Quantcast
Channel: kim-jongin « WordPress.com Tag Feed
Viewing all articles
Browse latest Browse all 621

[Serendipity] Love Request

$
0
0

LR

Author : lightmover0488

Cast : Byun Baekhyun, Kim Jongin, Yuan, Yeeun, Lay, OC

Genre : Family , Romance , Fluff, Marriage Life, NC21

Lenght : Oneshot

Disclaimer : Hanya untuk hiburan semata. dilarang meng-Copy paste.

Warning: Typo berceceran

 * HappyKaiDay *

Baca Juga Serendipity 1- 15, Serendipity Extra Chapter , Serendipity Still , Serendipity Hot daddy

===

Happy Reading

 

.

 

Baekhyun yang baru saja memasuki ruangannya sambil membawa tas kerjanya lantas tersenyum saat Yeolhee menyambutnya dengan wajah bersinar sehabis mandi.
“Kau mau langsung mandi atau istirahat dulu?” Yeolhee yang sedang duduk di sofa dengan masih mengenakan bathrobe dan handuk di kepalanya bertanya saat Baekhyun berjalan ke arahnya dengan rambut merahnya yang belum dirubah sejak seminggu yang lalu.
“Yuan dan Yeeun?” Baekhyun langsung rebahan dengan bersandar pada paha Yeolhee.
“Baru saja tidur,” Yeolhee kemudian melepaskan dasi Baekhyun sekalian sabuk yang membelit pinggang suaminya kemudian berkata, “Kapan aku boleh melanjutkan kuliahku?” Yeolhee tidak tau kenapa ingin menayakannya pada baekhyun.
“Kau akan melanjutkannya? Kupikir kau akan mengurusi si kembar,”
“Aku bosan dirumah,”
“Bawalah si kembar ke luar kalau begitu,”
Yeolhee menghembuskan nafasnya kemudian menyingkirkan kepala Baekhyun dengan wajah ditekuk. Maksudnya adalah, dia ingin melakukan sesuatu di luar rumah seperti bekerja atau yang lainnya. Bukannya membawa Bayinya kemana – mana. Kenapa Baekhyun tidak mengerti?
“Ya!” Baekhyun sebal karena Yeolhee sekarang meninggalkannya ke kamar.
Dengan menyambar jas kerjanya Dia pun berjalan terseok – seok menyusul Yeolhee ke kamar karena kakinya benar – benar sangat ngilu karena lelah bekerja.
Setelah membuka pintu dan menutupnya lagi, Baekhyun kemudian memperhatikan Yeolhee yang sedang duduk menghadap meja riasnya sambil menyisiri rambutnya yang sudah kering.
“Bahkan si kembar belum genap satu tahun, kenapa kau sudah ingin melanjutkan kuliahmu?” Baekhyun berdiri di belakang punggung Yeolhee sambil bersedekap, menatap wajah istrinya yang baru saja ia sadari sangat kusut. Bahkan ada lingkaran hitam di sekitar matanya.
“Aku jenuh,”
“Yeolhee-ya..” Baekhyun berjalan kemudian memeluk Yeolhee dari belakang kemudian mencium pipinya, “Kau bilang kau ingin merawatnya sendiri. Aku bisa saja menyewakan baby sitter untuk mereka,”
“Aku lelah,”
“Aku tau,” Baekhyun semakin erat memeluk Yeolhee, sebenarnya Baekhyun sudah sering mendengar keluhan ini dari Yeolhee sejak lama. Tapi Baekhyun tidak bisa melakukan apa – apa karena dia juga punya pekerjaannya di kantor, makannya di setiap akhir pekan Baekhyun akan mengurusi Yuan dan Yeeun sepanjang hari agar Yeolhee bisa beristirahat.
“Sepertinya aku banyak mengeluh,”
Aniya.. aku tau mengurus si kembar tidak mudah, kau bahkan kehilangan berat badanmu sangat banyak,”
Salah satu tangan Baekhyun mengelusi tangan Yeolhee dengan masih bergelayutan di punggung istrinya. Kemudiam selang beberapa detik, Suara tangisan Bayi terdengar dari baby talkie yang berada di hadapan Yeolhee yang segera membuang nafasnya keras – keras. Bahkan dia baru saja mengoleskan krim pada putingnya karena lecet.
“Aku akan mendiamkannya, kau–” Perkataan Baekhyun terhenti saat dia mendengar suara lain terdengar melewati baby talkie tersebut.
“Ssstt.. Yuan-ah.. kau bisa membangunkan saudaramu, sstt..”
Kemudian suara tangisan Yuan tidak terdengar lagi membuat Yeolhee bernafas lega, “Aku bersyukur Jaehyun selalu bisa mendiamkannya, Ya Tuhan terimakasih..” Yeolhee ingin menangis membuat Baekhyun terkekeh melihatnya. Baginya Istrinya benar – benar sangat berlebihan barusan.
“Ssstt..”
Baekhyun dan yeolhee kembali terdiam menatap alat tersebut. Sepertinya Jaehyun tidak sedang sendirian disana.
“Kenapa kau selalu kabur dariku!”
Baekhyun dan Yeolhee menelengkan kepalanya bersamaan dengan adanya suara Jongin barusan.
“Katakan padaku itu obat apa huh?!”
“Ssstt.. apakah kau tidak lihat–“
“Baiklah kalau begitu keluar dari sini!” Suara Jongin terdengar sangat tidak ramah ditelinga.
Baekhyun segera berdiri tegak, sepertinya suasananya menjadi tidak enak di ruangan si kembar. Pria itu menatap Yeolhee melewati kaca meja rias dengan wajah bertanya – tanya.
“Aku rasa Jongin mengetahuinya,” Kata Yeolhee berbisik pada Baekhyun karena kuatir Jaehyun dan Jongin mendengarnya.
“Mengetahui apa?”
“Kim Jaehyun, Keluar sekarang!”
“Aku akan memberitahumu nanti,” Suara Jaehyun sangat memohon pada Jongin.
“Selama ini Jaehyun meminum pil peluruh sperma,” Kata Yeolhee masih dengan kepelanan suaranya tapi Baekhyun..
“WHAT?!” Baekhyun berseru karena kaget kemudian membekap mulutnya sendiri.
“Ya! Byun Baekhyun apakah kalian sedang menguping!? Yeolhee-ya, kau bilang apa tadi?!”
“An–aniya..”
“Aku mendengar kau menyebut tentang pil tadi! Itu pil apa!?”
“Ya! Kenapa kau membentak istriku!”
Kemudian suara tangisan Yuan terdengar lagi diantara mereka. Membuat Yeolhee dan Baekhyun dengan kompak langsung beranjak dari sana menuju kamar sebelah.
Beruntung mereka berdua langsung melihat siluet bayangan Lay yang sedang berjalan di koridor lantai dua dengan membaca buku, Baekhyun langsung mendapat ide.
“HYUNG!”
Lay yang sudah berganti pakaian tidur menoleh pada baekhyun.
“Aku akan menitipkan Yuan di kamarmu lagi, apakah kau keberatan?”
