Quantcast
Channel: kim-jongin « WordPress.com Tag Feed
Viewing all articles
Browse latest Browse all 621

Another Bad Day

$
0
0

another bad day

Author : Lightmover0488
Cast : Kim Jongin , Kim Jaehyun (OC), Byun Yeolhee

Support : Byun Baekhyun, Yeeun, Yuan, Lay

Genre : Marriage Life, Family, Fluff, Pg-15, Friendhip

Length : Oneshot

Disclaimer : Cerita Fiktif. No copy paste.

Prev One Fine Day

===

Eomma,”

“Hm?”

Yeolhee menatap wajah Kim Seohwa–Ibu mertuanya dengan pikiran yang tiba – tiba menjadi penuh. Bibirnya sudah akan membuka untuk mencetuskan sesuatu namun Yeolhee mengurungkannya. Dia ingin tau perubahan ekspresi Ibu mertuanya yang kini tengah melihat hasil design-nya di sebuah sketchbook kecil yang ia punyai sejak SMA.

“Apakah kau bosan di rumah?”

Ne?”

Seohwa akhirnya menatap Yeolhee lalu melepaskan kacamatanya, “Sebenarnya aku kehilangan 1 karyawanku kemarin. Dan sepertinya kau bosan–”

“Aku tidak bosan, hanya saja ingin melakukan sesuatu.. hehehe,” Yeolhee nyengir lebar dengan malu – malu lalu menyandarkan tubuhnya ke belakang, “Ani~~ Baekhyun selalu sibuk bekerja. Dan aku harus mengurus si kembar sendirian di umurku yang sekarang, aku ingin melanjutkan kuliahku tapi itu tidak mungkin karena Baekhyun tidak akan mengijinkan, dan Aku..” Yeolhee berkata dengan nada mengeluh yang berlebihan lalu melanjutkan, “Aku ingin bekerja, Eomma..”

“Lalu si kembar bagaimana?”

Yeolhee terdiam seraya mengerucutkan bibirnya. Tentu saja di sisi lain dia tidak mau Yuan dan Yeeun terbengkalai karena keegoisannya. Dia sangat mencintai buah hatinya melebihi apapun tapi entahlah.. dia seakan tidak ingin membuang sisa hidupnya hanya untuk menjadi ibu rumah tangga.

“Baiklah, aku pikir kau bisa membuat design nya lagi sesuai konsep yang aku tentukan. Dan kau tidak harus stay di kantor,”

Ne?”

“Tapi terserah padamu jika akan membawa si kembar kemari,” Seohwa tersenyum teduh pada Yeolhee lalu melipat 3 lembar design pakaian Musim Semi buatan Yeolhee yang ia rasa pas untuk pagelaran Di L.A, “Aku akan siap menjaganya,”

Anieyo.. aku akan ke kantor jika Baekhyun ada di rumah. Eomma sudah sangat sibuk mengurus ini dan itu.. Terimakasih, Eomma..”

“Apakah kau berkuliah di jurusan fashion design? Gambarmu bagus,”

“Tidak. Aku hanya… pandai menggambar,” Yeolhee terkekeh sumringah dengan semburat kemerahan yang muncul di kedua pipinya

“Kau seperti Jongin, dia juga pintar menggambar..”

Ne, Aku dan Jongin sempat mengikuti pagelaran seni di Busan saat SMA,”

“Kau dan Jongin sepertinya benar – benar sangat dekat,”

Yeolhee sontak menghentikan senyuman lebarnya, digantikan dengan ekspresi tidak enak. Rasanya aneh saja saat Ibunya mengatakan hal itu padanya. Tapi yasudahlah, mungkin itu hanya perasaannya saja.
Tok tok
“Ah, Jaehyun-ah.. kau sudah datang?”

Ne,”

Jaehyun memasuki ruangan Seohwa dengan membungkuk sopan lalu duduk di sebelah Yeolhee, “Yuan dan Yeeun kemana?”

“Baekhyun membawanya bermain di luar, Kau tidak datang dengan Jongin?” Tanya Yeolhee sambil berdiri dari tempatnya saat Seohwa mengkodenya untuk beranjak dari sana. Sepertinya pagelaran fashionnya sudah akan dimulai.

