Author : lightmover0488
Cast : Kim Jongin / Kim Kyura (OC)
Support : Kim Jongdae / Byun Baekhyun / Park Chanyeol
Genre : Romance, Fluff, School life, Pg-15, Friendship
Disclaimer : Hanya fiktif. No copy paste. This is mine!
===
Happy Reading, Lights^^
.
+Beberapa jam sebelum Chanbaek & CheonNa ke rumah Kyura +
.
Jongdae menguap lebar setelah memasuki pintu gerbang rumahnya. Perkulihannya benar – benar membuat matanya keriting sampai Jongdae sangat ingin memejamkan mata selama 2 hari penuh. Namun apa daya, 5 jam lagi pun tepatnya pukul 5.30 sore nanti dirinya akan kembali lagi ke kampus.
Setelah mengganti sepatu dengan sandal rumahnya Jongdae berjalan terseok – seok menuju kamarnya yang berada di lantai 2, menaruh sembarangan Tas gendongnya di lantai. Namun saat Jongdae hendak mengambil ponselnya di saku celana, matanya yang setengah terbuka sontak mendelik sempurna. Mulutnya pun ternganga tidak percaya dengan apa yang sedang dilihatnya di sofa ruang tengah rumahnya.
“KIM KYURAAAAA! APA YANG KAU LAKUKAN!”
Jongdae histeris membuat Kyura yang sedang tidur sontak terduduk tegak dengan mata yang setengah terbuka. Rambut panjangnya sebagian menutupi wajahnya, “Kenapa kau berteriak? Aku butuh istirah–Huaaaa!” Kyura hampir jantungan saat matanya melihat Jongin tertidur pulas di ujung sofa yang sedang ia tiduri, “Ya.. op—oppa.. Jo–jongin–”
“Kau tidak sekolah? Dan kenapa bocah ini ada disini!!” Setelah menetralkan kekagetannya Jongdae bersuara lagi kemudian menarik Kyura agar turun dari sofa sementara Jongin yang masih memejamkan matanya tidak bergeming sedikitpun.
“Oppa, aku..” Kyura berusaha mengingat kejadian sebelum dia tertidur sambil memegangi kepalanya yang pusing sementara jantungnya masih berdegup dengan kencang seperti habis tertangkap basah melakukan sesuatu.
“Bagaimana lenganmu?” Tanya Jongdae masih berdiri mematung di belakang sofa dengan menggandeng tangan Kyura
“Su–sudah lebih baik, Jong–in mengoleskan salep lagi tadi,” Gagap Kyura yang lambat laun teringat kejadian tadi. Dan bernafas lega karena dia tidak melakukan apapun yang senonoh di rumahnya sendiri. Lagipula Jongin hanya ikut tertidur beberapa sentimeter dari dirinya di sofa.
“Kau mau makan apa?” Tanya Jongdae yang habis melirik jam dinding sudah menunjukan pukul 12.20 siang. Lalu dirinya berjalan ke arah dapur dengan Kyura yang mengekorinya di belakang.
“Terserah Oppa saja,”
Jongdae yang langsung memutar otaknya langsung terduduk di kursi dapur sambil mencari menu masakan di internet. Sementara Kyura masih mengumpulkan nyawanya sehabis tidur, “Oppa, aku tidak masuk ke sekolah..” Curhatnya membuat Jongdae menengadah sedetik, “Aku tidak mau bocah itu mempengaruhi nilai akademismu, awas saja jika nilaimu turun. Akan aku laporkan pada Ibu..”
Kyura mendengus sebal, apalagi Jongdae mengatakannya dengan tidak menatap kearahnya, “Tadi aku sudah akan keluar pintu gerbang Oppa, tapi si Jongin itu memaksaku membolos–”
“Kau tidak perlu mencari alasan, toh nilai absensimu sudah berkurang sekarang,”
“Tapi–”
“Aku tidak mau tau urusan percintaan anak SMA, pokoknya Oppa tidak mau nilaimu anjlok lagi,”
Kyura memanyunkan bibirnya, Jongdae pasti sudah tau nilai pertengahan semesternya kemarin yang kurang memuaskan padahal Kyura hanya turun satu peringkat ke nomor 7 dari 37 siswa, “Percintaan.. cham..” Kyura berdecak lidah mengejek membuat Jongdae langsung memukul puncak kepala Kyura menggunakan ponselnya, “Aku tau ada sesuatu diantara kalian ish!”