“Dengan senang hati,” Lay langsung menanggapinya dengan sumringah kemudian berjalan menuju kamar si kembar dengan Baekhyun yang sekarang sudah membuka pintu kamar diikuti Yeolhee di belakangnya.
Jongin dan Jaehyun masih berada disana, di samping box Yuan dengan saling bertatapan. Jongin masih menatap wajah Jaehyun dengan wajah mengeras, sepertinya Jaehyun belum memberitahu Jongin tentang obat itu.
Aigooo Yuan-ah.. ssstt.. ayo kita pergi ke kamar paman…” Lay yang sebenarnya masih kebingungan dengan Jongin dan Jaehyun tidak mau ambil pusing, dia segera berlari mengambil Yuan yang masih menangis ke pelukannya sebelum Yeeun ikut terbangun dan kamar itu menjadi sangat ramai.
“Kalian keluarlah,” Kata Yeolhee sepeninggal Lay pada keduanya tapi hanya Jongin yang bergerak dengan wajah menyeramkan menatap Baekhyun dan Yeolhee kemudian keluar kamar dengan membanting pintu ruangan membuat Baekhyun langsung mengumpat.
“Maafkan aku,” Jaehyun kemudian berjalan juga menuju pintu.
“Kau harus berhenti, Jaehyun-ah.. jika kau memang hamil kau bisa cuti dan kembali bekerja setelahnya,” Kata Yeolhee yang tau masalah Jaehyun, Baekhyun yang sekarang mengambil Yeeun agar tidur di tempat tidur hanya bisa menyimak percakapan kedua wanita tersebut.
“Sungguh aku belum siap,”
Ani.. kau hanya perlu menghentikan obat itu agar tidak begitu mempengaruhi tubuhmu,”
“Tapi jika aku hamil bagaimana,”
“Jika kau meminumnya terus kau akan cepat  mandul,” Baekhyun menengahi dengan asal – asalan dengan berbaring miring sambil menyangga kepalanya dengan tangan di atas tempat ridur, Yeeun di sampingnya masih tertidur pulas dengan posisi tengkurap.
“Kau berbohong?” Jaehyun nampak ragu nampak pula percaya dengan perkataan Baekhyun. Sementara Yeolhee seperti menahan tawanya, dia kemudian pura – pura sibuk mengambil selimut Yeeun yang masih berada di box.
“Aku sering menemani Yeolhee ke dokter kandungan dulu dan aku sering bertanya – tanya,” Baekhyun terlihat sangat meyakinkan dengan menata rambut merahnya dengan cara yang sangat sombong.
“Kau sudah meminumnya berapa bulan?” Tanya Baekhyun
“Sejak 3 hari aku menikah dengan Jongin,”
Aigo..” Yeolhee menggelengkan kepalanya pura – pura prihatin membuat Jaehyun langsung berbalik badan dan berjalan gontai menuju pintu.
“Bahaahhaa..” Baekhyun terbahak setelah Jaehyun menutup pintunya, “Aku sungguh sangat pintar berekting,”
“Aku rasa Jaehyun benar – benar mempercayaimu,” Kata Yeolhee cengengesan dengan menarik selimutnya sampai menutupi dirinya dan Baekhyun.
“Kasihan sekali Jongin, sepertinya dia sangat ingin mempunyai bayi,” Mata Baekhyun lalu menatap Yeolhee yang sudah melepaskan bathrobenya dan sekarang hanya tersisa gaun tidur putih yang super sexy dan transparan, “Bagaimana kalau kau saja yang hamil lagi,”
“KAU GILA!” Yeolhee menanggapinya dengan sangat galak kemudian berniat menutupi tubuhnya menggunakan selimut sampai dada tapi Baekhyun menang cepat. Dia melompati tubuh mungil Yeeun dan segara menyambar tubuh Yeolhee dengan tubuhnya, menindihnya kemudian melumat bibirnya dengan kedua telapak tangannya yang menangkup pada pipi yeolhee.
sepertinya Baekhyun sudah tidak bisa menahan libidonya sendiri, rasa lelahnya yang tadi tiba – tiba menguap di udara saat menikmati bibir Yeolhee seperti ini. Bahkan suara lenguhan istrinya menjadi sangat indah daripada sebelumnya, Baekhyun mengira mungkin karena dia sudah jarang menjamah tubuh Yeolhee berbulan – bulan lamanya.
“Nnghhh..”
Kedua tangan Baekhyun beralih menurunkan gaun Yeolhee yang menutupi Benda berharganya lalu menjilati leher Yeolhee sekaligus menyesapnya kuat – kuat. Rasa rindu Baekhyun sudah melewati ubun – ubun dan dia menyesal sudah memindahkan Yeeun ke tempat tidur.
“Eeughhh..” Yeolhee tercekat saat bibir Baekhyun sekarang melumat payudaranya yang masih perih.
“Ya.. kenapa–” Baekhyun tiba – tiba mengangkat tubuhnya sambil memeletkan lidahnya membuat Yeolhee langsung teringat sesuatu.
“Aku habis mengoleskan krim anti sakit tadi, bahaha aku lupa, Mian..”
Aishh..”
Tidak mau gentar sedikit saja, Baekhyun kemudian melepaskan gaun tidur yeolhee sekalian dengan celana dalamnya, lalu menindih lagi tubuh Yeolhee yang lebih kurus dari pada sebelumnya kemudian mencium bibirnya lagi kali ini lebih rakus. Suara decapan dan lenguhan terdengar di ruangan tersebut namun Yeeun tidak bergemimg sama sekali membuat orang tuanya semakin gencar melakukan hal senonoh di depannya.
Saat Yeolhee Merasakan sekujur tubuhnya sudah kepanasan, tangannya dengan lihai melepaskan kancing kemeja Baekhyun sekaligus resleting celananya, setelah itu Baekhyun langsung saja melepaskan semua pakaiannya seraya menatap Yeolhee yang sedang berwajah tidak sabar menunggu Baekhyun melakukan sesuatu pada tubuhnya, “Palli,” Yeolhee melingkarkan tangannya ke leher Baekhyun kemudian menyambar lagi Bibir suaminya yang sudah mengkilat merah pasca ciuman tadi.
“Aahh…ssss–” Baekhyun langsung saja menusuk Vagina Yeolhee untuk pertama kalinya sejak 4 bulan yang lalu, “Mmhhhhh..” Erangan Yeolhee tercekat di kerongkongan saat ekor matanya sempat menangkap Yeeun masih tertidur pulas di sampingnya, merasa tidak bebas.
“Baekhh–hyunhh–”
Yeolhee tidak bisa menahan kenikmatan ini, tangannya mengelus pipi Baekhyun sambil terengah kemudian melumat bibirnya dengan nafsu yang memuncak.
Baekhyun masih menaik turunkan tubuhnya dengan satu tangan mengusap – usap Klitoris Yeolhee dengan telunjuknya. Memutarnya perlahan kemudian mengocoknya sampai Yeolhee kembali mengerang tertahan diantara ciumannya.