“Jongin di belakangku tadi, sepertinya dia bertemu kolega di bawah..”

Jaehyun melingkari lengan Yeolhee, “Aku merindukan si kembar.. apakah mereka masih menangisi kami?”

Yeolhee tertawa, “Tentu saja! Ah, Sangat menyebalkan… kau bisa bayangkan setiap pagi darahku benar – benar naik karena rengekan mereka,”

“Hehehe. Maafkan aku, aku akan mengunjungi mereka nanti,”

Andwae.. jika kalian tidak akan tinggal di mansion mending tidak usah. Biarkan Yuan dan Yeeun melupakan kalian, kekekek–omo, Jongin-ah,” Yeolhee tiba – tiba saja berseru sekaligus melambaikan tangannya ketika matanya melihat Jongin keluar dari lift dengan sibuk menatap layar ponselnya. Setelah menunduk sekilas pada Seohwa yang menepuk pelan lengannya, Jongin sontak memberengut pada Yeolhee.

“Ya, kenapa kau tidak bilang Baekhyun sedang bersama Si kembar? Lihat, bahkan Kyungsoo dan Jongdae berada disana. Aah, Aku ingin berenang..” Jongin merajuk hebat dengan menunjukkan layar ponselnya ke depan wajah Yeolhee, “Ya tuhan, Lihatlah bikini Yeeun ya ampun, Aku akan kesana sekarang..”

Yeolhee ingin menjerit melihat bikini Yeeun yang kemarin ia belikan, sementara Jaehyun disebelahnya ingin segera memukul kepala Jongin.

Jinjja?! Kau akan kesana? Lalu aku?”

“Bukankah Yeolhee bersamamu,” Jongin nyengir pada Jaehyun sekilas lalu merampas ponselnya yang masih di pegang Yeolhee sekaligus memasukkannya ke dalam saku bersiap untuk berbalik badan. Sebenarnya dia malas mengikuti pagelaran fashion ibunya pada hari minggu begini. Lagipula sudah lama sekali dia tidak bertemu dengan Si kembar Kesayangannya.

“Yaa! Bukankah kau bilang kita akan berkencan setelah acara ini hah!?”

Jongin lalu membalik badannya lagi dengan wajah seakan teringat sesuatu, “Ah.. aku lupa. Tapi, aku ingin berenang dengan si kembar–”

AISH! PERGILAH JIKA ITU MAUMU!”

Yeolhee berjengit kaget dengan suara Jaehyun, begitupun dengan Jongin. Pria itu sedikit berekspresi kesal lalu mendengus, “Salahmu sendiri kenapa kau menunda kehamilanmu ish,”

“YA! Kenapa kau membawa – bawa masalah itu lagi disini hah!?”

“Memangnya kenapa? Bukankah kau seharusnya menuruti keinginanku?!”

“Kau hanya masih tidak terbiasa hanya berdua saja denganku kan, karena itu kau menginginkan seorang anak diantara kita,”

“Ya!”

“Seharusnya kau memikirkannya lebih lama saat ingin menikah denganku,” Jaehyun masih menatap Jongin nanar, tidak tau kenapa emosinya langsung melejit saat Jongin akan meninggalkannya tadi. Rasanya, perkataan manis Jongin yang selama ia dengar hanya fatamorgana saja, “Sampai kapan aku hanya menjadi alat untukmu!?”

“Jaehyun-ah, kau pasti sudah gila!” Suara Jongin meninggi dengan matanya yang melotot kaget mendengar penuturan Jaehyun.

Keurae? Kau menganggapku gila sekarang–”
Jogiyo..” Yeolhee melepaskan tangan Jaehyun dengan wajah jengah, “Apakah kalian datang bersama hanya untuk bertengkar?”

“Aku rasa kita perlu bic–”

Jongin menghentikan perkataannya mendadak saat Jaehyun melewatinya dengan menabrak bahunya sangat keras. Tapi Bukannya merasa menyesal telah membuat Jaehyun sepertinya sangat marah, Jongin segera mengumpat dengan menjambaki rambutnya sendiri, “Aish, dia tidak akan pernah mendengarkanku!”