“Aaaaaaaa!” Kyura memelototi Jongdae sambil memegangi kepalanya
“Berpacaranlah dengan positif! Awas saja jika kau hanya bermain – main–”
“AKU TIDAK BERPACARAN DENGANNYA!” Kyura mengangkat pantatnya lalu berniat menjambak rambut Jongdae namun tingkahnya terhenti saat mata Jongdae menatap ke arah belakang punggungnya.
“Aku pikir kalian sudah berpacaran,” Ujar Jongdae pada Jongin yang berdiri di belakang Kyura dengan mata masih setengah terpejam
“Belum, hyung..”
“Belum katamu?!” Jongdae mendelik sementara Kyura seperti ingin membekap mulut Jongin
“Ah.. maksudku, hm.. bagaimana ya,” Jongin berpikir dengan wajah polos lalu duduk di kursi menghadap Jongdae.
“Aku tidak akan berpacaran denganmu,” Kata Kyura
“Wae?”
“Karena aku masih ingin hidup,” Kyura sekarang duduk dengan jarak 1 kursi di samping Jongin
“Ah, maafkan aku.. kalau begitu kita akan berpacaran setelah lulus saja,”
“Heol..”
Jongin nyengir lebar, teringat perkataan Kyura sebelum gadis itu tertidur dipelukanya tadi–Bahwa Kyura menyukainya. XD
Walaupun Jongin belum yakin 100% dan Kyura pun sepertinya sudah lupa akan perkataannya sendiri, Tapi Jongin tetap saja tidak akan menyerah begitu saja. Dia yakin, pada akhirnya dia bisa bersama dengan Kyura tanpa gangguan dari sisi manapun.
Jongdae sontak dilanda kebingungan dengan omongan kedua bocah di hadapannya yang tiba – tiba gagal ia mengerti, “Kalian sedang membahas apa?”
“Membahas jika sekarang dialah yang menjadi fans sasaengku,” Ujar Kyura sambil lalu, kini dia membuka sebuah toples permen yang ada di hadapannya.
“Aku sangat menyukainya sekarang, hyung..” Jongin cengengesan seperti sudah tidak waras membuat Jongdae merinding seketika, “Aku akan menikahinya suatu saat nanti jika aku sudah menjadi dewasa,” Jongin tidak bisa jika tidak berbohong, sifatnya yang selalu jujur dan melontarkan apa yang sedang terpikir di otaknya meluncur begitu saja seperti air terjun niagara.
Jongdae melongo beberapa detik lamanya sama seperti Kyura yang seperti habis ditenggelamkan di sungai–tidak bisa bernafas. Sementara Jongin masih cengengesan menatap Kyura dengan senyumannya yang memabukkan.
“Oh, begitukah..” Jongdae berujar jengah saat di hadapannya Jongin masih memandangi Wajah Kyura yang sekarang sedang memainkan ponsel miliknya. Dan Jongdae tau bahwa adiknya itu sedang menyembunyikan kegugupannya sendiri.
“Kyura-ya.. Oppa lupa belum mengambil laundry milik Ibu dan Ayah di tempat Yuta, sekarang ambillah, Oppa akan memasak makan siang,”
Kyura dengan gerakan buru – buru langsung melompat berdiri dengan melemparkan ponsel Jongdae ke meja. Tanpa meminta uang pada Jongdae, Kyura pun yang masih salah tingkah karena perkataan Jongin berjalan gontai menuju pintu.
“Ya..”
Jongin tentu saja tidak mau berduaan dengan Jongdae, dengan kaki panjangnya Jongin mampu mensejajari Kyura yang sedang membuka pintu rumah.
“Kau tunggulah disini aku hanya ke laundry dekat rumah,” Ujar Kyura masih berjalan menuju gerbang sambil sibuk menenangkan pikirannya.
“Sirreoo..” Rengek Jongin masih setia berjalan di sebelah Kyura. Jika di lihat seperti itu, Jongin memang sudah seperti Laki – laki yang tidak pantang menyerah mengejar Apa yang ia inginkan, “Bukankah tanganmu masih sakit, aku akan membantu membawakan pakaian Eomonim dan Abeonim..”
Kyura lantas berhenti mendadak lalu memeluk tubuhnya sendiri, “Kim Jongin hentikan! Kau membuat bulu kudukku berdiri issh!”
