Tossing & Turning
by Authumnder
Red Velvet’s Seulgi & EXO’s Kai | slight!Angst, AU
“Chasing your shadow, I wander in circles.
It’s you that I long for, it’s you that I hunger.”
—Roxette, Neverending Love.
***
Kalau tidak bisa tidur, biasanya ia mulai menyigi memoar lama yang tak mau larut. Kalau matanya masih nakal tak mau mengatup hanya dengan kenangan manis serupa nostalgia pertemuan pertama, kepalanya bakal memusing lagi menggali ingatan-ingatan itu—tanpa henti sampai pemberi sindrom patah hati menyetop dirinya.
Selarut ini dan kedua indra penglihatannya masih menatap jelas, terbuka lebar menyoroti langit-langit kamarnya. Habis sudah segala album manis yang akan membuat bibirnya merekah membentuk seulas tawa, yang tersisa kini hanya beberapa detail patetis yang suka bikin nyeri.
Tapi penalaran Kim Seulgi tak pernah bisa terkalahkan, boleh-boleh saja kalau kau mau menyebutnya tukang bikin onar atau biang sial yang seringkali membuat si gadis kita terisak pilu—karena itulah sekarang memorinya kocar-kacir, berlarian menyusun satu cerita yang melibatkan seorang pemuda berlabel Kim Jongin.
Tak pernah sekali pun Seulgi melupakan sosok si laki-laki. Bahkan ketika matanya baru sekali menangkap figurnya dari kejauhan. Bahkan ketika Kim Jongin akhirnya menyadari tilikan Seulgi yang mulai menusuk lantas tersenyum lebar alih-alih memelototinya. Bahkan ketika mereka akhirnya berkawan di penghujung Februari. Bahkan ketika Jongin akhirnya berbisik di telinganya,
“Hei, Seulgi, aku menyukaimu. Mau jadi pacarku?”
Namun tentu saja romantika mereka tak berhenti sampai di bagian Seulgi meneriakkan ‘ya!’ dan Jongin tertawa menggenggam tangannya.
Mereka hanya dua orang mahasiswa, Demi Tuhan. Bukan saat yang tepat untuk mendeklarasikan rasa dan asa yang mereka pikir bakal bertahan selamanya—atau, paling tidak itulah yang ada di kepala Seulgi sewaktu Jongin tiba-tiba mengajaknya makan malam berdua di restoran beken.
Tetap saja, harapan tidak selalu muncul jadi kenyataan di final. Alih-alih janji baru, kalimat yang telinga Seulgi terima adalah,
“Maaf, Seulgi. Kurasa aku tidak bisa melanjutkan ini. Sungguh maafkan aku.”
Di situlah si indra pemberi sinyal patah hati datang menyela, sekaligus menghancurkan ulasan cinta Kang Seulgi yang karam.
Tahun sudah berganti—Kim Jongin sudah menghentikan saluran afeksinya dua tahun yang lalu, mereka berdua sudah hilang dari peredaran perguruan tinggi, masing-masing kini punya profesi sendiri. Lantas mengapa, Seulgi seringkali berteka-teki, ia masih juga berkeliaran di lingkaran kenangan mereka yang usang, tak bisa lagi diperbaharui?
End.
Finished: 18:30 | January 04, 2015.
(a/n): umm, maaf kalo narasinya kebanyakan dan dialognya terlalu dikit. xD dan ini aku ngambil tema Never Ending Love, ya! x3