“Kim Jongin!”

“Wae!”
Yeolhee maju selangkah dengan mata bulatnya yang berubah tegas menatap mata Jongin, “Kenapa kau seperti ini?”

“Aku kenapa?!”

“Kau tidak mengejar istrimu sekarang,”

“Biarkan saja,”

“Apa maksudnya dengan memperalatnya?”

Yeolhee berusaha menjadi tenang. Sejak beberapa minggu lalu memang sepertinya hubungan mereka berdua tidak akur. Walaupun Yeolhee tidak melihatnya setiap hari karena Jongin dan Jaehyun tinggal di apartemen tapi Baekhyun selalu bercerita tentang mereka sepulang dari kantor.

Molla..” Jongin mengedikkan bahu dengan membuang tatapannya ke arah lain asalkan tidak menatap wajah Yeolhee.

“Kau bohong,” Yeolhee menjentikkan jemarinya tepat di depan wajah Jongin menunggu penjelasan Pria sekaligus sahabatnya itu, “Apa maksudnya?”

“Entahlah, sepertinya ini salahku..” Jongin mengedikkan bahunya acuh lalu menghela nafas berat, sementara Yeolhee semakin penasaran dengan apa yang akan Jongin katakan. Bahkan menurutnya selama 8 bulan ini mereka tinggal bersama dengan cara yang baik – baik saja bukan?

“Jaehyun masih mengira bahwa dia hanya sebuah alat agar aku bisa melupakanmu,”
Mwo..
Sebuah petir pasti baru saja menyambar tubuh Yeolhee. Wanita itu masih terpaku pada tempatnya, mencerna perkataan Jongin yang seperti memukulnya dengan sangat keras. Dia pikir Jongin sudah melupakannya, sejak memutuskan untuk menikahi Jaehyun. Astaga, Yeolhee tidak berpikiran kesana, bahwa Jongin bisa saja memang belum sepenuhnya bisa melupakannya. Dan dia pikir, Senyum dan tawa Jongin yang selama ini dia lihat adalah sebuah kebahagiaan baginya karena sudah menemukan pendamping hidup seperti Jaehyun.

“Ah, tidak usah dipikirkan. Aku akan menyelesaikannya sendiri. Jangan membuat dirimu tertekan hm?” Jongin berujar dengan tersenyum manis kemudian bersiap untuk… yeah, lebih baik dia menyelesaikan masalahnya dengan Jaehyun lalu mengajaknya menemui si kembar di water boom, “Aku pergi dulu, cepat menyusul Ibu, Acaranya sudah dimulai..”

“Jongin..” Yeolhee menarik tangan Jongin sebelum pria itu berbalik badan, “Apakah kau bahagia?”

Mwo?”

Yeolhee menarik nafasnya lalu menghembuskannya lagi dengan merunduk menatap lantai, “Selama ini, Apakah kau benar – benar bahagia? Aku ingin kau berkata jujur,”

Jongin menarik dagu Yeolhee agar mendongak menatapnya. Tentu saja dia ingin melihat juga bagaimana cara ata Yeolhee menatapnya sekarang, “Bagaimana menurutmu?”

“Kau bahagia,”

Jongin tersenyum semu dan itu membuat Yeolhee tau yang sebenarnya. Dia tidak bisa melihat Jongin seperti ini sungguh.

Keurae, Aku bahagia..”

Lalu Jongin meletakkan kedua tangannya ke saku celana, masih menatap ke dalam mata Yeolhee yang ternyata sangat ia rindukan. Terlepas dari semuanya, jujur saja hati Jongin sebegitu bergemuruhnya menatap kembali mata itu. Mata indah yang selalu mampu menenggelamkannya selama ini. Begitu teduh dan tenang.

“Tapi, Aku merindukanmu, Yeolhee-ya..”

