnya berkelanjutan.

Kakaknya, Park Chanyeol, yang sedang ada di hadapannya (tidak secara harfiah, tentu saja) tertawa terbahak membuat bibir Sena mencebik kesal. “Jadi, bagaimana sekolahmu selama satu semester ini?”

Cebikan Sena berubah menjadi senyum tipis yang diyakini Chanyeol mengandung banyak arti. Tiga setengah tahun yang bisa menjungkirkan dunia siapa saja termasuk dunia milik adiknya. Bagaimana takdir suka bermain-main dengan hidup adiknya. Bagaimana tiga tahun bisa menjadi waktu yang singkat untuk seseorang kehilangan mimpinya.

Begitu pula menurut Sena. Tiga tahun memang waktu yang singkat dan kalau boleh jujur ia belum siap melepaskan mimpi-mimpi yang tengah ia tata sedemikian rupa di depan keningnya. Seharusnya… seharusnya hari ini Sena sudah menjadi seseorang bergelar seni tapi lucunya kali ini Sena memulai semuanya dari awal kembali dengan bidang yang sama sekali ia tidak sangka akan diambilnya. Dan, lucunya, di sisi lain Sena merasa bahwa tiga setengah tahun adalah waktu yang cukup singkat bagi seseorang untuk berpindah ke lain hati. Tentu saja yang Sena maksud bukanlah dirinya.

Sena mengerutkan dagunya di atas bantal yang makin erat dalam pelukannya. Sena menatap layar laptopnya yang menampilkan Chanyeol dengan baju tanpa lengan warna hitam. Sena tidak ingin menjawab… atau mungkin belum dan Chanyeol tidak berniat mengalihkan pembicaraan. Bukan karena Chanyeol ingin menguak kembali luka lama Sena hanya saja ia ingin tahu benar bagaimana kabar Sena dengan keadaan yang seratus delapan puluh derajat lebih berbeda dari tiga tahun silam.

“Hei, Chanyeol,” si empunya nama memberikan atensi dengan dehaman sedangkan jemarinya dengan terampil memetik gitar, “apakah menurutmu yang terjadi denganku selama ini adalah sebuah karma?”

Pandangan Chanyeol masih fokus dengan senar-senar gitarnya hanya saja jemarinya seketika berhenti. “Tidak. Hanya saja aku yakin karma akan datang jika kau tetap ingin merebut yang bukan menjadi hakmu, Sena.”

Seperti yang sudah dikatakan di awal bahwa Sena sesungguhnya adalah seorang gadis yang terperangkap dalam tubuh orang dewasa. Maka, berpikirlah ia selayaknya gadis kecil yang kehilangan boneka kesayangannya.

“Aku hanya ingin apa yang menjadi milikku tetap menjadi milikku, Chanyeol.”

***

Author’s Note:

  1. Udah lama banget nggak nulis, maafkan jika tulisannya kembali kaku.
  2. Video untuk part Sehun dan Jongin udah kelar tinggal bikin prolognya aja.
  3. Aku nggak janji bakal sering update karena semakin bertambahnya umur semakin bertambah juga tanggungjawab yang harus ditanggung. Jadi, update bisa aja sebulan sekali, dua bulan sekali, nggak tentu. Dan juga nulis ff buat aku sekarang cuma kayak melampiaskan kangen aja, nggak bakal sering-sering ketemu.
  4. Untuk yang nanya ffku yang lain dilanjut nggak. Aku masih belum tahu. Kalau ada ide dan mood aku lanjut bahkan yang kemaren discontinued mungkin bisa aja jadi aku lanjutin.
  5. Jangan minta yang panjang-panjang, ffku bukan anu #eh, maksudnya bukan tongkat pramuka. Jadi, yah, aku nulis seadanya ide segitu aja. Aku makin ke sini malah makin bingung kenapa dulu bisa nulis panjang-panjang banget –“
  6. Terima kasih.

Viewing all articles
Browse latest Browse all 621

Trending Articles