“Byun baekhyun aku mencintaimu dengan rambut itu..” Yeolhee yang sejak beberapa detik lalu hanya memandangi wajah Baekhyun yang berada diatasnya membuka suara dengan lirih, nafasnya mulai tersengal karena pergerakan Baekhyun yang menggila. Yeolhee merasa sprei ranjang ini sudah basah terkena cairan cintanya.
“Aku tau kau pasti tambah mencintaiku,” Baekhyun nyengir lebar selebar – lebarnya kemudian sedikit mengedikkan kepalanya membenarkan letak poninya yang menjuntai – juntai indah.
“Aaaahhhh–hh,”
Baekhyun masih mempertahankan tawa indahnya saat Yeolhee mendesah barusan, kemudian mengeluarkan juniornya saat merasakan dirinya akan mencapai puncak.
“Ya.. bisakah kau diatasku? Kau tau aku belum duduk sejak pulang kerja tadi,”
Yeolhee yang tadi mengira Baekhyun akan mengakhiri percintaannya langsung bersorak kegirangan, karena terlalu bersemangat berpindah posisi yang menyebabkan tempat tidurnya bergoyang – goyang, bibir Yeeun pun sempat bergerak – gerak dan membalik tubuhnya sendiri sampai miring menghadap Ayah dan Ibunya dengan mata terpejam rapat. Baekhyun dan Yeolhee yang sedang berpose aneh sempat menahan nafas. Kemudian tangan yeolhee pun langsung menepuk – nepuk bokong Yeeun sampai Bayi 9 bulan itu benar – benar bernafas teratur.
“Sudah aman,” Bisik Baekhyun sambil mengalihkan tangan Yeolhee yang sedang menepuk bokong Yeeun lalu ia letakkan di atas dadanya, “Are you ready my baby bo bo hyuuu~~
Baekhyun berusaha ber-aegyo seimut mungkin tapi Yeolhee malah memandanginya sangat aneh, “Menggelikan!”
“Aaahhh–” Desahan Baekhyun lolos begitu saja saat istrinya itu memasukan vaginanya dengan sangat kasar, “OMG! You are so hot,” Baekhyun mencubit pipi Yeolhee secara menggemaskan kemudian beralih mengelusi kedua benda kenyal kesayangannya. Sementara Yeolhee tidak mengindahkan apapun bentuk aegyo baekhyun, bahkan Dia terlalu lemas untuk membuka matanya. Sesaat setelah dia memasukkan vaginanya, sepertinya junior Baekhyun langsung menyodok g-spot nya tadi. Kedua tangan Yeolhee masih tertumpu di atas dada Baekhyun, suara desahan pelan Pria berambut merah menyala itu sekarang mendominasi ruangan sunyi tersebut karena Yeolhee hanya berhasil mengerang pelan dengan menahan rasa nikmatnya dalam – dalam. Ingin sekali menyalakan AC tapi mereka masih sadar bahwa disampingnya ada Yeeun yang sedang tertidur, “Kenapa kau harus membawa Yeeun kemari..” Protesan keluar dari bibir Yeolhee yang masih mengkeatas bawahkan tubuhnya membuat mata Baekhyun terbuka dan tertutup saking nikmatnya, “Aku pikir aku sudah akan tidur tadi. Tapi kau menggodaku,”
Yeolhee menyibak rambut panjangnya yang membuatnya kegerahan sambil mendesah, “Aku tidak melakukan apa – apa saja kau berkata bahwa aku menggodamu bagaimana kalau aku benar – benar menggodamu ck..”
“Yeeun dan yuan tentu saja akan mendapatkan adik,”
Yeolhee mengerang dengan mencengkram kedua bahu Baekhyun karena sedang mencapai puncak, “Aku akan meminta obat milik Jaehyun,”
“Yaa.. tidak boleh,”
“Aaahhh Baekhyun–” Yeolhee menjatuhkan tubuhnya sampai menempeli tubuh Baekhyun lalu mendesah persis di sebelah telinga baekhyun, “Mmhhhhhh–” Tubuh Yeolhee masih bergerak naik turun benar – benar seperti mempunyai tenaga ekstra.
Baekhyun di bawahnya hanya bisa mengecupi leher Yeolhee sambil sesekali menahan nikmat, semoga saja Yeeun tidak bangun sampai besok pagi.
“Aku kuatir dengan rumah tangga Jongin,”

 