Dan saat itu juga mata Yeolhee berkedip agar kontak matanya dengan Jongin terlepas. Entah kenapa jantungnya berpacu dengan kencang. Bukan, tentu saja bukan karena Dia merasakan suatu perasaan pada Jongin tapi karena dia tidak sanggup menatap mata kelam itu. Mata kelam yang masih sama seperti saat Jongin memutuskan untuk melupakannya. Mata pilu saat Pria itu menangis seraya memeluknya dengan erat. Dan Saat, Yeolhee mulai menemukan lembaran kebahagiannya bersama Byun Baekhyun. Saat itu Mata Jongin tidak pernah berubah. Selalu terasa menyakitkan.

+ Another Bad Day +

Gwaenchana gwaenchana..” Lay menepuk – nepuk punggung Baekhyun saat Pria itu terus menerus memajang wajah tegang. Pasca Yuan tercebur ke kolam setengah jam lalu, Baekhyun seperti orang kehilangan jiwanya. Padahal sekarang ini mereka berdua sedang memperhatikan Yuan yang sudah kembali bermain di sebuah taman bermain dengan Yeeun. Dan kenapa mereka berdua hanya mengamati tanpa menemani langsung ke dalam?

Yeah, karena disana sudah ada Kyungsoo dan Jongdae yang sedang terbahak bersama Yuan dan Yeeun. Terkadang, Baekhyun bersyukur Yeolhee mempunyai teman – teman yang sangat setia.

“Aku rasa aku sudah akan mati tadi, hyung..” Ingatan Baekhyun sontak  kembali pada kejadian beberapa jam yang lalu. Saat Yuan merangkak masuk ke dalam kolam tanpa ia sadari. Dan sungguh Baekhyun merasa malaikat kematian sudah akan mencabut jiwanya saat Yuan menangis kencang di gendongannya sampai terbatuk – batuk menyedihkan, “Aku tidak akan membawa mereka kemari lagi,”

“Jangan begitu, berenang juga bagus untuk pertumbuhan mereka, Baek. Kau hanya perlu menjaganya lebih ketat..”

Lay kembali mengusap – usap punggung Baekhyun, “Kau seharusnya menjadi ayah yang kuat karena mempunyai dua sekaligus ;”) ,”

Baekhyun lalu menoleh pada Lay dan sempat tersenyum sangat tipis dengan wajah tegangnya. Dia jadi merasa omongan Lay barusan seperti Challange baru untuknya agar menjadi Ayah yang lebih baik di masa depan. Hahh.. Baekhyun rasa dia sudah ingin menyerah jika teringat kejadian tadi. Tapi, yeah… bukankah selama 10 bulan ini Dia bisa melakukannya? Meskipun masih banyak kekurangan yang Ia lakukan karena menjadi Ayah memang bukan pekerjaan yang mudah apalagi dengan pengalaman yang sangat minim sekali. Lihat saja ke belakang, bahkan Baekhyun hanya bisa menghamburkan uang dengan bermain para Wanita di luar sana. Bagaimana mungkin dia akan mendapat pengalaman menjadi seorang Ayah yang sempurna sekarang?? Heol

“Ya, Jongin? Kenapa kau..”

Baekhyun menyadarkan diri dari lamunannya ketika Lay yang sedang ia tatap sedari tadi berkata dengan menunjuk sesuatu di belakang punggungnya. Dia menoleh ke belakang dan menemukan Jongin hanya melambaikan tangannya lalu berlari menuju Kyungsoo dan Jongdae.

“Yuan Yeeun!”

Baekhyun berjalan mendekat sambil menelengkan kepalanya ketika Jongin berseru dengan kencangnya pada Si kembar. Kalau tidak salah ingat, harusnya Jongin dan Jaehyun juga sedang menghadiri acara Fashion dengan Yeolhee. Kenapa Jongin berada disini? Tanpa Jaehyun?

“Kau tidak bersama Jaehyun? Kalian masih bertengkar?” Itu pertanyaan Jongdae

“Tentu saja tidak kan? Akhir – akhir ini aku sering melihatmu bersama Jaehyun,” Kyungsoo menyambangi sembari mendirikan Yuan yang terpeleset bola karet.