“Apa maksudmu?” Sepertinya Jongin menanggapinya terlalu serius membuat Kyura berdehem kikuk
“Berhentilah memanggil mereka seperti itu, rasanya sangat aneh di telingaku..”
“Ya.. bukankah wajar jika calon menantu–”
“Kim Jongin!” Kyura memukul lengan Jongin seraya melirik orang – orang yang sedang menatap mereka berdua aneh, lalu Kyura tersadar saat matanya menatap seragam sekolah Jongin, “Ya tuhan, pantas saja orang – orang menatap kita seperti itu,”
“Kenapa?!”
Kyura mendesis di depan wajah Jongin, “Kau tidak sadar pakaianmu!?”
Jongin menunduk polos, “Ah.. kita masih memakai seragam di jam sekolah dan kita tidak berada di–”
Kyura pun berlari sebelum Jongin menyelesaikan kata – katanya, lebih baik dia menerobos melewati jalan setapak di samping rumah keluarga Hong. Akan memakan waktu lebih lama sebenarnya tapi itu lebih baik daripada harus terlihat membolos di jam sekolah seperti ini. Lagipula Kim Kyura adalah anak yang cukup terpandang di lingkungannya. Tentu saja dia tidak mau ada gosip murahan yang bisa mempermalukan kedua orang tuanya.
“Ya!” Jongin lagi – lagi kesal karena Kyura melakukan sesuatu diluar prediksinya. Dia masih berlari di belakang Kyura dengan terengah – engah, sama seperti Kyura yang sekarang lambat laun memelankan ritme berlarinya saat sudah melewati belakang perumahan, “Ini semua gara – gara kau– Harusnya aku mengganti dulu pakaianku tadi,” Sungut Kyura tanpa menoleh pada Jongin di sampingnya
“Mwoya.. kau sendiri yang meninggalkanku tadi,” Mata Jongin masih jelalatan melihat sekitar, kini di samping kanan dan kirinya bukan lagi perumahan mewah seperti tadi melainkan hanya sebuah lahan berumput dengan pepohonan yang asri dan sejuk. Bahkan Jongin bisa melihat ada sebuah kolam dan taman di tengah – tengahnya.
“Apakah kau sekarang sudah bisa merasakan berada di posisiku?” Kyura tiba – tiba berhenti berjalan lalu menghadap Jongin. Tiba – tiba saja dia terpikir sesuatu. Dan itu membuatnya ingin lebih mendiskusikan perasaannya pada Jongin agar semuanya menjadi jelas.
“Maksudmu?”
“Dulu aku juga sama sepertimu sekarang, mengejarmu.. tanpa kau sadari,” Kyura menjeda beberapa saat, “Kau tau kan bagaimana rasanya?”
“Kyura – ya.. apa yang akan kau katakan? Aku tidak mengerti..”
“Ani..” Kyura tiba – tiba saja menjadi bingung ditengah jalan, dia pun menghela nafas pelan lalu melanjutkan, “Saat aku mengejarmu dulu, ada perasaan Ingin sekali berbicara denganmu, Ingin selalu melihatmu, dan selalu Ingin bersamamu.. dan beberapa bulan lalu saat–Kau, Mengetahui identitasku dan keinginanku menjadi kenyataan–”
Jongin merasakan hatinya berdesir ketika kata – kata Kyura menjelma menjadi seperti sihir di telinganya. Entah perasaan apa ini namun Jongin sangat bahagia mendengarnya.
“Aku rasa aku sudah salah,”
“Salah kenapa?”
“Salah menyukaimu, harusnya aku tetap menjaga perasaanku agar Kau hanya sosok laki – laki idolaku. Tapi sepertinya sekarang sudah berubah..”
Kyura menunduk, merasa malu karena perkataannya lebih seperti menyatakan cinta pada seseorang. Sedangkan Jongin di tempatnya berdiri sedang berpikir dengan kerasnya. Dia sedang menilik ke belakang setelah Kyura memasuki dunianya. Jongin tidak lagi merasa bahwa Menari adalah hal yang menyenangkan baginya, Jongin tidak lagi merasa bahwa pelajaran di sekolah adalah prioritas utamanya dan Jongin tidak lagi merasa bahwa sebuah Cinta adalah sesuatu yang biasa saja, karena dia sekarang menyadari bahwa perubahan yang terjadi di dunianya tak lain hanya karena dia sedang jatuh Cinta. Sekatang, Bagi Jongin hal yang tadinya biasa saja menjadi sangat spesial di hidupnya, dan Jongin ingin sekali menjadikan Kyura sebagai penghuni baru di dunianya.