= Love Request =

“Kyungsoo-ya.. kau dimana?”
“…”
“Kebetulan. Aku akan kesana. Kau bersama kekasihmu?”
“…”
“Tunggu aku,”
Jongin membuka pintu mobilnya yang berada di garasi mansionnya kemudian memacu mobilnya ke salah satu bar di daerah gangnam tempat Kyungsoo dan teman – temannya berada. Sebenarnya Jongin tidak ingin meninggalkan Jaehyun di rumah, tapi jika dia tidak mencari tau sendiri sepertinya Jaehyun tidak akan pernah memberitahunya tentang obat yang selama ini dia konsumsi. Ngomong – ngomong, kenapa Jongin malah menanyakan keberadaan Kyungsoo? Yeah, kalian pasti ingat beberapa bulan lalu pria bermata lebar itu menjalin hubungan dengan seorang gadis dari fakultas kedokteran di kampusnya. Dan akhir -akhir ini dirinya dan teman -temannya memang masih sering bertemu untuk sekedar mengobrol dan bersenang -senang.
Memang tidak ada yang berubah dalam hidup Jongin semenjak dia menikah dengan Jaehyun, sebenarnya ingin sekali pindah dari mansion agar dirinya tidak sering – sering bertemu dengan Yeolhee tapi dia juga tidak mau meninggalkan keponakan kembarnya yang sangat ia sayangi. Yah, Jongin juga mencintai Jaehyun. Wanita itu sungguh berperan sebagai istri yang Jongin harapkan, tapi jauh dari itu semua sebenarnya dia tidak ingin Yeolhee berada di sekitarnya. Terkadang pikiran masa lalunya tentang Yeolhee mencuat begitu saja, hanya terkadang saja tapi cukup membuat hatinya begitu ngilu.
Tidak terasa mobil Jongin sudah terparkir di pelataran sebuah bar mewah berlantai 2. Setelah memakai jas kantornya yang masih sama seperti yang dipakainya seharian ini, Jongin pun melangkahkan kakinya memasuki Bar tersebut. Suara dentuman musik yang DJ mainkan langsung memekakkan telinga Jongin, saat itu pandangan matanya langsung tertuju pada sekumpulan orang yang duduk di mini bar tempat biasa mereka berkumpul, Luhan sedang melambai padanya.
“Ya.. kau seperti lelaki kesepian. Biasanya kau membawa Jaehyun. Mana dia?” Tanya Luhan menepuk bahu Jongin pelan, Jongdae serta Kyungsoo sontak menatap Jongin bersamaan.
“Dimana Sejin?” Jongin balik bertanya pada Kyungsoo yang notabene adalah kekasih Oh Sejin.
“Dia sedang ke toilet. Ada apa?” Kyungsoo mencium gelagat aneh sahabatnya kemudian menyodorkan segelas soda pada Jongin karena dia tau Suami Jaehyun itu tidak bisa minum alkohol.
Tanpa berkata karena mood nya masih kacau, Jongin pun merogoh saku jasnya kemudian mengeluarkan botol kecil berisi pil berwarna putih yang tinggal setengah. Membuat Kyungsoo, Jongdae dan Luhan merapatkan kepalanya demi melihat obat macam apa yang dibawa Jongin.
“Ini apa?” Tanya Jongdae tidak paham sama sekali kenapa Jongin malah mengeluarkan benda seperti itu, wajahnya sampai berlipat – lipat kebingungan.
“Mana aku tau,” Jawab Jongin datar kemudian merogoh saku celananya karena ponselnya bergetar.
“Ya apakah kau sedang tidak baik dengan Jaehyun gara – gara–Ya!” Jongdae sontak merampas ponsel Jongin saat telepon dari Jaehyun ia tolak, “Ada apa denganmu?”
“Kim jongin.. yahh~ kau Datang sendirian?” Tiba – tiba Sejin menyeruak diantara Jongin dan Kyungsoo, merasa sedikit heran karena Jongin berada disini tanpa Jaehyun , “Eo.. ini apa?” sebelum Jongin menjawab, mata Sejin lebih dulu menemukan botol kecil milik Jaehyun kemudian ia terawang dan mengocoknya pelan, “Jongin-ah, apakah istrimu belum siap mempunyai anak?”
“Itu obat apa?” Perasaan Jongin tidak enak mendadak, matanya menatap layar ponselnya saat tiba – tiba benda tipis itu bergetar lagi di genggamannya. Luhan, Kyungsoo, Jongdae yang tidak tau apa – apa serempak menunggu jawaban Sejin.
“Ya.. ini pil hormonal semacam penekan kehamilan,”
What?!” Luhan yang paling heboh, dia sampai berdiri dari bangkunya sendiri lantas menoleh pada Jongin yang barusan seperti tertampar sesuatu.
“Kau tidak tau?” Tanya Jongdae pada Jongin
“Tidak,” Jongin terlihat sangat shock, dia pikir selama ini Jaehyun selalu terlihat baik – baik saja. Dan kapan pula istrinya itu sampai bisa memiliki obat seperti itu tanpa sepengetahuannya? Jongin pikir Jaehyun sangat ingin mempunyai anak darinya. Tapi sepertinya pekerjaanya lebih penting dari pada rumah tangga mereka.
Jongin lalu berdiri secara tiba – tiba membuat kepalanya pusing mendadak. Dia akan meminta penjelasan Jaehyun setelah ini, “Terimakasih–”
“Jongin-ah.. obat ini tidak begitu ada pengaruhnya pada kesehatan Jaehyun. Kau tidak boleh bertengkar setelah ini hm?” Sejin berkata setelah melihat wajah Jongin berubah menyeramkan, “Jika dia berhenti meminumnya, kesuburanya akan segera pulih. Kau tenang saja..”
“Bukan itu masalahnya!”
“Jongin-ah..” Jongdae segera berusaha menenangkan Jongin, dia menarik lengan pria berpenampilan berantakan itu agar kembali duduk.
Jongin kemudian menyambar sebuah botol wine yang tergeletak di depan Kyungsoo lalu menenggaknya banyak – banyak. Masa bodoh jika setelah ini dirinya tidak bisa mengendarai mobil karena mabuk. Dan keempat sahabatnya pun hanya bisa menghela nafas pasrah dengan keadaan Jongin.
“Aku akan pulang dan–menyelesaikan semuanya,” Kata Jongin setelah hanya hening diantara mereka semua. Hanya Luhan yang sedari tadi sibuk mengambil botol Wine dari tangan sahabatnya itu agar Jongin berhenti minum tapi usahanya sia – sia.
“Aku pulang, sampai jumpa..” Jongin berkata lagi sambil cegukan kamudian berdiri dengan menyampirkan jasnya ke pundak.
“Baiklah aku akan mengantarmu,” Luhan menawari lantaran kuatir dengan Jongin yang sebentar lagi akan mabuk–eh, mungkin sudah mabuk.
Aniya, Jaehyun bilang dia sedang berada di apartemenku..”
“Akan kupanggilan taxi saja,”
“Tidak usah..”
“Yak! Kau mabuk!”
Andwaee..”