“Sepertinya tidak..” Jawab Jongin masih menggendong Yeeun sambil menciumi pipi gembulnya gemas. Entahlah, mood nya benar – benar kacau karena Jaehyun sepertinya marah besar kepadanya tadi.

“Ya, apa maksudnya itu!” Kyungsoo meninju lengan Jongin, “Ayolah kawan, Akhir – akhir ini sepertinya kau memikirkam banyak sekali hal,” Kyungsoo mengambil Yeeun dari gendongan Jongin lalu menaruhnya kembali ke lantai karpet agar Bayi 10 bulan itu bermain bersama Bayi yang lainnya.

“Tentu saja aku memikirkan pekerjaanku,”

“Bukann itu..” Kyungsoo menarik lengan Jongin agar berdiri lalu berjalan ke luar ruangan meninggalkan Jongdae dan si kembar disana. Saat sudah di ambang pintu yang terbuka lebar, Jongin lantas menatap Baekhyun yang sejak tadi berdiri di ambang pintu. Dan seketika dia ingin mencakar wajah Baekhyun sekarang juga.

“Kenapa kau menatapku seperti itu ish!” Baekhyun yang sedari tadi sedang sangat sensitif ikut menatap Jongin dengan sinis.

“Memangnya tidak boleh?”

“Aish..” Baekhyun mengepalkan tangannya lalu maju selangkah ingin memukul wajah Jongin yang entah kenapa membuatnya naik pitam. Padahal Jongin hanya berkata seperti itu, tapi wajahnya benar – benar menyebalkan di mata Baekhyun.

“Kaliann!” Lay menarik lengan Baekhyun sampai mundur beberapa langkah ke belakang, “Aku pikir kalian adalah pria dewasa! Kau lihatlah Anakmu disana eo! Kau bahkan hampir mencelakai Yuan, dan sekarang kau mau membuat masalah lagi?!” Lay melirik Baekhyun sebal lalu memasuki ruangan untuk membawa pulang Si kembar.

“Mencelakai?” Jongin tersenyum miring pada Baekhyun, sementara Kyungsoo yang sejak tadi mengamati Lay kini melihat Yuan dan Yeeun merangkak gontai menghindari Lay yang akan menggendongnya

“Aku tau hal seperti ini akan terjadi, Bagaimana Byun Baekhyun bisa menjaga mereka berdua sementara Kau hanya seorang Pria pemaksa yang menyebalkan?”

“Kim Jongin,” Kyungsoo menyenggol lengan Jongin, “Kau ini kenapa!”

“Untung saja Yeolhee tidak jadi kesini tadi,” Jongin lalu melengos pergi dari hadapan Baekhyun

“Ya, jika suasana hatimu sedang kacau. Tidak usah membuat masalah denganku,”

“Aku tidak membuat masalah,” Jongin mengedikkan bahu, “Hanya saja Aku kasihan dengan Yuan–”

Lalu Kyungsoo menarik Jongin agar segera pergi dari hadapan Baekhyun, tapi Mulut Jongin masih saja terus mengoceh, “Auh jinjja–Bagaimana perasaan Yeolhee jika dia tau kau tidak menjaganya dengan benar–”

Aishh apakah kau meninggalkan Jaehyun di suatu tempat dan kau melupakannya hah?! Kenapa Kau menyebut – nyebut nama Istriku sedari tadi!!” Baekhyun berseru lantang lalu berjalan lebar – lebar sampai kedua tangannya berhasil mencengkram kerah jaket Jongin.

Ani, Chakaman— Baekhyun-ah.. Aku akan membawa Jongin pergi–” Kyungsoo berusaha melepaskan cekalan Baekhyun yang masih memelototi Jongin dan itu membuatnya sedikit terhenyak karena baru pertama kali melihat wajah menyeramkan Baekhyun, “Omo, Baekhyun–Lihat Si kembar menangis,”