“Maafkan aku,” Kata Jongin membuat Kyura mendongak menatapnya. Sepertinya dia sudah mendengar Jongin meminta maaf berulang kali, “Tapi kita sudah terlanjur saling menyukai, dan keadaannya menjadi sangat tidak memungkinkan untuk bersama di sekolah. Ini semua gara – gara aku.. Kau boleh tidak memperdulikanku mulai sekarang. Aku akan menjadi apa yang kau lakukan selama menjadi fansku dulu–”
“Aniya.. aku tidak bermaksud menyalahkanmu.. Jongin-ah,”
Siluet senyum manis Jongin yang disukai seluruh umat manusia tersungging di bibirnya kala Kyura mengatakannya dengan menyentuh pergelangan tangannya, “Pasti akan menyenangkan dengan hanya memperhatikanmu tanpa kau sadari, yang penting aku sudah mengetahui perasaanmu padaku. Sekarang Aku akan sangat senang hanya menjadi pengamat kehidupanmu sampai kita lulus–” Kyura hendak membuka mulutnya untuk menanggapi omongan Jongin tapi laki – laki itu melanjutkan, “Bukankah aku sudah bilang akan menikahimu. Bahkan Jongdae Hyung mendengarnya tadi–”
“Ya!” Kyura memukul dada Jongin sampai tubuh tegap nan tinggi itu terhempas mundur satu langkah, “Berhentilah berkata jika kau akan menikahiku! Bisa saja perasaanmu berubah suatu saat nanti..” Kyura lalu mulai berjalan lagi meninggalkan Jongin yang tersenyum sangat lebar lalu berjalan riang menyusul Kyura, “Tidak akan,”
“Bagaimana kau tau?” Kyura menoleh ke samping dan melihat Jongin hanya mengedikkan bahunya santai lalu menghela nafas sambil menengadah menatap langit yang sedikit berawan, “Hanya saja aku sangat yakin akan hal itu,”
“Jongin-ah..”
Kepala Jongin kembali menoleh menatap wajah Kyura.
“Menarilah..”
Jongin berhenti melangkah. Dan tiba – tiba saja angin sepoi – sepoi berhembus di sekitar mereka berdua.
“Aku akan fokus pada sekolah, Kyura-ya..” Bohong Jongin, padahal kemarin dia sempat mendaftarkan diri untuk pensi ulang tahun sekolah sebulan lagi. Dan tentu saja Jongin akan berlatih secara diam – diam di ruang menari sekolah saat jam pulang sekolah agar tidak ada seorangpun yang mengetahuinya. Terkadang, dia akan berlatih di kamarnya sendiri. Sangat sulit memang bagi Jongin untuk tidak menari hanya sehari saja, tapi semua keputusannya mengharuskannya untuk mengucapkan selamat tinggal pada kegemarannya tersebut. Karena itu Jongin ingin menari untuk sekolahnya besok. Dan dia berjanji itu adalah yang terakhir kalinya.
“Kalau begitu aku juga,” Ujar Kyura tersenyum samar pada Jongin lalu melangkah lagi. Jongin pun tidak kuasa memendam keinginannya untuk menggenggam tangan Kyura.
Dan sepertinya Gadis mungil itu terlalu shock dengan perlakuan Jongin sampai – sampai Dia menjerit di dalam hati membuat sekujur tubuhnya menegang seketika.
“Aku hanya ingin merasakan menjadi pasangan yang normal, menggandeng tangan kekasihnya saat berjalan..” Ujar Jongin tak berdosa saat menyadari wajah tegang Kyura yang seakan – akan berkata ‘Apa yang sedang kau lakukan padaku!’
“Kau menganggapku kekasihmu sekarang?”
“Lalu apalagi? Hanya Teman?”
Kyura melepaskan tangan Jongin.
“Fans dan idola,” Kyura berkata seserius mungkin pada Jongin dengan bersedekap di dada. Menyembunyikan perasaannya yang sedang jungkir balik karena sikap Jongin. Membuatnya semakin tidak waras. Tentu saja Kyura sangat amat ingin menjalin hubungan dengan Jongin dan memamerkannya sebagai kekasih pada semua orang yang dijumpainya. Terutama di sekolah karena sebagian besar pergaulannya berada disana, Tapi itu semua tidak mungkin bukan? Kyura bisa saja digantung di tiang bendera sesegera mungkin jika itu terjadi.