 

= Love Request =

Jaehyun masih duduk menekuk lutut di sofa ruang tengah apartemen yang Jongin beli beberapa tahun lalu. Sebenarnya dia dan Jongin tidak sering kemari sejak pernikahan karena lebih nyaman berada di mansion, apalagi dengan adanya Yuan dan Yeeun. Keadaan mansion benar – benar menjadi sangat membahagiakan dan ceria. Jaehyun merasa sudah sangat cukup ikut membantu merawat si kembar maka dari itu dia berpikir belum menginginkan kehamilan yang baginya masih sangat dini tersebut.
Jari – jari Jaehyun tidak ada henti -hentinya menghubungi Ponsel Jongin yang sejak sejam lalu tidak digubris oleh suaminya. Dia tau Jongin pasti marah padanya dan dia akan memberitahu semuanya setelah ini. Dulu saking takut dirinya akan hamil, Jaehyun langsung pergi ke klinik kebidanan terdekat untuk membeli pil tersebut tanpa sepengetahuan Jongin.
Beberapa menit sangat hening di sekitar Jaehyun sampai pintu apartemen akhirnya terbuka dan menampilkan sosok Jongin yang berjalan agak sempoyongan, matanya langsung tertuju pada Jaehyun yang segera berdiri, “Jongin-ah! Apakah kau mabuk?!”
“Tidak..” Jongin berjalan dengan mata berkedip – kedip karena kelopak matanya sangat berat, jangan lupakan wajahnya yang mendingin sambil berjalan semakin memasuki ruangan, tangannya melepaskan kancing teratas kemeja putihnya karena gerah.
“Kim Jaehyun!”
Jaehyun yang sudah berhadapan dengan Jongin mencelos dengan suara dingin suaminya barusan, jantungnya tiba – tiba berdentum tak karuan.
“Kau aku pecat!”
Ne?”
Jongin menarik kerah kemeja Jaehyun sampai wajah mereka hanya berjarak beberapa senti saja. Jaehyun pun langsung mengerti dengan apa yang Jongin katakan barusan.
“Lalu apa yang kulakukan dirumah jika aku tidak bekerja?”
Jongin lalu mendorong Jaehyun sampai menabrak pintu kamar, “Kenapa kau menyembunyikannya dariku!?”
“Jo–ngin-ah.. aku minta maaf–” Mata Jaehyun sudah berkaca – kaca tapi Jongin yang masih dipengaruhi alkohol membuka pintu kamarnya dan menarik Jaehyun masuk dengan kasar.
“Kau tau aku tidak suka dibodohi. Apakah kau tidak menganggapku suamimu?” Jongin berjalan maju lantaran Jaehyun selalu mundur  menjauhinya, “Lalu untuk apa kau menikah denganku!?”
Jaehyun yang sejak tadi merunduk takut sontak menatap wajah dingin Jongin yang baru pertama kali ia lihat. Air mata Jaehyun benar – benar terjatuh saat Jongin mengatakannya. Tentu saja untuk hidup bahagia dengan Jongin kan? Jaehyun selalu berpikir seperti itu. Dia kira kebersamaannya bersama Jongin sudah membuatnya sangat bahagia. Tapi kenapa hanya karena dirinya belum siap mempunyai anak Jongin sampai seperti ini?
“Kim Jaehyun!” Jongin berseru lagi ketika Jaehyun malah terdiam hanya menatapnya. Sepertinya Jongin memang sudah kehilangan akal sehatnya, “Aku pikir kehadiranmu saja tidak cukup, aku ingin kehadiran seorang anak agar hatiku tidak goyah..” Untung saja mulut Jongin masih bisa terkontrol untuk tidak membawa – bawa nama Yeolhee padahal keadaannya sedang mabuk.
Mwo?
Jongin tiba – tiba melepaskan kemejanya karena semakin kegerahan. Kemudian mendorong Jaehyun sampai dirinya bisa menginvasi tubuh istri yang berada di bawahnya. Menyambar bibir Jaehyun secara rakus sambil mencengram kedua bahunya sangat keras. Perlu dicatat selama ini Jongin tidak pernah melakukannya di bawah pengaruh alkohol seperti ini dan Jaehyun baru merasakan luapan emosi Jongin tercampur dalam ciumannya. Tentu saja Jaehyun langsung meronta dibuatnya.
Wae? Setelah kau tidak mau mempunyai anak dariku, kau tidak mau melakukannya denganku?” Kata – kata Jongin benar – benar menjadi berkali – kali lipat lebih menusuk hati Jaehyun. Tapi gadis yang masih menangis itu tidak mau menjelaskan semuanya jika Jongin sedang mabuk seperti ini karena semuanya akan menjadi sia – sia saja.
“Jongin-ah..” Jaehyun sedikit mendongak saat bibir Jongin sedang menyapu rahang serta lehernya, sambil mengambil nafasnya banyak – banyak, “Jongin, Bukankah kau bilang akan mengenalku lebih jauh? Aku mencintaimu,”
Jongin masih tidak bergeming. Kegiatannya semakin lincah seperti sudah profesional. Apalagi sekujur tubuhnya sungguh seperti terbakar. Masih memposisikan diri di atas Jaehyun menggunakan kedua lututnya Jongin pun melepaskan celananya sampai tubuhnya tidak tertutupi helaian benang satupun. Sementara matanya terfokus pada Jaehyun karena di matanya sekarang Istrinya benar – benar sangat indah.