Mengakhiri adu tatapan panas mereka karena perkataan Kyungsoo, Jongin tersenyum miring pada Baekhyun yang kini tengah melepaskan cengkramannya kemudian berkata lirih dengan menggertakkan gigi, “Aku tidak suka caramu mengejakan nama Yeolhee seolah – olah kau masih menyimpan perasaan padanya. Menjauhlah dari hidupnya sebelum aku yang menjauhkannya darimu–untuk yang kedua kalinya–”
Bugh
Baekhyun terhuyung ke belakang karena kepalan tangan Jongin mendarat di rahangnya dengan sangat keras. Dan semuanya menjadi kacau, beberapa orang di sekitar mereka memekik dengan menutupi mata anak – anaknya menggunakan tangan. Lay yang berhasil menggendong Yuan dan Yeeun kini hanya berdiri di ambang pintu ruangan dengan wajah terkejut. Sama seperti Kyungsoo dan Jongdae yang tidak menyangka kenapa tiba – tiba saja Jongin memukul Baekhyun. Apa masalahnya?

“Aku tau mulut menyebalkanmu tidak akan pernah berubah!” Wajah Jongin mengeras, kepalanya mendidih mendadak seakan seseorang menyalakan api di dalamnya. Lalu menubruk Baekhyun lagi dan meninjunya beberapa kali sampai Kyungsoo dan Jongdae bergerak untuk melerainya.

Aish sebenarnya ada apa dengan kalian,” Lay berkata jengah pada Baekhyun serta Jongin yang kini berada di cekalan Kyungsoo dan Jongdae. Sementara Yuan dan Yeeun sedang menatap Ayahnya dengan wajah clueless tanpa dosa dan tidak tau apa – apa. Tapi saat Baekhyun melepaskan diri dari Jongdae dan berdiri dengan tegak menghadap Lay, Yeeun sontak menangis dengan kencang. Tidak mengerti apa yang ada di dalam pikiran Bayi perempuan itu–takut atau kasian? Entahlah tapi Dia menangis melihat bibir Baekhyun berdarah.

+ Another Bad Day +

>> Flashback
“Tapi aku merindukanmu, Yeolhee-ya…” 

.
“Oh? Kim Jongin, Jadi kau merindukannya begitu?”

Kontak mata Yeolhee dan Jongin serta merta terputus ketika suara Jaehyun terdengar menggema di seluruh lorong koridor lantai 3 tersebut. Jongin mengumpat pelan tapi sebelum dia sempat berbalik badan, Yeolhee sudah berjalan melewatinya, “Jaehyun-ah..”

Ani, seharusnya aku tidak menyusulmu tadi. Aku akan pergi,” Ujar Jaehyun lalu membalikkan badan dengan mengepalkan tangannya.

Oke. Dia menyesal–Tidak, tentu saja dia amat sangat menyesali kenapa kakinya berjalan kesini lagi, Padahal Jaehyun hanya ingin meyakinkan dirinya bahwa Jongin benar – benar tidak berbalik mengejarnya. Dan kenyataan lain yang lebih kejam tentu saja baru saja terjadi di depan matanya.

Jongin memang tidak akan pernah mengejarnya untuk memperbaiki hubungan mereka dan… itu karena Yeolhee.

Keurae, Lagipula dirinya sudah terbiasa dengan itu. Terbiasa saat Jongin tidak benar – benar memikirkannya. Terbiasa saat Jongin tidak sengaja memberitahu momen – momennya bersama Yeolhee. Dan Jaehyun sudah terbiasa menyebut dirinya sebagai Alat yang hanya digunakan Jongin untuk melupakan Yeolhee. Itu yang dia katakan di depan Suaminya tadi.

Yeah, Dia akhirnya berhasil mengatakannya. Mengatakan dugaan yang selama ini mengganjal di hatinya. Bahwa dia memang alat yang digunakan Kim Jongin. Dan sepertinya semuanya benar? Atau tidak?

Bagaimana tidak, Baru saja dia mendengarnya dari bibir Jongin. Suaminya itu merindukan mantan kekasihnya. Itu sudah jelas kalau Jongin belum–Lebih tepatnya tidak bisa melupakannya. Lalu bagaimana jika dirinya tidak berhasil membuat Jongin melupakan Yeolhee? Apakah semuanya akan berakhir begitu saja? Kenapa dia seperti sedang mengerjakan sebuah Misi? Misi Jongin untuk melupakan seorang yang amat dicintainya.