Maka dari itu, saat ini dia akan menjaga jarak dari Jongin tanpa harus kuatir berjauhan dengan laki – laki itu. Dia lega dan bersyukur karena mampu menyatakan perasaannya yang sebenarnya. Dan sepertinya, tanpa Kyura berkata macam – macam lagi. Jongin memang menyukainya. Dan kenyataan bahwa mereka berdua saling menyukai sudah membuatnya senang. Walaupun mungkin semua pihak tidak menyetujui hubungan mereka tapi Kyura Tidak lagi uring – uringngan terhadap perasaannya. Dia akan kembali ke sekolah dengan tenang, dan akan menganggap semuanya tidak akan pernah terjadi.
“Kau harus mengatakan bahwa gadis yang ada di foto bukan aku..” Kyura menyeletukkan begitu saja pendapatnya
“Aku akan melakukannya..” Jongin yang tadi sudah akan mengomentari perkataan Kyura akhirnya menelannya bulat – bulat. Its okay, bukankah tadi Jongin mengatakan kalau sekarang dia akan menjadi apa yang Kyura lakukan dulu. Menjadi seorang sasaeng fans. :”)
“Tapi ada syaratnya..”
“Apa?” Kyura penasaran sampai mengerutkan alisnya
“Batalkan duetmu dengan Luhan di acara pensi sekolah,”
Kyura mendengus, “Kemarin Luhan sudah mendaftarkan nama Kami,”
“Aish!” Jongin lagi – lagi berhenti melangkah lalu menatap Kyura sangat luar biasa tajam, bahkan membuat gadis itu mundur selangkah karena ngeri, “Aku akan menghapus namamu!”
“Jongin-ah, aku hanya mendampinginya bernyanyi..”
“Dan kau akan selalu mendampinginya berlatih!” Jongin tiba – tiba saja tersulut emosi, teringat kembali perkataan Luhan tadi malam. Bahwa Kyura akan menjadi miliknya? Cham, Jongin rasa dia tidak akan membiarkan hal itu terjadi.
“Jongin-ah.. aku dan Luhan hanya sebatas teman sekelas–”
“Dan aku sangat membenci statusnya yang menjadi teman sekelasmu!”
“Kau tau aku menyukaimu,”
Jongin lantas terdiam untuk sesaat, “Tapi Luhan menyukaimu..”
+++
“Ya! Kau! Apakah kau gila!? Kenapa kau tidak membalas pesanku–” Baekhyun menaboki lengan Jongin dengan sangat heboh saat dirinya dan Chanyeol melihat laki – laki tan itu sedang meregangkan tubuhnya karena tertidur di lantai depan televisi keluarga Kim.
“Aawww! Keuman!”
“Dan untuk apa kau di ada di rumah Kyura hah–hhmmp!?” Baekhyun meninggikan suaranya yang sontak di bekap oleh Chanyeol karena siapa tau Jongdae dan lainnya yang ada di lantai 2 mendengar keributan memalukan ini.
“Kyura terluka..”
“Kami tau,” Potong Chanyeol, “Dan sepertinya itu gara – gara kau..”
Jongin langsung merengut lalu mengubah posisi duduknya agar lebih nyaman, “Aku tau ish! Kau tidak perlu memperjelasnya. Aku akan mengatakan pada semua orang jika gadis yang aku peluk itu bukan Kyura!” Seloroh Jongin menggebu membuat Baekhyun beserta Chanyeol lantas menatapnya dengan pandangan mata seolah – olah ingin mengetahui rencana Jongin. Namun beberapa detik lamanya dihabiskan Laki – laki manis itu dalam diam membuat Chanyeol dan Baekhyun menatap Jongin dengan pandangan lelah, tentu saja dirinya tidak mempunyai rencana apapun di otaknya dan hanya mengatakan hal yang mustahil dilakukan.
“Sudahlah, teman. Kalian hanya perlu menyelesaikan sekolah dan setelahnya bisa–”
“Tidak bisa yeol! Aku tidak bisa membiarkan Luhan merebut Kyura!”