“Jongin-ah..”
“Aku sudah membuang botol itu,” Jongin melepaskan semua kain penutup tubuh mulus Jaehyun satu persatu dengan tergesa – gesa, “Dan besok kau tidak akan ke kantor,”
“Jongin-ah, aku janji tidak akan meminum obat itu lagi. Aku harus tetap bekerj–” Jongin melumat bibir Jaehyun lagi, entah kenapa kepalanya sangat pusing mendengar perkataan Jaehyun.
Kemudian kedua tangan Jongin mencengram benda kenyal milik Jaehyun dan meremasnya sangat kencang membuat si pemilik sontak menggeliat dengan sekuat tenaga, “Kim Jongin–hh!”
Sesaat setelah Jaehyun melepaskan paksa pagutan Jongin, dia menolehkan kepalanya ke samping saat Jongin lagi – lagi ingin mencium bibirnya. Kedua tangannya memegangi tangan Jongin minta di lepaskan namun bukan Jongin namanya jika ia menyerah begitu saja.
Dengan menyeringai menyeramkan yang baru pertama kali ini dilihat Jaehyun, lutut Jongin dengan kasar membuka paha Jaehyun sampai membuat gadis itu tersentak. Dan tanpa persiapan apa – apa pun, Jongin langsung melesakkan juniornya dengan sekali dorongan yang sangat mantap.
Kedua tangan Jaehyun kini berpindah mencengram selimut, dengan mata terpejam dia menjenjangkan lehernya karena merasakan ngilu di bawah sana, sama seperti saat pertama kali melakukannya.
“Aaaaakhh–”
Sekujur tubuh Jaehyun bergetar, salah satu tangannya memegangi tangan Jongin yang meremas payudaranya sangat kuat sementara tangan lain ikut memasuki vagina Jaehyun dengan masih memasuk keluarkan Juniornya secara kasar, “Jaehyun-ah, Ayo kita pindah ke apartemen ini,”
Jaehyun yang sedang menerima semua perlakuan kasar Jongin lalu membuka matanya sambil menahan rasa ngilu yang sudah tidak terasa seperti tadi, “Kenapa kau tiba–tiba ingin–pindah–hhh..” Jaehyun bertanya diakhiri dengan erangan panjang menahan nikmat, kelopak matanya sungguh sangat berat.
“Kau bilang kau ingin berdua denganku saja,”
“Eh?” Jaehyun takjub untuk beberapa saat, bagaimana Jongin bisa membaca pikirannya? Apakah orang yang sedang mabuk mempunyai indra tambahan?
“Bukankah kau ingin kita saling mengenal lebih jauh lagi..” Jongin berkata tanpa memelankan juniornya bahkan keempat jari Jongin semakin mengorek – ngorek vagina Jaehyun yang benar – benar sangat tepat menyentuh g-spotnya.
“Aaaaaahhh–Jongin–hhhh,”
“Tanpa kau berkata – kata pun aku tau arti pandangan matamu, dan aku tentu masih ingat perkataan ku dulu kalau aku perlu mengenalmu lebih jauh,”
Jaehyun ingin menatap wajah Jongin namun dirinya sudah tidak tahan menahan klimaksnya sendiri. Jaehyun kepanasan, nafasnya memburu dan Jongin masih menjilati lehernya dengan nafsu,
“Nnghhhh..” Jongin mengerang pelan saat Jaehyun mengeluarkan cum nya, seakan didorong sesuatu pergerakannya semakin menjadi dengan kedua tangannya kini berpindah memegangi pundak Jaehyun erat. Sepertinya tubuhnya sudah begitu lelah dan kepalanya terasa sangat berdenyut. Tapi kegiatannya sungguh masih setengah jalan, Jongin merasa sebentar lagi dirinya akan menyemburkan spermanya.
“Jaehyun-ah.. aku rasa aku ingin muntah,”
Mwo?”
Jongin akhirnya mengeluarkan spermanya, kemudian tidak mampu mendesah lagi dirinya langsung memutuskan kontaknya dengan Jaehyun lalu terduduk diantara kaki istrinya–terengah dengan wajah berubah pucat.
“Jongin-ah..”
Jaehyun yang sebenarnya masih merasakan kebas di kemaluannya sontak terduduk tapi Jongin sudah melompat turun dari ranjang dan berlari ke kamar mandi. Dengan mendesah sebal Jaehyun pun ikut turun dari ranjang menyusul suaminya yang sedang muntah – muntah seperti ibu hamil saja.
“Ya.. sudah tau kau tidak bisa meminum alkohol. Kenapa masih saja ngotot meminumnya? Memangnya masalahmu itu sangat berat sampai ingin mabuk – mabukkan begitu?” Jaehyun memijati tengkuk Jongin namum pria itu terlalu lelah untuk merespon kata – kata Jaehyun.
Setelah dirasa perutnya tidak lagi terasa berputar – putar. Jongin pun bangkit dari posisinya berjongkok lalu berjalan sempoyongan ke tempat tidur. Jaehyun dengan masih bertelanjang lantas berjalan keluar kamar untuk mengambil air hangat dan madu untuk menghilangkan efek mabuk Suaminya.