“Dengarkan aku dulu,”

Jaehyun tersentak hebat dari pikirannya ketika tiba – tiba seseorang menarik pergelangan tangannya.

Oh?

Kenapa baru sekarang Jongin mengejarnya? Setelah semuanya sudah terlanjur terjadi dan setelah hatinya benar – benar sudah hancur lebur beberapa menit yang lalu.

“Apa lagi yang harus aku dengar dari mulutmu? Bahwa kau tidak bisa melupakan Yeolhee?!”

Jongin menatap ke sekelilingnya yang sangat sepi lalu mendorong Jaehyun ke tembok.

Mwo?” Jaehyun mendongak menatap Jongin dengan mata yang sudah berkaca – kaca,   “Apa yang akan kau katakan?”

“Tadi.. aku hanya…”

“Sudahlah, tidak ada yang perlu aku dengar lagi. Jangan mencariku sampai aku sendiri yang pulang ke rumah,” Kata Jaehyun lalu mendorong Jongin sedikit ke belakang agar dia bisa melewatinya.

Tapi langkahnya terhenti saat matanya melihat Yeolhee berdiri tak jauh darinya. Sedang menatapnya dengan ekspresi bersalah–entahlah tapi itu membuat Jaehyun tidak ingin melihatnya.

“Jaehyun-ah..”

“Tidak usah memikirkan rumah tangga kami,” Jaehyun berkata datar lalu melanjutkan langkahnya melewati wanita itu. Dan Yeolhee kini tidak habis pikir dengan Jongin yang sedang berdiri mematung disana. Bagaimana bisa Pria itu tidak menjelaskan apapun pada Jaehyun.

“Kim Jongin! Kau tidak ada niatan untuk mengejarnya?”

“Dia butuh waktu..”

“Ya!” Yeolhee mendorong bahu Jongin agar melihat ke arahnya, “Waktu untuk apa?! Merenung? Bahkan semua ini salahmu, bukankah seharusnya kau yang merenung untuk meminta maaf padanya–”

“Tapi aku tidak bisa membohongi perasaanku,”

“Jongin-ah.. jangan seperti ini. Aku yakin kau bisa menghapus semua perasaanmu padaku,”

“Yeolhee-ya aku ingin tau satu hal,” Jongin menghela nafasnya lembut, pikirannya seakan berubah menjadi benang yang terurai dan terlilit tidak bisa dikembalikan seperti semula. Okay. Sebenarnya dia Khilaf. Tidak ada yang bisa ia jelaskan pada Jaehyun. Tentu saja karena Semua yang dikatakannya adalah benar. Lalu apalagi yang harus ia katakan pada Jaehyun saat Istrinya itu sudah mendengar semuanya?

Yeah, harusnya tadi Jongin meminta maaf saja. Tapi entahlah, kenapa lidahnya terasa kelu hanya untuk melontarkan satu kata itu. Setelah dipikir lagi, Jongin rasa kata maafnya akan sia – sia saja toh Jaehyun sudah marah padanya sejak awal. Dan rasa bersalahnya sudah menggunung sampai Jongin mengira kata maafnya tidak akan merubah apapun.

“Ingin tau apa?”

“Apakah dulu sebelum kau bertemu–Ah ani, Sebelum kau menyadari perasaanmu pada Baekhyun. Kau menyukaiku?”

“Kenapa kau bertanya sekarang?”

“Hanya ingin tau saja. Sebelum kau bertemu dengan Baekhyun, sepertinya kau menaruh perasaan padaku–”

“Memang iya,”

Jongin tersentak pelan dan setelahnya mereka hanya saling bertatapan beberapa detik lamanya.

“Lalu, bagaimana caranya kau menghapusku dari hatimu?”

Molla.. terjadi begitu saja,”

“Apa yang Baekhyun lakukan padamu..”

Molla..” Yeolhee tiba – tiba memberengut, dia kesal kenapa Jongin tidak tau diri sekali, “Aku akan marah padamu jika Kau tidak mencari Jaehyun sekarang,”

Yeolhee sudah berbalik badan, tapi tiba – tiba teringat akan sesuatu yang sejak tadi ia pikirkan.