“Eh? Apa maksudmu? Kenapa kau membawa Luhan dalam masalahmu?”
“Ah jinjja, tadi Kyura bilang Luhan sudah memasukkan namanya untuk tampil bersama di pensi sekolah,”
“Ya ampun, mereka hanya berduet,” Baekhyun berkata sambil membuka sebuah snack yang ada di meja. Tadinya memang Jongin dan Jongdae sedang menonton film bersama setelah makan siang namun Jongin malah ketiduran dan Jongdae sudah akan pergi ke kampus.
“Ya!!” Tiba – tiba Chanyeol memekik dengan gerakan tubuh yang sangat rusuh, “Biarkan mereka bersama – sama, Jongin-ah.. itu akan membuat desas – desus hubunganmu dan Kyura melebur dan dia tidak perlu mendapatkan kesulitan di sekolah! Bukankah ideku ini cemerlang–”
Jongin terlihat sekali tidak menyukai ide Chanyeol, jelas – jelas tadi dia sudah berkata jika dirinya sangat tidak menyukai kedekatan Luhan dan Kyura. Tapi Si Park Chanyeol yang sayangnya sahabat terbaiknya itu malah memberikan sebuah ide yang sangat menjengkelkan baginya.
Hah…
Jongin membuang nafasnya frustasi, sebenarnya dia belum sepenuhnya lupa bahwa Beberapa jam yang lalu Kyura sudah menyatakan perasaannya, bahwa dia menyukai Kim Jongin. Kenyataan yang cukup membuatnya lega dan bahagia. Namun juga ada sesuatu yang masih mengganjal di hatinya, Bagaimana kelanjutan nasib Kyura di sekolah besok jika keadaannya menjadi seperti ini?
“Aku.. pikir itu ide yang bagus..”
Setelah menunggu cukup lama komentar Jongin, Baekhyunlah yang angkat bicara untuk merespon ide Chanyeol, “Lagipula bukankah Kyura menyukaimu. Dan Kalian bisa saja bertemu di luar jam sekolah bukan? Jadi kenapa kau sangat kesusahan seakan – akan kau sedang menanggung beban seorang presiden,”
“Kau pikir dengan kenyataan Kyura menyukaiku dan juga sebaliknya bisa menyelesaikan masalah? Lalu bagaimana dengan Kyura? Bukankah gadis – gadis Soojung dan Yeonwoo begitu menyeramkan sekarang?”
“Maka dari itu Kau hanya perlu menutup mulutmu dan tidak melakukan apapun. Biarkan mereka lelah sendiri dan berita itu pasti menghilang dengan sendirinya..”
“Bagaimana kalau tidak?” Jongin meninggikan suaranya ketika Chanyeol berkata demikian, bahkan dia tidak peduli sedang berada dimana.
“Ada Daena dan Cheonsa, Jongin-ah.. sekarang mereka tau keadaannya. Dan tidak akan membiarkan Kyura di bully lagi di sekolah..” Sanggah Chanyeol lagi dengan suara baritonnya yang ikut meninggi pada Jongin. Sementara Baekhyun hanya menatap bergantian keduanya dengan sesekali menggaruki hidungnya yang gatal.
“Aish–”
“Lagipula kau tidak bisa mengeluarkan nama Kyura dari daftar peserta, hari ini sudah ditutup..” Kata Chanyeol bersedekap di dada sambil menatap Jongin dengan pandangan mengejek, “Salahkan dirimu yang tadi tidak masuk ke sekolah tadi,”
Hening
“Bahahahaha..”
Baekhyun dan Chanyeol terbahak ketika wajah Jongin berubah semakin masam dan menderita. Mereka tidak tahu bahwa temannya yang satu itu benar – benar bodoh dalam masalah percintaannya, “Santai saja kawan, semua akan baik – baik saja besok..” Baekhyun yang tidak tega karena Jongin masih membungkam mulutnya akhirnya menepuk – nepuk punggung Jongin pelan, “Kyura tidak akan di serang lagi besok karena Tunanganku sudah menyelesaikannya tadi…” Lanjut Baekhyun bangga membuat Chanyeol mengacungkan jempolnya sementara Jongin kembali berwajah bodoh lagi karena tidak paham dengan omongan Baekhyun.