 

= Love Request =

 

Pagi harinya setelah semuanya bersiap untuk ke kantor, meja makan keluarga Byun sudah penuh sesak dengan segala macam jenis makanan. Mulai dari makanan khusus untuk Tuan Byun yang sedang ketat menjaga kesehatannya, Ny Byun yang hanya memakan salad dan segala macam makanan yang tidak berlemak, sampai bubur wortel dan brokoli milik Yuan dan Yeeun.
Beberapa menit kemudian saat Tuan Byun sudah memulai sarapannya, terlihat Baekhyun sedang berlari tunggang langgang dari lantai 2 yang langsung terduduk di kursi sebelah Ny Byun. Sementara Yeolhee di belakangnya berjalan santai dengan Yeeun di tangan kanannya. Ttentu saja penampilan ibu beranak kembar itu masih mengenakan gaun tidur dan rambut yang digelung keatas sementara Yeeun hanya memakai kaos berwarna Pink dengan Diapers yang baru saja di ganti oleh Yeolhee, di kepalannya terdapat jepitan kecil berbentuk bunga yang disematkan di rambut – rambut halus milik Yeeun.
“Apakah kau hanya membasuh wajahmu?” Tanya tuan Byun yang dari tadi sudah menunggu anak – anaknya turun.
Ne..” Jawab Baekhyun singkat kemudian menunggu Yeolhee memberikan semangkuk nasi untuknya dengan tidak sabar karena dia sudah terlambat, sementara Yeeun sudah duduk diam di kursi khususnya di sebelah Yeolhee.
“Yuan kemana?” Kali ini Ny Byun seperti kehilangan sesuatu.
“Yuan disini…” Tiba – tiba suara Lay menyeruak diantara ruang makan sambil menggendong Yuan yang sekarang tertawa melihat Ayah dan Ibunya di meja makan, setelah Lay menaruhnya di samping Yeeun, bayi laki – laki  itu sontak menjerit gembira, “Ma,” Bibir mungil Yuan sontak berkata sambil menunjuk semangkuk bubur di hadapannya. Sampai saat ini perkosakataan yang dimiliki Si kembar memang hanya beberapa kata saja seperti, Ma & Pa. Walaupun begitu, Saat mendengarnya untuk pertama kalinya Baekhyun maupun Yeolhee merasa seperti habis memenangkan sebuah lotre triliunan won.
“Aa,” Yeolhee menyendokkan bubur itu ke mulut Yuan setelahnya ke mulut Yeeun. Tidak menyadari bahwa sedari tadi Yeeun hanya menatap 2 kursi kosong di hadapannya.
“Ada apa, Yeeun-ah?” Tanya Yeolhee membuat semua kepala tertuju pada Yeeun. Bayi 9 bulan tersebut menujuk kursi di depannya dengan telunjuk kecilnya.
“Ah, dimana Jongin dan Jaehyun?” Tanya Tuan Byun lalu menolehkan kepalanya ke sekitar. Baekhyun yang dari tadi memang sedang buru – buru untuk rapat tidak peduli, apalagi Lay saat ini pasti sedang menyiapkan mobilnya. Dia tentu saja tidak mau ambil pusing dengan keberadaan Jongin maupun Jaehyun.
Tidak ada yang menjawab membuat bibir Yeeun sontak mengkelung sedih. Lalu masih dengan pipi menggelembung karena makanannya belum ia telan. Yeeun mulai menangis, “Yeeun-ah, Paman dan Bibi masih berada di kamar..” Yeolhee mengangkat Yeeun dari kursinya membuat Tuan dan Ny Byun malah tertawa melihat kelucuan Yeeun. Mungkin selama ini sudah terbiasa sarapan bersama Jongin dan Jaehyun, Yeeun merasa kehilangan. Lagi pula selama ini mereka berdua seperti ayah dan Ibu kedua untuk si kembar.
“Ssstt.. Yeeun-ah..” Entah kenapa telinga Baekhyun sangat tidak mood mendengar suara tangisan anaknya, dia pun beranjak dari kursinya membuat Yuan saat itu juga menggoyang – goyangkan kedua tangannya di udara bermaksud memprotes ayah ibunya yang selalu meninggalkannya. Tangisan keduanya pun tidak bisa di cegah. Ruangan dapur sontak menjadi sangat ramai hanya dengan suara tangisan si kembar. Baekhyun dengan wajah ditekuk sontak menggendong Yuan, sebelah tangannya menyambar begitu saja tas kerjanya.
Keurae keurae ayo, Ayah akan membawamu pada Paman Jongin, ssstt diamlah..” Baekhyun juga merebut Yeeun yang sedang berada di gendongan Yeolhee kemudian berjalan keluar mansion dengan Yeolhee yang membuntutinya dari belakang.
“Ya.. kau akan membawanya kemana?!” Yeolhee bertanya agak telat. Sebenarnya otaknya menjadi sangat blank jika kedua anaknya mulai menangis karena dia tidak tau harus melakukan apa.
“Tentu saja ke apartemen Jongin,” Kata Baekhyun yang tidak sengaja melihat kamar Jongin kosong tadi pagi saat ia mengambil berkas pekerjaannya. Sementara Lay yang berdiri untuk membukakkan pintu mobil kini sedang tercengang melihat si kembar berada di gendongan Baekhyun sambil menangis.
“Jika kita ke apartemen Jongin, apakah waktunya akan cukup?” Tanya Baekhyun yang sekarang sudah berada di dalam mobil dengan Yeeun dan Yuan yang berdiri di kedua pahanya. Lay pun langsung melirik Yeolhee seakan memberitahunya kalau waktunya tidak cukup.
“Baiklah aku akan ikut. Langsung saja ke kantor, aku yang akan menjaga si kembar disana,”
Dan Yeolhee baru sadar bahwa si kembar sudah terdiam di dalam mobil super mewah itu dengan mata berairnya yang jelalatan menatapi sekitar dengan mulut menganga. Mungkin karena takjub dengan mobil yang sekarang bergerak maju.

 

= Love Request =

 