“Jika saja aku bisa kembali ke masa lalu, Aku harap aku tidak Hamil dan memiliki si kembar seperti sekarang. Kau tau, Jongin-ah.. walaupun terlihat menyenangkan. Tapi tidak semudah itu, banyak perasaan takut yang aku rasakan selama itu. Dan, asal kau tau. Aku mencintai Baekhyun sebelum Aku hamil si kembar dan Baekhyun mampu membuatku mencintainya. Karena itu, aku percaya kau bisa melupakanku dan mencintai Jaehyun seperti aku mencintai Baekhyun,”

+ Another Bad Day +

“Kau tinggal dimana sekarang?”

“Masih Di rumah Yeolhee,”

“Ya, apakah kau tunawisma atau apa?!”

“Kim Jongin, apa yang membuatmu seperti ini Jinjja?!” Jongdae berseru dari belakang saat Jongin yang sedang menyetir mobilnya meninggikan suaranya pada Kyungsoo.

“Chanyeol hyung sedang ada tugas di luar karena suatu kasus seminggu ini dan dia memintaku dan Jongdae tinggal disana saja, Wae? Kau akan kabur dari rumah?”

“Jaehyun kemana?”

Pertanyaan kedua temannya membuat mood Jongin tambah jatuh.

“Sudah kuduga pasti ada yang terjadi,” Ujar Kyungsoo berdecak sebal lalu memilih menatap ke luar jendela karena wajah Jongin benar – benar tidak enak untuk dilihat.

“Apakah mengatakan perasaan adalah sesuatau yang sangat salah..”

“Tentu saja salah jika kau mengatakannya di depan orang yang mencintaimu..” Kata Jongdae sepertimya sudah mengerti sedikit dengan apa yang terjadi. Dia sering mendengar dari Kyungsoo kalau Jongin masih belum bisa melupakan Yeolhee.

“Kyungsoo-ya.. kau tau apa yang aku lalui selama ini–”

“Tapi bukan begini caranya,” Suara Kyungsoo meninggi membuat Jongdae terlonjak kaget dan Jongin sontak menginjak pedal rem mobilnya secara tiba – tiba, “Awalnya kau bilang kau mencintai Jaehyun eo!? Saat itu aku percaya kau pasti bisa melupakan Yeolhee. Dan saat si kembar lahir, Aku tambah yakin kau sudah melupakan yeolhee karena kau seakan lupa dengan cerita masa lalumu dengannya. Lalu apa sekarang? Kau tiba – tiba–”

“Yeolhee memancingku tadi–”

“Kau tidak usah menyalahkan Yeolhee!”

“Aku tidak menyalahkannya!”

“Lalu kenapa kau mengatakan perasaan yang sudah terkubur itu pada Yeolhee di depan Istrimu?!” Cerca Jongdae yang kemudian langsung tersentak ringan karena terkejut dengan perkataannya sendiri. Tapi sedetik kemudian dia bernafas lega karena melihat ekspresi Jongin, sepertinya perkataannya tepat mengenai sasaran. Dia pikir dia salah bicara tadi.

“Aku tidak tau…”

“Bodoh!” Komentar Kyungsoo

“Bahkan kau tidak meminta maaf dan malah menghajar Baekhyun?” Komentar Jongdae
Anii–Ya, Kyungsoo-ya.. kau pasti tidak mendengar apa yang dikatakan Baekhyun kepadaku tadi!!”

Jongdae sontak menyenderkan punggungnya ke belakang merasa lelah seketika. Sementara Kyungsoo ingin mendorong Jongin keluar dari mobil dan meninggalkannya di jalan.

“Jongin-ah, aku sudah bilang. Kau tidak boleh melampiaskannya pada orang lain ng? Jika suasana hatimu sedang kacau kau bisa menelponku dan bertemu di tempat lain. Bukan di tempat mantan sainganmu berada,”

“Dia akan menjadi sainganku sampai aku mati,”

“Dewasalah jinjja!”

+


Viewing all articles
Browse latest Browse all 621

Trending Articles