+++
Jongin berjalan dengan terus merunduk menatap layar ponselnya. Masih mengenakkan seragam Soojung, Kedua kakinya melangkah santai menuju ruang tari yang berada di lantai 3, “Oh.. Kyura-ya.. Kau sudah sampai rumah?” Jongin bertanya saat Kyura mengangkat teleponnya. Tiba – tiba sebuah senyuman terukir di wajah Jongin kala gadis di sebrang telepon berkata, “Ne, aku sudah sampai rumah,”
“Tidak ada yang mengganggumu seharian ini bukan?” Tanya Jongin lagi seraya menilik langit sore yang sedikit mendung.
“Aniya, hanya beberapa siswa yang menatapku sadis..”
“Aku yakin tidak hanya beberapa..”
Kyura di sebrang telepon terkekeh ringan membuat Jongin tersenyum masam.
“Kau sudah tau..”
“Gwaenchana?”
“Tentu saja.. Tidak perlu berlebihan mengkhawatirkanku, Jongin-ah. Apakah kau sudah pulang?”
“Eo?” Jongin terperanjat begitu saja, “Sebenarnya aku akan mengikuti pensi sekolah..”
Hening.
“Aku akan menari untuk yang terakhir kalinya, Kyura-ya”
“Kau tidak perlu berhenti..”
“Aniya.. Sepertinya merindukanmu lebih menyenangkan daripada harus berlatih setiap hari untuk menari..” Jongin lalu mendengar Kyura tersedak sesuatu yang lantas membuatnya tertawa sangat lebar, Dia jadi ingin berlari ke rumah Kyura sekarang. Membayangkan Kyura yang tersipu sambil salah tingkah padanya adalah hal yang menyenangkan bagi Jongin. XD
“Aigo ternyata mulutmu bisa juga menggombal. Aku kira kau hanya bisa berkata menyebalkan..”
“Jadi kau mempercayai perkataanku sekarang,”
Jongin sudah memegangi kenop pintu ruang tari yang mendingin.
“Tentu saja. Bukankah kau sekarang sangat menyukaiku..”
Jongin terkekeh lalu memasuki ruangan gelap itu, menyalakan saklar yang sudah dia ingat dan melepaskan tas gendongnya untuk ia masukkan ke dalam loker, “Eo.. Aku sangat menyukaimu. Ya tuhan aku tidak percaya kita akan menjadi seperti ini. Bahkan mendengar suaramu membuatku sangat–”
“Jongin-ah hentikan. Aku geli mendengar perkataan konyolmu..”
Jongin terkekeh renyah seraya melepaskan kemeja sekolahnya, “Ah Kyura-ya.. Apakah hari ini kau sudah berlatih dengan Luhan huh?”
“Belum. Luhan akan ke rumah nanti untuk memilih lagunya,”
Jongin ditempatnya langsung terbakar amarah, “Ya!”
“Aku bercanda, Dia tidak akan kesini–“
“Jongin?”
Jongin yang sudah bertelanjang dada sontak menoleh ke belakang. Dan matanya melebar saat Yebin berdiri di ambang pintu yang terhubung dengan ruang latihan dan ruangan ganti, “Sedang apa kau disini?”
“Jongin-ah? Kau sedang bersama siapa?”
Suara Kyura terdengar saat Jongin masih menjauhkan ponselnya dari telinga karena terkejut dengan suara Yebin. Detik berikutnya Jongin pun mematikan sambungannya begitu saja dengan Kyura. Entah kenapa dia masih saja takut hubungan backstreetnya akan terbongkar.
“Ye–bin? Aku? Ng.. Aku,” Jongin yang tadinya masih memakai kaosnya sampai leher kini memasangkannya dengan benar ke tubuh atletisnya.
“Kau akan menari lagi?” Suara Yebin terdengar sangat antusias namun wajahnya tetap datar seperti sebelum – sebelumnya. Sebenarnya dia juga sedang berlatih menari di ruangan ini sejak tadi, karena dirinya akan mengikuti pensi. Tapi Yebin mendengar suara seseorang dari ruang ganti, dan.. Dia mendengarnya. Dia mendengar semua percakapan Jongin dan mengetahui siapa yang pria itu telepon. Apakah mereka berdua sudah jadian?
“Sepertinya aku akan ikut pensi,”
Senyum Yebin mengembang saat Jongin berkata demikian, “Kata Guru Lee Jika memang kau mengkutinya sebagai dancer. Kita bisa berkolaborasi berdua,”
“What?!”
To be continued