Jongin terganggu dengan suara ponselnya yang berdering. Kepalanya langsung terasa sangat pegal dan berdenyut menyakitkan saat indra di sekujur tubuhnya kembali aktif. Matanya sontak terbuka lebar dan baru menyadari posisinya yang setengah  tengkurap memeluk Jaehyun, “Jaehyun-ah,”
Jongin shock. Dia pikir tubuhnya terlalu memepet Jaehyun ke ranjang. Dan… Jongin semakin kaget saat dirinya menyadari bahwa mereka berdua dalam keadaan telanjang bulat. Tangan Jongin lalu menarik selimutnya sampai menutupi Tubuh Jaehyun yang terlentang. Sementara dirinya masih terduduk di samping tubuh Jaehyun, tiba – tiba potongan kejadian semalam menyembul begitu saja di otaknya. Sejak dirinya menemukan botol obat milik Jaehyun, Bar, mabuk, dan…
“Ya tuhan…” Jongin menjambak rambutnya sendiri. Dia berani bertaruh Jaehyun pasti sangat terluka dengan perkataannya. Apalagi dia ingat benar kelakuan kasarnya semalam. Awalnya Jongin memang akan marah pada Jaehyun tapi setelah dia memikirkannya Dia tidak berhak memaksa Jaehyun agar segera mengandung anaknya. Lagipula Sejin berkata obat itu tidak akan ada pengaruhnya terhadap kesehatan Jaehyun. Ah, Jongin menyesal sudah meminum minuman laknat di bar kemarin.
“Ng? Jongin- ah..” Jaehyun menggeliat sambil mengucek sebelah matanya. Lalu mencari jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 8 pagi, “Kenapa kau duduk diam disitu? Kau tidak mandi?” Jaehyun berkata dengan suara seraknya yang biasa ia dapat saat pagi hari.
Jongin masih menatap Jaehyun tanpa menjawabnya.
“Mandilah, aku akan membuatkanmu sarapan..” Jaehyun pun berniat terduduk namun Jongin malah memeluknya sampai Jaehyun terbaring lagi di tempat tidur.
“Maafkan aku,” Suara Jongin hampir seperti berbisik. Semakin erat melingkari leher Jaehyun dengan wajahnya yang ia sembunyikan di cerukan leher Istrinya, “Aku..”
“Aku tidak ingin kau mabuk – mabukan lagi seperti itu Jongin-ah.. kau tau kau tidak bisa meminumnya,”
Jongin mengangguk, “Otakku berpikir pendek saat tau obat itu…”
Jaehyun yang sedang manatap langit – langit kamarnya menghela nafas, “Jongin, Aku benar – benar belum siap mempunyai seorang anak. Aku takut kau akan terbengkalai dengan adanya Bayi kita,”
Jaehyun sedikit tersenyum dengan apa yang ia katakan membuat Jongin ikut terkekeh merdu di telinga Jaehyun, “Ya.. memangnya aku ini semacam pekerjaan yang bisa terbengkalai..”
Jaehyun semakin merengkuh tubuh Jongin sampai tubuh mereka menempel satu sama lain, “Jongin-ah.. Biarkan aku menghapus sosok Yeolhee dari pikiranmu dulu baru aku akan siap mengandung anakmu,”
Jongin semakin merunduk, menyesali apa yang selama ini sering bersarang di pikiran dan hatinya. Dia baru menyadari bahwa selama ini dia terlalu sibuk mencari cara untuk melupakan Yeolhee semata dan Jaehyun lah yang menjadi senjata utamanya.
“Baiklah, kita akan pindah, Jongin-ah..”
Jongin mengangguk lagi kemudian mengguling tubuhnya sampai miring menghadap Jaehyun, “Kau belum siap mengandung anakku karena kau tidak ingin keluar dari pekerjaanmu atau kau tidak ingin aku bercinta denganmu dengan masih memikirkan Yeolhee?”
“Dua – duanya,” Jaehyun menjawabnya hanya sepersekian detik kemudian menggeser tubuhnya semakin mendekat pada Jongin lalu bermain dengan nipple Suaminya menggunakan telunjuk membuat Jongin tercekat, “Seharusnya aku yang bertanya kepadamu, untuk apa kau menikah denganku..”
“Karena aku ingin menikahi gadis yang mencintaiku,” Jongin menyibak selimut yang menutupi tubuh Jaehyun
“Gezz.. dasar menyebalkan,”
Jongin tersenyum lebar lalu memeluk Jaehyun, “Tapi aku menyukaimu sungguh. Hanya saja jika melihat Yeolhee terkadang, perasaanku menjadi aneh,”
“Kau harus terus berdekatan denganku agar bisa mencintaiku sepenuhnya,”
Arraseo, akan kupastikan aku akan selalu mengajakmu berkencan hanya berdua,”
Jaehyun tersenyum sangat cantik kemudian melepaskan pelukan Kai, menangkupkan tangannya ke pipi Jongin lalu mengecup bibirnya sekilas.
“Beritahukan apapun kepadaku, jika kau ingin konsultasi dengan dokter kau harus mengajakku,”
Ne..” Jaehyun menatap wajah Jongin, bahagia sekali mempunyai suami super tampan sepertinya, “Ponselmu terus saja berdering,”
Jongin berdecak sebal lalu tanpa mengindahkan siapa penelponnya langsung mengangkat telepon yang ternyata video call dari Yeolhee.
“YAAKKK! Kurangajar kau! Kenapa lama sekali mengangkat teleponku! Yuan dan Yeeun sampai lelah menangis!!” Seruan Yeolhee mengagetkan Jongin maupun Jaehyun, “Ya! Yuan Yeeun lihat, itu paman Jongin,”
Jaehyun tertawa melihat wajah masam Yeolhee. Sepertinya dia sedang berada di kantor Baekhyun.
“Yuan-ah.. annyeong..” Jongin melambaikan tangannya pada Yuan yang sedang menatapnya dengan aneh karena ada wajah Jongin di layar ponsel Ibunya.
“Yeolhee-ya, aku dan Jaehyun akan pindah ke apartemen,”
Mwo?!” Suara Yeolhee terlihat sangat kaget, “Ya.. bagaimana kalian melakukannya kepadaku! Tadi pagi saja Si kembar menangisi kalian, lalu kalau kalian pergi aku bagaimana hah?!”
Jaehyun yang menutupi badannya menggunakan selimut lantas ikut menjejeri kepala Jongin, “Mereka akan terbiasa, Yeolhee-ya..”
“Lihat saja Yeeun bahkan tidak peduli denganku hahahaha,” Jongin tertawa melihat Yeeun hanya meliriknya datar barusan.
“Ahh jinjja. Mereka berdua mirip sekali dengan Baekhyun sangat menyebalkan. Aku tutup, Jaehyun-ah..”

 

Pip

 

“Kau lihat? Aku tidak mau seperti itu, repot sekali. Aku bisa terkena baby blues jika aku mempunyai anak sekarang,” Jaehyun kini beranjak dari tempat tidur
Ara ara..” Jongin berjalan dengan memakai pantie nya kemudian mengambil kemeja kebesaran Jaehyun di lantai sekaligus memakaikannya.
“Jadi kau tidak jadi memecatku kan?”
Jongin tertawa garing dengan wajah yang menahan malu karena teringat kata – katanya sendiri tadi malam, “Kau harus mendampingiku ke Gyeonggi nanti siang, Sekretaris Kim..” Jongin melingkari pinggang Jaehyun lalu berjalan berdampingan keluar kamar.
“Ah, kenapa margamu tidak diubah manjadi Byun?”
“Karena aku selalu tertawa jika membayangkan namaku berubah menjadi Byun Jongin,” Jongin langsung bergidik ngeri sementara Jaehyun menatapnya aneh.
“Aku memang sengaja tidak merubah marga ayah tiriku,”
Wae?”
“Aku sibuk,”
Heol

 

 

 

 

The End


Viewing all articles
Browse latest Browse all 621

Trending Articles